Benarkah Membaca Sholawat Meskipun Riya’ Tetap di Terima

oleh -107 views

Banyak yang mengatakan, katanya membaca sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad ﷺ meski riya’ (pamer) tetap diterima.

Lalu sebagian orang ada yang menanyakan, apakah benar seperti itu?

Baik, mari kita telusuri dari mana sumbernya. Ternya pernyataan tersebut memang benar adanya dan telah banyak dikutip para ulama. Diantaranya termaktub dalam kitab Sa’adatu ad-Darani fi ash-Sholawati ala Sayyidi al-Kawnaini ﷺ, Jawahiru al-Bihar fi Fadhailu an-Nabi al-Mukhtar ﷺ, keduanya karya Syaikh Yusuf bin Ismail bin Yusuf an-Nabahaniy. Beliau menuliskan:

قال العلامة الشيخ شهاب الدين القليوبي الشافعي في مقدمة صلواته بعد ذكره عدة احاديث في فضل الصلاة على النبي صلى الله عليه و سلم وفوائدها و بالجملة و التفصيل فهي أسهل الطاعات وأقربها إلى الملك الجليل وهي مقبولة من كل واحد في كل حالة ومن المخلص فيها و كذا من المرائي بها على الأقوال. سعادة الدارين : ص : ٣٤ وأن جميع الأعمال منها المقبول و منها المردود الا الصلاة على النبي صلى الله عليه و سلم فإنها مقطوع بقبولها إكراما له صلى الله عليه و سلم حكى اتفاق العلماء على ذلك. كفاية الإتقياء : ص : ٤٨

Al-Alamah Syaikh Syihabuddin al-Qulyubiy asy-Syafi’i dalam pengantar sholawatnya, setelah menuturkan beberapa hadits tentang keutamaan dan faidah membaca sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad ﷺ secara ringkas dan terperinci, beliau mengatakan: “Sholawat adalah paling mudah dan paling dekatnya ketaatan kepada Allah ﷻ, Dzat yang maha memiliki dan maha agung. Sholawat adalah amalan yang dikabulkan dari setiap orang dalam setiap keadaan, baik orang itu ikhlas membacanya atau karena riya’ (pamer) menurut beberapa pendapat ulama.

Dalam Kitab Kifayatu al-Atqiya’ wa Minhaju al-Ashfiya’ Syarah Hidaytu al-Adzkiya’ ila Thariqi al-Awliya’ karya Syaikh Abu Bakar bin Sayyid Muhammad Syatho ad-Dimyathiy al-Malibariy dan kitab lainnya juga disebutkan:

وأن جميع الأعمال منها المقبول و منها المردود الا الصلاة على النبي صلى الله عليه و سلم فإنها مقطوع بقبولها إكراما له صلى الله عليه و سلم و حكى اتفاق العلماء على ذلك

“Dan sesungguhnya semua amal ibadah ada yang diterima dan ada yang ditolak kecuali sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad ﷺ, maka sesungguhnya sholawat pasti diterima karena untuk memuliakan beliau ﷺ dan katakan bahwa hal ini telah disepakati para ulama.”

Namun juga tidak sedikit, para ulama yang memberi penafsiran maksud dari pernyataan tersebut. Diantaranya sebagaimana yang disampaikan Syaikh Ibrahim al-Bajuriy dalam dua kitab Hasyiyahnya.

Pertama dalam Hasyiyah al-Bajuriy yang diberi nama Tahqiqi al-Maqam ala Kifayatu al-Awam fi al-Kalam beliau menyebutkan:

أن أبا اسحق الشاطبي صرح بأن الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم من العمل الذي لا يدخله رياء أى لا يقطعه بل هو مقبول قطعا وقال بعضهم أن لها جهتين بالنسبة له صلى الله عليه وسلم لا يقطعها الرياء و بالنسبة للمصلى يقطعها كذا قاله بعض المحققين وأقره لكن رأيت معزوا لبعضهم وسمعته من الشيخ أن المعتمد أن الصلاة عليه صلى الله عليه وسلم يدخلها الرياء حتى بالنسبة للنبي صلى الله عليه وسلم

“Sesungguhnya Abu Ishak asy-Syathibiy pernah menjelaskan, bahwa sesungguhnya sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad ﷺ tergolong amal ibadah yang tidak bisa dimasuki riya’. Masudnya (riya’) tidak bisa memutus amal (membaca sholawat) bahkan amal tersebut dipastikan diterima. Dan sebagian ulama berkata, bahwa sesungguhnya amalan sholawat memiliki dua sisi. Sisi bahwa (sholawat) tersebut di nisbat (tujukan) kepada Nabi ﷺ, maka riya’ tidak bisa memutusnya namun dari sisi orang membaca sholawat, maka riya’ dapat memutus (pahala) nya. Begitulah seperti apa yang pernah disampaikan dan ditetapkan sebagian ulama al-Muhaqqin tetap aku melihat ada pendapat yang disandarkan kepada sebagian ulama dan aku mendengar dari Guruku, sesungguh pendapat yang kuat adalah bahwa sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad ﷺ dapat dirusak oleh riya’ hingga dari sisi yang dinisbatkan kepada Nabi ﷺ.”

Kedua dalam Hasyiyah al-Bajuriy ala Syarhi Ibni Qasim, beliau menyebutkan:

وقد صرح أبو اسحق الشاطبي بأن الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم مقبولة ليست مردودة لانها من العمل الذي لا يدخله رياء قال السنوسي وهو مشكل لأنه لو قطع بقبولها القطع المصلى بحسن الخاتمة ونحن نرجو من الله حسنها وأجاب بأن محل القطع بقبولها اذ اختم له الايمان فحينئذ يجد حسنتها مقبولة بلاريب والحق أنها كغيرها من الأعمال فيدخلها الرياء ويحبطها ولا حول ولا قوة الا بالله العلى العظيم وجعل بعضهم الصلاة جهتين جهة تتعلق بالمصلى وهي الثواب الذي يحصل عليها وباعتبار هذه الجهة يدخلها الرياء وجهة تتعلق بالنبي صلى الله كل عليه وسلم وهي المطلوب الذي يحصل له بها وباعتبار هذه الجهة لا يدخلها الرياء

“Abu Ishak asy-Syathibiy sungguh telah menjelaskan, bahwa sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad ﷺ pasti terkabulkan dan tidak tertolak karena sholawat tergolong amal ibadah yang tidak bisa dimasuki riya’. Imam as-Sanusiy menyangkal, bahwa pendapat ini masih sangsikan kebenaranya. Alasannya (sholawat) dipastikan terkabulkan, tentu orang yang membaca sholawat bisa dipastikan mati dalam keadaan husnul khatimah dan kita semua berharap kepada Allah ﷻ agar dimatikan dalam keadaan husnul khatimah. Dan dijawab, bahwa titik tekan terkabulnya sholawat, jika ia mati dalam keadaan membawa iman. Maka saat itu tanpa diragukan ia akan mendapatkan mati dalam keadaan husnul khatimah telah terkabulkan. Namun menurut pendapat yang benar, bahwa sholawat sama seperti amalan-amalan ibadah lainnya yang dapat dirusak dan dilenyapkan oleh riya’, La hawa wa quwwa illa billahi al-Aliyyi al-Adzim. Sebagian ulama yang lain menjadikannya dua sisi. Sisi pertama berhubungan dengan orang membaca sholawat, yaitu pahala yang akan diperoleh. Dari sisi ini amalan sholawat dapat dirusak oleh riya’. Sisi kedua berhubungan dengan Nabi ﷺ, yaitu bahwa tujuan dari membaca sholawat yang ditujukan kepada Nabi ﷺ telah terlaksana dan ditinjau dari sisi ini, maka amalan sholawat tidak dapat dirusak oleh riya’. Waallahu A’lamu.

Penulis: Abdul Adzim

Publisher: Fakhrul

Referensi:

✍️ Syaikh Yusuf bin Ismail bin Yusuf an-Nabahaniy| Sa’adatu ad-Darani fi ash-Sholawati ala Sayyidi al-Kawnaini ﷺ| Daru al-Kutub al-Ilmiyah, halaman 58.

✍️ Syaikh Yusuf bin Ismail bin Yusuf an-Nabahaniy| Jawahiru al-Bihar fi Fadhailu an-Nabi al-Mukhtar ﷺ|Daru al-Kutub al-Ilmiyah, halaman 443.

✍️ Syaikh Abu Bakar bin Sayyid Muhammad Syatho ad-Dimyathiy al-Malibariy| Kifayatu al-Atqiya’ wa Minhaju al-Ashfiya’ Syarah Hidaytu al-Adzkiya’ ila Thariqi al-Awliya’| Daru al-Kutub al-Ilmiyah, halaman 103.

✍️ Syaikh Ibrahim al-Bajuriy| Hasyiyah al-Alamah al-Bajuriy al-Musamma bi Tahqiqi al-Maqam ala Kifatu al-Awam fi al-Kalam| Daru al-Kutub al-Arabiyah al-Kubro, halaman 5.

✍️ Syaikh Ibrahim al-Bajuriy| Hasyiyah al-Alamah al-Bajuriy ala Syarhi Ibni Qasim| Maktabah az-Zuruq ad-Dawlah, juz 2, halaman 396.

banner 700x350

No More Posts Available.

No more pages to load.