Urutan Wali Nikah yang Berhak Menikahkan Mempelai Wanita

oleh -370 views

Diantara rukun nikah adalah adanya wali mempelai perempuan. Wali ini yang berstatus sebagai pemilik hak otoritas terhadap si perempuan, oleh karenanya, adanya wali merupakan hal yang sangat urgent dalam akad nikah. Sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah Saw:

«لا نِكَاحَ إِلا بِوَلِيٍّ وَشَاهِدَىْ عَدْلٍ، والسُّلطَانُ وَلِيُّ مَنْ لا وَلِيَّ لَهُ».الخطيب عن أبي هريرة
الكتاب: جمع الجوامع المعروف بـ الجامع الكبير
المؤلف: جلال الدين السيوطي (٨٤٩ – ٩١١ هـ)

Artinya: “Tiada nikah kecuali dengan wali dan dua saksi yang adil. Dan penguasa adalah wali bagi orang yang tidak memiliki wali.”
diriwayatkan oleh Al-Khathib dari Abu Hurairah.

Wali di sini tentunya bukan hanya terfokus pada ayah mempelai perempuan saja, akan tetapi, juga kepada laki-laki dari keluarga si perempuan yang telah di tetapkan oleh syariat. Oleh karenanya, kita perlu mengetahui rentetan wali tersebut. Adapun rinciannya sebagaimana yang dipaparkan dalam kitab Al-Miftah Fi An-Nikah dan dalam kitab Fathul Qarib berikut:

[1] المفتاح في النكاح /16-17
(الولي في النكاح واحق الأولياء بالتزويج)اولى اللأولياء واحقهم بالتزويج الأب ثم الجد ابو الأب وان علا ثم الأخ الشقيق ثم ثم الأخ لأب ثم ابن الأخ الشقيق ثم ابن الأخ لأب وان سفل ثم العم الشقيق ثم العم لأب ثم ابن العم الشقيق ثم ابن العم لأب وان سفل ثم عم الأب ثم ابنه وان سفل ثم عم الجد ثم ابنه وان سفل ثم عم ابي الجد ثم ابنه وان سفلوهكذا على هذه الترتيب في سائر العصبات، ويقد الشقيق منهم على من كان لأب، فاذا لم يوجد احد من عصبات النسب فالمعتق فعصبته ثم معتق المعتق ثم عصبته ثم الحاكم او نائبه

فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب، محمد بن قاسم بن محمد بن ممحم (المتوفى: 918هـ)
(وأولى الولاة) أي حق الأولياء بالتزويج (الأب، ثم الجد أبو الأب) ثم أبوه وهكذا. ويقدم الأقرب من الأجداد على الأبعد، (ثم الأخ للأب والأم) ولو عبر بالشقيق لكان أحصر، (ثم الأخ للأب، ثم ابن الأخ للأب والأم) وإن سفل، (ثم ابن الأخ للأب) وإن سفل، (ثم العم) الشقيق ثم العم للأب، (ثم ابنه) أي ابن كل منهما وإن سفل (على هذا الترتيب)، فيقدم ابن العم الشقيق على ابن العم للأب.

Dari redaksi di atas dapat kita simpulkan dan kita nalar bahwa urutan wali nikah sebagai berikut:

  1. Ayah
  2. Kakek (dari jalur ayah)
  3. Ayahnya kakek (dari jalur ayah) dan seterusnya
  4. Saudara kandung
  5. Saudara seaya
  6. Anaknya saudara laki-laki (yang seayah-ibu)
  7. Anaknya saudara laki-laki (yang seayah)
  8. Paman (dari jalur seayah-ibu)
  9. Paman (dari jalur seayah)
  10. Anak laki-lakinya paman (dari jalur seayah-ibu)
  11. Anak laki-lakinya paman (dari jalur seayah)
  12. Cucunya paman (dari jalur seayah-ibu)
  13. Cucunya paman (dari jalur seayah)
  14. Pamannya ayah (dari jalur seayah-ibu)
  15. Pamannya ayah (dari jalur seayah)
  16. Anak pamannya ayah (dari jalur seayah-ibu)
  17. Anak pamannya ayah (dari jalur seayah)
  18. Pamannya kakek (dari jalur seayah-ibu)
  19. Pamannya kakek (dari jalur seayah)
  20. Anak pamannya kakek (dari jalur seayah-ibu)
  21. Anak pamannya kakek (dari jalur seayah)

Wali nikah harus orang yang paling lebih dekat (Al-Aqrab) sesuai urutan di atas, kecuali wali yang dekat tidak ada, maka boleh berpindah ke wali (Ab’ad) yang selanjutnya, atau juga terdapat wali yang dekat akan tetapi tidak memenuhi syarat sebagai wali, maka juga beralih ke wali selanjutnya sesuai urutan di atas. Adapun syarat bisa menjadi wali adalah islam, baligh, berakal, merdeka dan adil.

Author: Fakhrullah
Referensi:

  • Al-Miftah Fi An-Nikah | Al-Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz.
  • Fathul Qarib | Syeikh Ibnu Qasim Al-Ghazi.
banner 700x350

No More Posts Available.

No more pages to load.