“Nabi Musa berkata : Ya Rob, bila engkau tidak bisa menjadikan umat Nabi Muhammad sebagai umatku, maka jadikan aku saja sebagai umatnya Nabi Muhammad.” Tutur Nyai Hj. Fauziah Fauzi Mustajab saat menjelaskan keagungan Rasulullah SAW di malam tanggal 1 Rabiul Awwal 1446 H yang bertepatan dengan tanggal 5 September 2024 M.
Beliau yang kerap disapa Ning Fauzia merupakan putri dari pasangan KH. Fauzi Mustajab dengan Nyai Hj. Zulaikho’ Aschal, yang mana beliau masih termasuk majelis keluarga Ponpes Syaichona Moh Cholil, yaitu cucu dari KHS. Abdullah Schal. Kali ini, beliau diundang untuk mengisi tausiyah yang bertempat di musholla baru Pondok Pesantren Putri pada malam tanggal 1 Rabiul Awwal atau yang dalam tradisi Madura disebut “Cocoghen”.
Beliau menyampaikan kepada para santri agar selalu bersyukur dan bangga karena telah menjadi umatnya Rasulullah SAW, sebab, Nabi Musa saja telah mengakui kemuliaan Rasulullah SAW dan umatnya.
“Kita wajib sangat bangga menjadi umat Nabi Muhammad, karena Nabi Musa saja sangat kagum terhadap umat Nabi Muhammad yang sangat beruntung bisa menjadi umatnya,” ungkapnya.
Beliau menyampaikan bahwa ada beberapa keistimewaan menjadi umat Nabi Muhammad dibandingkan dengan umat yang lainnya. Diantara keistimewaan tersebut sebagaimana yang telah kami rangkum berikut ;
- Umat terdahulu bila terkena najis pada anggota tubuhnya, cara menghilangkan najis tersebut adalah dengan memotong anggota tubuh yang terkena najis, sedangkan kita hanya tinggal membasuhnya saja.
- Umat terdahulu bila melakukan kesalahan atau dosa maka akan di adzab seketika itu juga, beda dengan kita yang tidak langsung di adzab oleh Allah SWT.
- Umat terdahulu jika ingin bertaubat maka harus saling membunuh terlebih dahulu, sedangkan kita dicukupkan dengan membaca istighfar.
Ning Fauzia juga menyampaikan bahwa malam yang paling mulia diantara malam-malam yang lain adalah malam lahirnya Rasulullah SAW.
“Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki mengatakan : Tidak ada malam yang paling mulia selain malam kelahiran Nabi Muhammad, bahkan lebih baik dari malam Lailatul Qodar,” tutur Ning Fauzia.
“Abu Lahab yang nyata masuk neraka saja diringankan siksanya setiap hari senin karena gembiranya Abu Lahab pada hari kelahiran Nabi Muhammad,” imbuhnya.
Selanjutnya, diantara keterangan yang disampaikan oleh Ning Fauzia adalah tentang beberapa sifat mulia Rasulullah SAW.
“Sifat-sifat yang indah seperti tawadhu dan lain-lain menjadi mulia bukan karena sifat yang baik, tapi karena bersandingan dengan Nabi Muhammad atau difungsikan oleh Nabi Muhammad,” tutur Ning Fauzia
“Abdullah bin Haris mengatakan bahwa tidak ada seseorang yang lebih banyak tersenyum kecuali Nabi Muhammad, dan Imam Uwais al-Qorni mengatakan bahwa tidak akan ada yang tahu keluhuran sifat Nabi Muhammad kecuali tuhannya,” lengkapnya.
Setelah itu, beliau menyampaikan beberapa cara agar kita bisa dikenal oleh Rasulullah SAW, hal itu sebagaimana telah kami catat berikut ;
1. Memperbanyak sholawat
Dalam kitab Mukasyafah al-Qulub ada seorang lelaki yang lalai dalam membaca sholawat, kemudian saat ia tertidur dalam mimpinya ia didatangi oleh Rasulullah SAW
Namun Rasulullah sama sekali tidak menoleh kepadanya, lalu laki-laki tersebut bertanya, “Ya Rasulullah, apakah engkau marah kepadaku? “Tidak, aku tidak marah,” jawab Rasulullah, kemudian laki-laki itu bertanya lagi, “Lalu kenapa engkau tidak menoleh kepadaku ?” Kemudian Rasulullah menjawab “Karena aku tidak mengenalmu,”
Sontak saja si laki-laki itu terkejut, bagaimana bisa Rasulullah tidak mengenalnya dalam mimpi, akhirnya Rasulullah berkata, “Karena engkau telah lalai menyebut namaku,”Ketika terjaga lelaki itu langsung membaca sholawat kepada nabi sebanyak-banyaknya.
Kemudian selang beberapa hari, ia kembali bermimpi Rasulullah SAW dan berkata, “Sekarang aku telah mengenalmu, dan engkau mendapatkan syafaatku kelak di hari kiamat,”
2. Menghidupkan sunah Rasulullah
Rasulullah bersabda :
من احيا سنتي فقد احبني ومن احبني كان معي في الجنة
Artinya : Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku maka sunnguh dia mencintaiku, dan barangsiapa yang mencintaiku maka orang tersebut akan bersamaku di surga.
Ning Fauzia menyarankan agar mengikuti sunnah nabi dengan dimulai dari yang ringan-ringan terlebih dahulu seperti melangkah masuk ke kamar mandi dimulai dari kaki kiri lalu keluar dengan kaki kanan, kemudian memakai siwak, selanjutnya tidur sesuai dengan cara yang disunahkan nabi, yaitu dengan berdoa dan membaca sholawat, melakukan setiap sesuatu dengan dimulai dari arah kanan, melaksanakan sholat sunah qobliyah serta ba’diyah dan lain-lain.
3. Berbelas kasih pada umat Nabi Muhammad
Nabi bersabda:
مَنْ آذَى مُسْلِمًا فَقَدْ آذَانِي ,وَمَنْ آذَانِي فَقَدْ آذَى اللَّهَ وَمَنْ آدى اللّٰهَ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
[الطبراني، المعجم الصغير للطبراني، ٢٨٤/١]
Artinya : Barangsiapa yang menyakiti orang mukmin maka dia telah menyakitiku, barangsiapa yang menyakitiku maka dia telah menyakiti Allah SWT, dan barangsiapa yang menyakiti Allah SWT maka bersiaplah masuk neraka.
Kemudian Ning Fauzia menyebut beberapa kisah tentang besarnya rasa cinta Rasulullah SAW kepada umatnya. Diantaranya sebagaimana hadis yang termaktub dalam Shohih Ibnu Hibban berikut ;
عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّهَا قَالَتْ: لَمَّا رَأَيْتُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طِيبَ نَفْسٍ، قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، ادْعُ اللَّهَ لِي، فَقَالَ: «اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَائِشَةَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنَبِهَا وَمَا تَأَخَّرَ، مَا أَسَرَّتْ وَمَا أَعْلَنَتْ»، فَضَحِكَتْ عَائِشَةُ حَتَّى سَقَطَ رَأْسُهَا فِي حِجْرِهَا مِنَ الضَّحِكِ، قَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَيَسُرُّكِ دُعَائِي؟ »، فَقَالَتْ: وَمَا لِي لَا يَسُرُّنِي دُعَاؤُكَ فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَاللَّهِ إِنَّهَا لَدُعَائِي لِأُمَّتِي فِي كُلِّ صَلَاةٍ»
[ابن حبان، صحيح ابن حبان – مخرجا، ٤٧/١٦]
Artinya : Dari Sayyidah Aisyah RA beliau berkata “Suatu hari Nabi lagi sangat senang, lalu aku berkata padanya, “Ya Rasulallah, doakan aku. lalu Nabi berdoa, “Ya Allah ampunilah dosa Aisyah baik yang telah berlalu maupun yang akan datang, dan baik yang samar atau yang terang-terangan.” Sayyidah Aisyah pun ketawa saking bahagianya sampai terjungkur kepalanya kebawah, lalu Rasulullah bertanya kepada Sayyidah Aisyah, “Apakah kamu senang dengan doa ini wahai Aisyah?” Sayyidah Aisyah menjawab “Bagaimana mungkin doamu tidak membuatku senang,” lalu Rasulullah berkata, “Wahai Aisyah, demi Allah, ini adalah doa yang selalu ku panjatkan setiap sholatku untuk umatku.”
Kemudian Ning Fauzia juga mengutip hadis yang termaktub dalam Shohih Muslim tentang kasih sayang Rasulullah SAW kepada umatnya sebagai berikut ;
إِنَّ نَبِيَّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ يَدْعُوهَا، فَأَنَا أُرِيدُ إِنْ شَاءَ اللهُ أَنْ أَخْتَبِئَ دَعْوَتِي شَفَاعَةً لِأُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ» [مسلم، صحيح مسلم، ١٨٩/١]
Artinya : Rasulullah SAW bersabda “Setiap Nabi mempunyai doa yang mustajab, sedang aku ingin menyimpan doaku sebagai syafa’at untuk umatku di Akhirat nanti.”
Bahkan Rasulullah SAW selalu mengingat umatnya meskipun dalam sakratul maut, beliau berdoa agar sakitnya sakaratul maut tersebut ditimpakan kepadanya dan berdoa agar sakaratul maut umatnya dipermudah, kejadian tersebut disaksikan langsung oleh Malaikat Izrail.
Cinta Rasulullah SAW kepada umatnya tidak hanya ketika berada di dunia saja, tapi abadi sampai ke akhirat, hal itu sebagaimana yang dikisahkan oleh Ning Fauzia berikut ;
“Di akhirat semua Nabi diberi istana dan singgasana oleh Allah SWT. Semua Nabi sedang duduk di singgasana mereka masing-masing kecuali Nabi Muhammad yang tetap berdiri dan menanti umat beliau, bahkan beliau meminta kepada Allah untuk dipercepat proses hisabnya agar ia dan umatnya bisa segera ke surga bersama-sama,” Ungkapanya.
Beliau Ning Fauzia juga menyampaikan bahwa Sayyidina Ubaidillah al-Jaroh berkata, “Adakah umat engkau yang lebih hebat daripada kami wahai Rasulullah ?, Kami berperang bersamamu dan melakukan sunah-sunnahmu.” Kemudian Rasulullah menjawab “Suatu saat nanti ada umatku yang tidak pernah bertemu denganku tapi sangat mencintaiku.” Tuturnya.
Allhua’lam, semoga bermanfaat dan semoga mendapat Syafaat Rasulullah SAW atas kemulian Bulan Maulid ini.
Author : Adibahkey
Editor : Fakhrullah