Manfaat Daun Bidara untuk Pengobatan

oleh -556 views

Syaichona.net- Bidara atau widara (Ziziphus mauritiana) adalah sejenis pohon kecil penghasil buah yang tumbuh didaerah kering. Tanaman ini dikenal pula dengan berbagai nama daerah seperti widara (Jawa, Sunda.); bukkol (Madura.); bĕkul (Bali.); bidara (Makassar.); rangga (Bima.); serta kalangga (Sumbawa.) dan lain sebagiannya.

Dalam beberapa literatur ulama, Daun Bidara digunakan sebagai media ampuh untuk menghilangkan Sihir. Ibnu Bathal dalam kitabnya Syarah Shahih al-Bukhari yang juga dikutib Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fathu al-Bari dan Al-Asqholani dalam Syarah al-Alamah az-Zarqani serta ulama lainnya mengatakan:

أن في كتب وهب بن منبه أن يأخذ سبع ورقات من سدر أخضر فيدقه بين حجرين ثم يضربه بالماء ويقرأ فيه آية الكرسي والقلاقل، ثم يحسو منه ثلاث حسيات ثم يغتسل به، فإنه يذهب عنه ما كان به، وهو جيد للرجل إذا حتبس عن أهله

Ibnu Bathal menyebutkan: “Bahwa dalam kitab-kitab Wahb bin Munabbih (dituliskan): Ambil 7 lembar daun Bidara yang hijau, lalu tumbuk dengan batu (atau lainnya) lalu tuang air (atau dengan cara masuk kedalam wadah terlebih dahulu). Setelah itu dibacakan Ayat Kursi dan setiap Surat al-Qur’an yang dimulai dengan kata Qul (Qul Wallahu Ahad, Qul A’udzu Birabbil Falaq, Qul A’udzu Birabbin Nas. Qul Ya Ayyuhal Kafirun). Kemudian minum 3 kali tegukan dan sisanya dibuat mandi. Dengan Idzin Allah ﷻ, Sihir akan lenyap. Pengobatan ini sangat baik jika digunakan untuk seorang suami yang tidak bisa menggauli (jima’) istrinya karena terkena Sihir.

Dalam kitab Kaifiyatu ‘Ilaj Rabthu ar-Rajul wa al-Mar’ah Syaikh Ali Ahmad Abdul A’l ath-Thahtahwiy menambahkan bacaan setelah Ayat Kursi dan setiap Surat al-Qur’an yang mulai dengan kata Qul, dengan Ayat-Ayat yang bermanfaat menghilangkan Sihir sebagai berikut:

﴿وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ، فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ، فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانقَلَبُوا صَاغِرِينَ ﴾ [الأعراف: ۱۱۷-۱۱۹]، ﴿وَقَالَ فِرْعَوْنُ ائْتُونِي بِكُلِّ سَاحِرٍ عَلِيمٍ فَلَمَّا جَاءَ السَّحَرَةُ قَالَ لَهُم مُوسَى أَلْقُوا مَا أَنتُم مُّلْقُونَ فَلَمَّا أَلْقَوْا قَالَ مُوسَى مَا جِئْتُم بِهِ السِّحْرُ إِنَّ اللَّهَ سَيُبْطِلُهُ إِنَّ اللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ، وَيُحِقُّ اللَّهُ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ، وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ﴾ [يونس: ۷۹-۸۲]، ﴿قَالُوا يَمُوسَىٰ إِمَّا أَن تُلْقِيَ وَإِمَّا أَن تَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَلْقَى، قَالَ بَلْ أَلْقُوا فَإِذَا حِبَاهُمْ وَعِصِيُّهُمْ تُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِن سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى، فَأَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ خِيفَةً مُّوسَى قُلْنَا لَا تَخَفْ إِنَّكَ أَنتَ الْأَعْلَى وَأَلْقِ مَا فِي يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوا إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى﴾ [طه: ٦٥-٦٩].

Menurut beliau, pengobatan ini bisa dilakukan dua atau tiga kali hingga penyakitnya benar-benar hilang. Waallahu ‘Allamu

Penulis: Abdul Adzim

Publisher: Fakhrul

Referensi:

✍️ Ibnu Baththal, Abu al-Hasan Ali bin Khalaf bin Abdul Malik| Syarah Shahih al-Bukhari| Maktabah ar-Rusydi Riyadh, juz 9, halaman 446.

✍️ Al-Hafidz Syihafuddin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Hajar al-Asqalaniy| Fathu al-Bari Syarah Shohih al-Bukhariy| Daru al-Kutub al-Ilmiyah, juz 10, halaman 284.

✍️ Al-Alamah az-Zarqani| Syarah al-Muwahibu al-Ladunniyah bi al-Manhi al-Muhammadiyah li al-Alamah al-Qastholani | Daru al-Kutub al-Ilmiyah, juz 9, halaman 451.

✍️ Syaikh Ali Ahmad Abdul A’l ath-Thahtahwiy|Kaifiyatu ‘Ilaj Rabthu ar-Rajul wa al-Mar’ah| Daru al-Kutub al-Ilmiyah, halaman 284.

banner 700x350

No More Posts Available.

No more pages to load.