Berikut Ayat al-Qur’an yang Menjelaskan Pesawat, Mobil dan Kapal

oleh -1,315 views

Pekan selanjutnya, KH. Ismail al-Ascholy menjelaskan surah al-Baqarah ayat 239 yang berbunyi sebagai berikut :

فَإِنۡ خِفۡتُمۡ فَرِجَالًا أَوۡ رُكۡبَانࣰاۖ فَإِذَاۤ أَمِنتُمۡ فَٱذۡكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَمَا عَلَّمَكُم مَّا لَمۡ تَكُونُوا۟ تَعۡلَمُونَ

Artinya : Jika kalian takut (khawatir bahaya) maka shalatlah sambil berjalan kaki atau berkendara. Kemudian apabila telah aman maka ingatlah Allah (shalatlah) sebagaimana dia telah mengajarkan kepadamu apa yang tidak kamu ketahui.

Dalam ayat tersebut mengandung hukum fiqih yang menunjukkan bahwa ketika dalam keadaan bahaya seperti perang diperbolehkan sholat sambil berjalan ataupun sambil menunggadi kendaraan seperti kuda dan semacamnya

Namun KH. Ismail al-Ascholy ingin menjelaskan sisi lain daripada ayat ini, beliau menyampaikan bahwa dari zaman dahulu semua kendaraan darat pasti membutuhkan kaki, beda halnya dengan kendaraan udara ataupun laut yang tidak membutuhkan kaki. Penjelasan lengkapnya sebagaimana kami kutip dari kitab beliau yang berbunyi ;

يعني: فصلّوا رجالا أي مشاة أو على الركب. ولنخرج عن هذه المباحث الفقهية لنتدبر إشارة هذه الآية ونقول : من نظر فأدق نظره وتفكر فأمعن فكره يجد أن الرجل هي التي تحملك وتجعلك تمشي، فلذلك صار الناس إذا مشوا يصطلح عليهم في مشيتهم بقوله (رجالاً)، وأن كل المراكب الأرضية لا تخلو عن رجل، كالخيل والبغال، وكالسيارة والدراجة والسيكل، فان الذي يحمل الشيء ويجعله يمشي يدخل عليه اسم الرجل. أما المراكب التي ليس لها رجل فإما تكون مراكب بحرية كسفينة أو مراكب هوائية كطائرة، طالما لا يمس أحدها أرضا فلا يستعمل له رجل

Artinya : Sholatlah kalian dengan berjalan kaki (sambil berjalan) atau di atas kendaraan. Marilah kita keluar dari pembahasan fiqih ini untuk bertadabbur terhadap isyarah yang ada di dalamnya, kami berkata : Barang siapa yang berangan-angan kemudian mempertajam angan-angannya dan tafakkur kemudian mendalami tafakkurnya maka orang tersebut akan menemukan (akan sadar) bahwa kaki adalah sesuatu yang membawamu dan membuatmu berjalan, oleh karena itu manusia ketika berjalan di istilahkan dengan firman Allah SWT yang berupa lafadz rijalan, dan semua kendaraan darat pasti punya kaki seperti kuda, himar, mobil dan sepeda, maka sesuatu yang bisa membawa dan membuat berjalan itu disebut kaki. Sedangkan kendaraan yang tidak memiliki kaki maka ada kalanya itu adalah kendaraan laut seperti kapal atau kendaraan udara seperti pesawat, jadi selama kendaraan diatas tidak menyentuh tanah maka tidak menggunakan kaki.

وكأن القرآن قد أومأ لنا من قديم الزمان – لكونه في هذه الآية يتكلم عن صلاة في غير حالة إقامة – أن المراكب اثنان؛ إما ما يكون له رجل وإما ما لا يكون، فكل مراكب ما دامت برية تحتاج إلى رجل، وإلا فتكون إما بحرية وإما هوائية ومصداق ذلك قوله تعالى: ﴿وَالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً وَيَخْلُقُ مَا لَا تَعْلَمُونَ ) قلت : وقال الشيخ بهاء وهو أيضا مروي عن شيخنا ميمون: (وكذلك قوله: ﴿وَخَلَقْنَا لَهُم مِّن مِثْلِهِ مايركبُونَ ) فإن المثل في الآية عام في سائر المركوبات). اهـ

Artinya: Dan seakan-akan al-Qur’an memberikan isyarah bagi kita dari zaman dahulu (karena dalam ayat ini al-Quran berbicara tentang sholat dalam keadaan tanpa berdiri) bahwa sesungguhnya kendaraan itu ada dua, adakalanya kendaraan yang memiliki kaki dan adakalanya kendaraan yang tidak memiliki kaki, segala kendaraan selagi ada di darat maka membutuhkan kaki, dan yang tidak ada di darat maka adakalanya itu berupa kendaraan laut ataupun kendaraan udara. Bukti hal itu adalah firman Allah SWT yang artinya : Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bigal dan keledai untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan, dan Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui. Saya (KH. Ismail) berkata bahwa Syaikh Baha’ menyampaikan sesuatu yang juga diriwayatkan dari KH. Maimun Zubair : Bahwa yang seperti ayat di atas barusan adalah ayat al-Quran yang artinya : Dan Kami ciptakan (juga) untuk mereka (angkutan lain) seperti apa yang mereka kendarai. Adapaun perumpamaan dalam ayat ini umum mencakup segala benda yang bisa ditunggangi.

“Ini membahas tentang di zaman Nabi Muhammad SAW Allah SWT mengisyarahkan bahwa kendaraan tidak hanya kuda, himar dan lain-lain, tapi Allah SWT akan menciptakan kendaraan yang pada saat itu manusia tidak tau, dan ternyata benar kendaraan mulai dari zaman ke zaman berubah satu persatu, dari kuda menjadi dokar, menjadi becak, menjadi sepeda motor, menjadi mobil, menjadi pesawat dan seterusnya,” ungkap KH. Ismail al-Ascholy.

“Itu di zaman sahabat tidak ada, Allah SWT telah mengisyarahkan bahwa hal tersebut akan ada jika zamannya sudah datang, makanya Allah SWT berkata : Yakhluku ma la ta’lamun, yang artinya Allah SWT akan menciptakan sesuatu yang tidak engkau ketahui, yakhluku itu fiil mudhorik dan fiil mudhori’ waktunya mustaqbal/yang akan datang, berarti saat yang akan datang Allah SWT akan menciptakan sesuatu yang tidak mereka ketahui. Seandainya ada orang di zaman Sayyidina Abu Bakar dan kemudian nuruti zaman ini pasti akan mengatakan shodaqalla hul adzim.” Imbuhnya.

قال شيخنا : فربنا سبحانه و تعالى أشار بقوله : (رجالاً) على أن المراكب الحديثة تدخل في معناه، وهو مختص بالمراكب البرية لأن الرجل مستقرة في الأرض، وتلك المراكب الحديثة أيضا مستقرة فيها

Artinya : Guru kami KH. Maimun Zubair berkata “Tuhan kami Allah SWT telah memberi isyarah dengan firmannya yaitu lafadz rijalan bahwasanya kendaraan terbaru (zaman sekarang ini) termasuk dalam makna lafadz tersebut. rijalan tersebut khusus tunggangan darat karena kaki menetap di tanah, begitu juga kendaraan modern di atas juga menetap di tanah.

قلت : إن كل مركب يصنعه الإنسان بتعليم الله تعالى إنما هو اقتباس من مثال لاحق لأن المركوبات لا تخرج عن قوله (وَخَلَقْنَا لَهُم مِّن مِثْلِهِ مايركبُونَ) فلذلك إذا كان الخيل مثلا الذي كان مركب الإنسان له رجل، فلا بد لهذا المركب الحديث من رجل تحمله وتجعله يمشي بوجودها وهي ما يسمى (إطارات السيارة ) أو (دولاب السيارة )، وإن لم يكن له رجل فإما مركب هوائي أو بحري فتأمل

Artinya : Saya (KH. Ismail) berkata  “Sesungguhnya setiap kendaraan yang dibuat oleh manusia atas ilmu Allah SWT hanyalah sebuah penyesuaian dari perumpamaan yang akan datang, karena macam-macam kendaraan itu tidak akan keluar dari firman Allah SWT yang artinya “Dan Kami ciptakan (juga) untuk mereka (angkutan lain) seperti apa yang mereka kendarai”, Oleh karena itu ketika semisal kuda menjadi kendaraan manusia yang memiliki kaki maka pasti kendaraan modern dari yang semisal kuda ini juga memiliki kaki yang berfungsi untuk membawanya dan membuatnya berjalan dengan sebab adanya kaki tersebut, dan kaki itu disebut dengan roda mobil atau ban mobil, sedangkan apabila tidak memiliki kaki maka adakalanya itu berupa kendaraan udara atau kendaraan laut. Maka berangan-anganlah.

Author : Fakhrullah

Sumber : Pengajian Mingguan kitab Safinah Kalla Saya’lamun yang diasuh oleh KH. Ismail al-Ascholy.

banner 700x350

No More Posts Available.

No more pages to load.