Gus Muhib Ungkap Rahasia Menjadi Seorang Faqih

oleh -678 views

Jum’at 6 Desember 2024, KH. Muhibbul Aman Aly atau yang kerap disapa Gus Muhib menyampaikan materi terkait kontekstualisasi kitab turast, pada pembukaan acara Bathsul Masa’il Wustha ke-14 Pondok Pesantren Syaicona Moh Cholil. Beliau adalah Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Besuk Pasuruan yang juga aktif sebagai Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)

URGENSI KITAB TUROST

Beliau menyampaikan bahwa, fiqih itu akan selalu berputar antara text dan konteks, atau nas dan Realita, oleh karena itu, penting bagi santri agar mempelajari kitab turost agar mengetahui pondasi atau konsep dasar dalam suatu bab fiqh.

Selain itu, beliau juga menyampaikan agar mengambil kajian fiqih dari sumbernya, yaitu kitab turost, dan tidak menyarankan untuk langsung menggunakan fiqih Muasirah (kontemporer). Hal itu dikarenakan, menurut beliau kitab turost (salaf) merupakan syarat seseorang menjadi faqih.

KUNCI MENJADI SEORANG FAQIH

1. Belajar Ilmu Fiqih
Dalam literatur Madzhab Syafi’i, setidaknya dibagi menjadi beberapa periode ; Ada periode sebelum Imam Nawawi, kemudian periode setelah Imam Nawawi, lalu ada periode Syurrah (ulama pensyarah) kitab Minhaj At-Tholibin-nya Imam Nawawi seperti Syeikh Ibn Hajar Al-Haitami, Syeikh Zakariya Al-Anshory dan Syeikh Khotib As-Syarbini, berikutnya periode Muhassyi (ulama pemberi komentar) kitab Minhaj At-Tholibin, seperti Syeikh Ibnu Qasim Al-Ubbadi, Syibramalisi, Ar-Rosibi, sampai yang terakhir Syekh Abdul Hamid As-Syarwani, yang mana, Syeikh Abdul Hamid ini merupakan salah satu guru Syaichona Moh Cholil di Makkah

Nah Kata Muhassyi (ulama pemberi komentar kitab Minhaj At-Tholibin) ini, “kunci untuk menjadi faqih dalam madzhab Imam Syafi’i adalah harus pernah mempelajari kitab fiqih Minhaj At-Tholibin-nya Imam Nawawi secara sempurna.” Untuk bisa dikatakan  ‘sempurna’ disini tentunya harus mempelajari syarahnya

Adapun Syarah daripada kitab Minhaj At-Tholibin tersebut yang paling direkomendasikan ada tiga, yaitu kitab Mughnil Al-Muhtaj karya Syeikh Khotib As-Syarbini, yang kedua Tuhfah Al-Muhtaj karya Syeikh Ibnu Hajar Al-Haitami dan yang ketiga adalah kitab Al-Mahalli atau juga disebut Kanzu Ar-Raghibin karya Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al-Mahalli. Namun dari tiga kitab tersebut yang paling tinggi dan paling luas adalah kitab Al-Mahalli

Sebelum mempelajari kitab Minhaj-nya Imam Nawawi ini ada tangga yang perlu ditempuh agar mudah mencerna isi daripada kitab Minhaj, diantara tangga yang bisa dilalui adalah dengan menggunakan Fathul Qarib kemudian Fathul Mu’in lalu ke Minhaj At-Tholibin, atau juga bisa memakai kitab Yaqut-An-Nafis. Adapun alasan kenapa memakai Fathul Mu’in, kata Gus Muhib karena 70 % isi daripada Fathul Mu’in dari Tuhfah Al-Muhtaj

Di sisi lain, sebagian ulama menganjurkan agar ketika ingin mutola’ah kitab Minhaj At-Tholibin maka hendaknya dimulai dengan membaca syarah yang paling mudah, yaitu kitab Mughni Al-Muhtaj, lalu Hasyiah Al-Jamal, lalu Tuhfah Al-Muhtaj, kemudian Nihayah Al-Muhtaj dan yang terakhir kitab Al-Mahalli

2. Belajar Qaidah Fiqih
Setelah mempelajari kitab-kitab fiqih sebagaimana di atas, maka perlu untuk memahami dan mendalami Qaidah Fiqih, karena, seseorang tidak akan menjadi faqih tanpa memahami Qaidah Fiqh, kalau cuma belajar fiqih saja maka hanya akan menjadi furu’i, sedangkan Faqih adalah man yantiju tilkal furu’ (orang yang bisa menghasilkan furu’-furu’ tersebut)

Adapun kuncinya kitab Qaidah Fiqih itu kata ulama adalah Al-Asybah Wa An-Nadho’ir karya Jalaluddin Abdurrohman bin Abi Bakr As-Suyuthi, atau setidaknya menggunakan kitab Faraid Al-Bahiyyah karya Syeikh Abu bakar bin Abi Al-Qosim Al-Ahdaly yang merupakan ringkasan daripada Al-Asybah Wa An-Nadho’ir

3. Belajar Ushul fiqih
Seseorang tidak bisa menjadi faqih kecuali telah mempelajari ushul fiqih. kata ulama, kitab ushul fiqih kuncinya adalah memakai kitab Jam’ul Jawamik karya Imam Tajuddin Al-Subki, atau paling tidak memakai kitab Lubbul Usul karya Syeikh Zakariya Al-Anshori.

Adapun kitab Lubbul Usul ini bisa dikatakan merupakan ringkasan sekaligus syarah daripada kitab Jam’ul Jawamik. Karena, didalamnya terdapat beberapa tambahan yang tidak disebut dalam Jam’ul Jawamik, sekaligus meringkas apa yang terdapat dalam Jam’ul Jawamik

Jadi, paling tidak bisa menguasai ushul fiqih kitab Lubabul Ushul, baru bisa diharapkan menjadi faqih dan bisa yantiju tilkal furu’

KENDALA MEMPELAJARI KITAB TUROST

1. Redaksi Menggunakan Ejaan Lama
Salah satu kendala dalam mempelajari kitab turost yang disampaikan oleh Gus Muhib terletak pada kalimat atau redaksi ibarot yang menggunakan ejaan lama, sehingga terkadang kesulitan dan membutuhkan waktu yang lama untuk faham betul akan redaksi kitab turost (salaf) tersebut

2. Kalimatnya Berbentuk Ijaz
Kendala yang kedua, seringnya dijumpai kalimat-kalimat yang berbentuk ijaz (susunan kalimat yang ringkas redaksinya namun luas pemahamannya). Hal itu dikarenakan, perkembangan kitab turost ada pada masa dimana yatanafsu bil ijas (ulama berlomba-lomba meringkas kalimat tapi punya makna luas) sehingga sulit untuk difahami dengan mudah

Sedangkan kitab muasirah (kontemporer) mudah dibaca dan difahami, karena perkembangan kitab ini ada pada masa yatanafasu bil itnab (ulama berlomba-lomba memperpanjang kalimat). Hal itu tidak heran, karena di zaman mutaakkhirin terindikasi adanya orientasi materi, serta, ketika semakin mudah dipahami suatu kitab maka akan semakin laris kitab tersebut, meskipun akan kehilangan sastranya.

3. Kitab Turost Kehilangan Banyak Konteks
Yang ketiga, adanya beberapa redaksi kitab turost yang tidak ada prakteknya. Semisal menerangkan bab Syuf’ah, Gus Muhib Menyampaikan bahwa, mulai zaman merdeka sampai sekarang, dari Sabang sampai Merauke tidak ada yang mempraktekkannya, karena hal itu tidak lazim di Indonesia. Sehingga, tidak bisa difahami kajiannya karena tidak tau tasawwurnya

Seperti juga bab Massul Khufain, bab tersebut juga tidak lazim di Indonesia, karena bab tersebut di desain pada saat zaman tasyri‘, dan bab tersebut hanya bisa di implementasikan pada daerah yang memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim dingin seperti di makkah

Ada yang paling parah namanya akad salam, banyak yang menganggap itu adalah akad pesanan, padahal, menurut Gus Muhib, sejak zaman merdeka di Indonesia tidak pernah ada yang praktek akad salam, adanya Mausuf Fid Dimmah, karena akad salam sendiri maksudnya adalah memasrahkan uang untuk mewujudkan sesuatu sesuai keinginan pembeli sehingga harus menyerahkan uang pada saat akad, sedangkan akad salam dalam konteks Indonesia adalah memesan suatu barang tanpa menyerahkan uang saat akadS

SOLUSI KETIKA KESULITAN MEMPELAJARI KITAB TUROST

Yang terakhir, Gus Muhib menyampaikan tips-tips dalam mempelajari kitab Turost agar bisa faham betul terhadap kitab-kitab tersebut, diantaranya adalah dengan

  1. Memilih sebuah kitab yang hendak dipelajari
  2. Mengambil waktu minimal tiga jam dalam sehari semalam untuk muthola’ah kitab tersebut, dan tentunya lebih baik jika lebih dari tiga jam
  3. Jika ada suatu redaksi yang tidak bisa difahami maka hendaknya jangan meninggalkan redaksi tersebut, akan tetatpi terus diulang sampai faham
  4. Jika masih tidak bisa memahami suatu redaksi maka dianjurkan mengirim fatihah kepada mushonnif atau bertanya kepada orang yang ahli dalah hal tersebut
  5. Yang terakhir adalah hendaknya istiqomah melakukan tips-tips di atas.

Oleh :Fakhrullah

banner 700x350

No More Posts Available.

No more pages to load.