KH. Sholahuddin Afaf adalah salah satu alumni PP. Darul Falah Jepara yang sekarang menjadi pengasuh Pondok Pesantren Nurul Karomah Galis Bangkalan dengan menggantikan Abahnya yaitu Alm KH. Abdul Fattah Ahmad Faqih
Pada Rabu, 10 September 2024 beliau mengisi materi dalam peringatan maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus ngaji bareng yang diadakan oleh pengurus Amsilati putri Ponpes Syaichona Moh Cholil
Dalam kesempatan kali ini, beliau memaparkan dengan singkat kisah awal mula terbitnya kitab Amsilati. Beliau menyebutkan bahwa kitab Amsilati dikarang oleh seorang laki-laki dari keluarga sederhana,
Kendati demikian, berkat kegigihan ibunya dalam mentirakati sang anak, anaknya pun menjadi orang alim yang banyak memberikan manfaat untuk umat dengan adanya kitab Amsilati, nama anak tersebut adalah KH. Taufiqul Hakim.
KH. Sholahuddin Afaf menyebutkan bahwa konon KH. Taufiqul Hakim adalah santri yang bisa dibilang sulit untuk menangkap pelajaran, namun beliau sangat suka membaca dan menulis, jika pulang dari bermain bola dan menemukan koran, beliau membacanya dan menulis apa yang telah dibacanya.
Di masa mudanya, KH. Taufiqul Hakim mondok di beberapa tempat, yang pertama, beliau mondok di daerah Kajen Pati, kemudian yang kedua adalah Pondok Toriqoh Naqsyabandiyah dibawah asuhan Mbah Salman Dahlawi
Beliau berhasil menyelesaikan Thoriqoh Naqsyabandiyah hanya dengan waktu tiga bulan atau seratus hari, yang mana pada umumnya membutuhkan waktu dua sampai tiga tahun.
Salah satu rahasia keberhasilan beliau saat nyantri di Pondok Pesantren Naqsyabandiyah adalah beliau sering menyikat WC santri setiap malamnya.
kemudian, selesai mondok disana, beliau pulang kembali dan melanjutkan pondok kecilnya karena pada saat itu santri masih belum menetap disana.
Kemudian di umur 23 tahun, 8 santri menetap di pondok beliau. Tanggal 27 Rojab tahun 2001 bertepatan dengan Isro Mi’roj beliau melakukan uzlah di makam Syaikh Mutamakkin, ulama masyhur di zamannya, sampai tanggal 17 Ramadlan yang bertepatan dengan Nuzulul Qur’an, saat beliau setengah tidur dan setengah sadar beliau didatangi oleh Imam Ibnu Malik, Syaikh Baha’uddin an-Naqsyabandi dan Syaikh Mutamakkin.
Beliau diberi sebuah terobosan untuk mengarang sebuah kitab hingga tanggal 27 Romadhon, beliau berhasil mengumpulkan catatan amtsilati.
Beliau termasuk mujaddid dalam ilmu nahwu dan shorof. Termasuk anugrah umat Rasulullah yaitu di setiap masanya terjadi pembaharuan dalam keilmuan.
Metode amtsilati tidak mengubah metode yang lama tapi hanya memperbaruinya.Beliau memberikan pembaharuan dalam pembahasan nahwu, dimana syarah dalam kitab semuanya berbahasa Arab, kemudian oleh beliau diberikan bahasa jawa untuk mempermudah.
Jadi, jika dulu ada orang yang memandang Nahwu itu menakutkan, maka dengan adanya amtsilati memberi kemudahan.
Di bagian belakang cover kitab Amsilati bertuliskan salah satu bait Alfiah Ibnu Malik yang memiliki makna mendalam untuk mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah SWT, yaitu
بالجر والتنوين والنداء وال ** ومسند بالاسم تمييز حصل
Dari Nadzom tersebut ada filosofi dari KH. Taufiqul Hakim tentang isim, yaitu isim menunjukkan sebuah derajat tinggi, dan derajat tinggi bisa diperoleh dengan jer yang berarti tunduk dan tawaddu’, kemudian tanwin yang berarti niat yang benar mencari ridho Allah SWT, Selanjutnya Nida’ yang berati berzikir, dan yang terakhir adalah Musnad Ilaih yang berarti beramal nyata.
Author : Adibahkey
Editor : Fakhrullah