“Para santri, kita bisa melihat bagaimana tertibnya, disiplinnya, konsistennya kegiatan yang dilaksanakan pada pagi hari ini, mulai dari paskibraka mengibarkan bendera merah putih, bagaimana kita dipandu untuk selalu tegak lurus, untuk selalu memperhatikan, untuk selalu waspada dari segala macam hal yang dapat mengganggu proses upacara pada pagi hari ini, maka sedemikian itu pula kita berbangsa dan bernegara.” Tegas Ra. Nasih mengawali isi pidatonya dalam peringatan HUT RI Ke-79 di PP. Syaichona Moh. Cholil Bangkalan.
“Berbagai permasalahan muncul hampir tidak ada solusinya, kecuali pada akhirnya kita semua sadar dan memahami bahwa jika kita tidak mau bersatu maka kita akan melukai hati para pahlawan kita, maka dalam kesempatan ini saya ingin mengajak kita semua agar kemerdekaan ini kita isi dengan kegiatan yang harus bisa mempertemukan jiwa raga kita semua, mempertemukan cara berpikir kita, mempertemukan semangat untuk membangun negeri ini,” ungkapnya.
Beliau menyampaikan bahwa para santri merupakan generasi penerus bangsa yang seharusnya bangga meskipun berpenampilan sederhana, karena pada dasarnya yang menjadi tolak ukur kekuatan bangsa adalah cara berfikirnya dan semangat juangnya.
“Kita melaksanakan acara dengan model kita dan dengan cara kita sendiri, yang mana pada hari ini kita berkumpul didepan madrasah memakai sarung dan mengibarkan bendera memakai terompah, pesannya adalah kita tidak perlu malu dan berkecil hati bahwa sebagai santri dengan ke-khasanya serta keunikannya tentu dengan cara berfikir dan keilmuan yang luas kita harus berbangga karna dengan kebanggaan ini kami berharap bisa melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa,” tegas Ra. Nasih tampak gagah di atas podium.
Beliau menjelaskan bahwa bangsa Indonesia merdeka tidak dengan menggunakan alat atau senjata yang canggih, melainkan menggunakan alat sederhana yaitu bambu runcing dalam membela bangsa dari serangan skutu
“Kita tau sebenarnya Indonesia merdeka dimulai dengan kesederhanaan, Indonesia bisa mengalahkan Belanda hanya dengan bambu runcing, Indonesia bisa merdeka tidak dengan alat-alat yang canggih, semua itu hanyalah media, yang terpenting kekuatan terbesar yang dimiliki bangsa ini adalah semangat untuk memerdekakan, semangat menyatukan, semangat untuk mempersembahkan dan mendedikasikan yang terbaik untuk Indonesia, maka seperti itu pula kita sebagai santri harus memiliki semangat yang sama, kita sederhana, tapi jiwa raga kita menjadi sesuatu yang sangat menentukan pada bagaimana arah bangsa ini kedepan,” ungkapnya
Beliau mengajak sekaligus berpesan kepada para santri agar senantiasa mencintai Indonesia serta bersemangat dalam memberikan kontribusi terbaiknya untuk bangsa ini
“Mari santri-santri saya ajak untuk tidak lemes, tidak lembek, tunjukkan bahwa kita cinta Indonesia, tunjukkan bahwa kita ingin orang tua kita bangga pada kita, tunjukkan bahwa kita ingin guru-guru kita pun juga bangga dan meridoi setiap apa yang kita lakukan, maka dari itu insyaallah semua yang kita lakukan tidak hanya bernilai pahala didunia, tapi bernilai pahala disisi Allah SWT.” Harapnya
Author : Fakhrullah