Naik Haji pakai Pesawat Dalam Kajian Tafsir Al-Qur’an

oleh -860 views

“Semua orang pernah ditanya oleh Allah SWT : Aku ini tuhanmu atau bukan ? Lalu mereka semua menjawab : Iya engkau tuhan kami ya Allah, dan kami menyaksikannya.” itulah percakapan Allah SWT dengan seluruh manusia di alam dzarrah yang dijelaskan oleh KH. Ismail al-Ascholy dalam pengajian Kitab Tafsirnya.

“Jadi, semua manusia yang ada di alam dzarrah (alam sebelum rahim) memiliki fitrah menjadi orang islam, hanya saja kedua orang tuanya yang membuat anaknya menjadi Yahudi atau Nasrani dengan didikannya sejak kecil.” Imbuhnya.

Dan beliau menambahkan bahwa, salah satu keistimewaan anak kecil ialah bersihnya dari dosa meskipun ia juga tidak melakukan ketaatan, Karena memang pada dasarnya anak kecil tidak terkena taklif melakukan kewajiban-kewajiban syariat. Sehingga oleh sebagian ulama, anak kecil dianggap setengah wali.

“Ulama berkata : Anak kecil itu setengah wali, karena mereka meskipun belum melakukan ketaatan, tapi mereka juga belum pernah melakukan maksiat. Yang Sulit itu bukan melakukan ketaatan, akan tetapi yang sulit itu adalah meninggalkan maksiat.” Jelas KH. Ismail al-Ascholy

Selanjutnya, beliau menyebut secara detail pembagian alam sebagai berikut ;

“Alam itu pertama adalah alam dzarrah, kemudian alam rahim, kemudian alam dunia, nah disini ada fase ketika kecil dan fase ketika dewasa, kemudian dilanjutkan dengan alam kematian, lalu alam barzah dan terakhir alam akhirat.” Ungkap Ra. Ismail ketika mengkorelasikan awal mula penciptaan manusia dengan kisah Nabi Ibrahim.

Beliau juga menyampaikan bahwa memori manusia saat berbicara dengan Allah SWT di alam dzarrah itu dihapus, sehingga tidak seorangpun bisa mengingat kejadian tersebut, kecuali Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang dalam satu riwayat mengatakan masih mengingat kejadian tersebut atas kuasa Allah SWT.

“Allah SWT menjadikan semua memori tentang kita ketika diajak ngobrol oleh Allah di alam dzarrah itu dihapus di fikiran kita, sehingga tidak akan ada yang ngaku bahwa pernah bertemu tuhan. Akan tetapi di satu riwayat mengatakan bahwa Sayyidina Ali bin Abi Thalib pernah berkata : Saya ingat hari Musyahadah bersama Allah. Itu saking cerdasnya Sayyidina Ali, dan itu memang di desain pintar oleh Allah SWT sehingga dia bisa mengingat kejadian-kejadian, bahkan di alam dzarrah.”

“Dan pada saat itu pula panggilan Nabi Ibrahim diucapkan untuk melaksanakan ibadah haji, ada yang menjawab dan ada yang tidak, yang menjawab panggilan maka itu pertanda panggilan dari Allah SWT, karena Allah memang al-Mutakkalim, maka otomatis semua manusia dibikin perangkat untuk bisa memahami Allah SWT.” Jelasnya.

“Tapi ketika Nabi Ibrahim yang memanggil, Karena memanggilnya dari alam dunia, sedangkan kita berada di alam dzarrah maka harus melewati dua alam, sehingga mungkin tidak begitu banyak yang menjawab sehingga tidak begitu banyak orang yang naik haji dari total seluruh manusia.” Tutur KH. Ismail al-Ascholy ketika memaparkan kisah seruan haji Nabi Ibrahim.

Adapun seruan haji tersebut  sebagaimana beliau tulis dalam kitabnya tafsirnya Safinah Kalla Saya’lamun lengkap dengan syarahnya sebagai berikut :

وَأَذِّن فِی ٱلنَّاسِ بِٱلۡحَجِّ یَأۡتُوكَ رِجَالࣰا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرࣲ یَأۡتِینَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِیقࣲ ۝٢٧

Artinya : Wahai Ibrahim, serulah manusia untuk (mengerjakan) haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.

قوله: (رِجَالًا) تشمل سائر الرحلات البرية؛ فلذلك نرى حاج البيت الحرام يركب السيارة وغيرها من الحملات الأرضية. وقوله: ﴿وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ )يشير إلى أن من حج البيت لا يتفرد بمركوبات برية ولكن قد فشا منذ هذه القرون الأواخر الحج بركوب الطائرة الجوية من كل بلاد بعيدة، والطائرة غائبة عن رؤية العين إذ هي تطير في أفق السماء، وهذا معنى كل ضامر أي مخفي.

Artinya : Adapun Firman Allah SWT yang artinya (berjalan kaki) itu mencakup kendaraan-kendaraan darat, oleh karenanya kita melihat orang haji ke baitil haram dengan menaiki mobil dan kendaraan-kendaraan darat lainnya. Sedangkan firman Allah SWT yang artinya (menaiki unta kurus yang datang dari tempat yang jauh) berisyarah bahwa orang yang melakukan haji tidak hanya mengendarai kendaraan darat saja, akan tetapi, di akhir abad ini semakin berkembang dengan menggunakan pesawat yang datang dari berbagai negara yang jauh, pesawat itu samar dari pandangan mata, karena pesawat itu terbang diatas langit, dan ini adalah makna lafadz “kulli dhomirin” yang artinya samar.

قلت: ضامر من ضمر الشيء إذا خفي ودق ولطف، ومنه نحيف وهو لطيف البطن الذي جعلوه تفسيرا لهذه الآية وأطلقوا على كل بعير نحيف لطول السير واستشهدوه بشواهد اللغة العربية

Artinya : Saya berkata, Adapun lafadz “Dhomirin” itu diambil dari kata yang artinya “sesuatu menjadi samar ketika tidak jelas dan kecil serta tipis, dan diantara maknanya adalah kurus, yaitu orang yang kurus perutnya, ulama  menjadikannya sebagai tafsiran terhadap ayat ini, dan mereka memutlakkan hal itu terhadap setiap unta yang kurus karena jauhnya perjalanan, dan mereka menyaksikan (menjadikan Dalil) terhadap hal itu dengan kesaksian (dalil) bahasa Arab.

“Ulama dulu Mangartikan wa ala kulli dhomir sebagai unta yang kurus karena menjalani perjalanan yang sangat jauh dari berbagai negara sehingga menjadi kurus.” Ungkap beliau.

“Uniknya Allah SWT menggunakan Istilah lafadz dhomirin bukan naqotin atau Jamal, padahal makna yang pas untuk unta ya itu, tapi Allah memakai dhomirin karena ingin memberikan isyarah ketika di zamannya akan memasukkan selain unta yang kurus. Isyarah ini, yang ditemukan oleh KH. Maimun Zubair adalah pesawat. Maksudnya samar dari mata kita karena pesawat ketika terbang maka kelihatannya kecil (samar)”

“Lafadz Al-Qur’an itu pilihan lafadznya pasti menyimpan beberapa makna yang mungkin tidak akan ditemukan di zaman Rasulullah SAW, atau para sahabat dan tabi’in tapi malah ditemukannnya di akhir zaman.”

Makanya Allah SWT berkata :

سَنُرِیهِمۡ ءَایَـٰتِنَا فِی ٱلۡـَٔافَاقِ وَفِیۤ أَنفُسِهِمۡ حَتَّىٰ یَتَبَیَّنَ لَهُمۡ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّۗ

Artinya : Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar.

“Jadi Al-Qur’an akan dibuka sebuka- bukanya malah di akhir zaman, tapi ketika dibuka rahasia-rahasianya tidak seperti saat orang dahulu mengetahui asrarul Al-Qur’an, kalau orang dulu ada yang langsung sujud nangis dan sebagainya, beda dengan sekarang.”

Author : Fakhrullah

banner 700x350

No More Posts Available.

No more pages to load.