KH. Ahamad Nawawi Abdul Djalil, Pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri menceritakan pengalamannya saat sowan ke Ra. Lilur dan tentang beberapa nasehat mengenai cara wushul kepada Allah SWT. yang disampaikan kepada KH. Nawawi.
Suatu ketika ada seorang kiai asal Pamekasan bertanya kepada KH. Nawawi tentang cara agar segera wushul kepada Allah SWT. KH. Nawawi lalu menjawab, ” semua barang-barang milikmu dan mobil milikmu bagikan ke orang-orang kalau sudah begitu, kamu akan cepat wushul kepada Allah SWT.” mendengar jawaban KH. Nawawi yang demikian, bagi sang kiai tersebut rasa-rasanya nasehat itu terlalu berat untuk diamalkan.
Menyadari hal itu, KH. Nawawi berkata kepada kiai tersebut, ” begini, Ra, setelah ini saya mau sowan ke KH. Lilur” demikian dawuh KH. Nawawi. sontak saja kiai tersebut berpesan kepada KH. Nawawi agar pertanyaannya tentang cara wushul kepada Allah SWT. juga dihaturkan oleh KH. Nawawi kepada Ra. Lilur, lalu KH. Nawawi pun menyediakan permintaannya.
Sesampainya di Banjar, KH. Nawawi menemui Ra. Lilur sekaligus menyampaikan pesan kiai itu tentang bagaimana cara wushul kepada Allah SWT. menanggapi pesan KH. Nawawi, Ra. Lilur menuturkan, ” dia itu sulit wushul kepada Allah SWT. karena dia suka memperbanyak istri (dhujen abinih ‘, red. madura), jadi sampai kapanpun sulit untuk wushul”.
Ra. Lilur lalu menjelaskan kepada KH. Nawawi bahwa sarat wushul kepada Allah SWT. itu antara lain adalah, taqlil al- kalam (sedikit berbicara), taqlil al- naum( sedikit tidur), taqlil al- akl (sedikit makan), dan terakhir ‘ uzlah ( mengasingkan diri). menurut Ra. Lilur orang yang masih senang memperbanyak istri akan sukar untuk uzlah sehingga akan sulit untuk wushul kepada Allah SWT.
Begitulah wushul menurut Ra. Lilur yang disampaikan kepada KH. Nawawi Sidogiri. sarat – sarat itu memang sudah sejak lama menjadi amaliyah Ra. lilur.
Semoga Bermanfaat.
Publisher : Fakhrul
Dikutip dari Buku Ra. Lilur antara dimensi Wali dan Sufi yang ditulis oleh Team Asschol Media.