Setelah selesai melaksanakan semua rukun dan kewajiban haji mulai Ihram hingga Tahallul, para jemaah akan siap-siap pulang ke tanah air. Menurut peraturan Kementerian Agama durasi maksimal masa tinggal jemaah haji di Arab Saudi sekurang-kurangnya 40-42 hari.
Lalu apa saja kesunahan yang dianjurkan bagi para jamaah haji sebelum pulang hingga tiba ditanah air? Berikut beberapa kesunahan yang perlu dilaksanakan oleh mereka:
Syaikh Syihabuddin Ahmad bin Ahmad bin Salamah al-Qulyubiy al-Mishri asy-Syafi’i dalam kitabnya Hasyiyah Qulyubi ala Kanzu ar-Raghubin Syarah Minhaju ath-Thalibin mengatakan:
يندب أن يحج الرجل بأهله وأن يحمل هدية معه وأن يأتي إذا عاد من سفر ولو قصيرة بهدية لأهله، وأن يرسل لهم من يخبرهم بقدومه إن لم يعلموا به وأن لا يطرقهم ليلا، وأن يقصد أقرب مسجد فيصلي فيه ركعتين سنة القدوم، وأن يصنع أهله له وليمة تسمى النقيعة
“Dianjurkan bagi seseorang, haji bersama keluarganya dan membawa hadiah saat pulangnya. Apabila pulang dari perjalanan, meskipun perjalanan yang tidak terlalu jauh, ia dianjurkan membawa hadiah untuk keluarganya, dan mengutus orang untuk memberi kabar kepada keluarganya bila mereka belum mengetahui kedatangannya. Sebaiknya, jangan mendatangi mereka (sampai dirumah) pada waktu tengah malam. Dianjurkan pula mengerjakan shalat sunnah Qudum dua raka’at di masjid terdekat. Bagi keluarganya, hendaklah mengadakan walimah, yang diberi nama Naqi’ah (makanan yang dibuat untuk menyambut kedatangannya).
Syaikh Sulaiman bin Umar bin Manshur al-Ujailiy asy-Syafi’iy dalam Hasyiyah al-Jamal ala Syarhi al-Minhaj menambahkan:
ويندب للحاج الدعاء لغيره بالمغفرة وإن لم يسأله ولغيره سؤاله الدعاء بها وفي الحديث إذا لقيت الحاج فسلم عليه وصافحه ومره أن يدعو لك فإنه مغفور له قال العلامة المناوي ظاهره إن طلب الاستغفار منه مؤقت بما قبل الدخول فإن دخل فات لكن ذكر بعضهم أنه يمتد أربعين يوماً من مقدمه وفي الإحياء عن عمر رضي الله عنه أن ذلك يمتد بقية الحجة والمحرم وصفر وعشرين يوماً من ربيع الأول
“Disunnahkan bagi orang yang telah melaksanakan ibadah haji untuk mendoakan orang lain dengan ampunan meskipun orang lain tersebut tidak memintanya, dan orang lain disunnahkan minta didoakan pada orang yang yang telah melaksanakan ibadah haji dengan ampunan. Disebutkan dalam hadits; “Jika kamu bertemu dengan orang yang yang telah melaksanakan ibadah haji, maka ucapkanlah salam padanya, dan jabatlah tangannya serta mintalah padanya untuk mendoakanmu, karena sesungguhnya dia telah diampuni. Al-Allamah al-Manawi mengatakan: “Secara dhahir (anjuran dalam hadits tersebut) bahwa meminta doa darinya dibatasi waktu, yaitu sebelum masuk rumah. Jika ia telah memasuki rumahnya, maka anjuran meminta doa kepadanya dianggap telah selesai. Tapi ada sebagian ulama yang menyebutkan, bahwa anjuran tersebut terus berlaku hingga 40 hari dimulai dari hari kedatangannya. Dalam kita Ihya (karya Imam al-Ghozali) bersumber dari hadist riwayat Umar bin al-Kattab ra. bahwa anjuran tersebut berlaku mulai bulan Dzul Hijjah, Muharram, Shofar dan 20 hari dari bulan Rabiul Awal.
Sementara As-Sayyid asy-Syarif Abdurrahman bin Muhammad bin al-Husain bin Umar Ba’ Alawiy dalam Bughyatul Mustarsyidin mengatakan:
وفي رواية: يستجاب له من دخول مكة إلى رجوعه إلى أهله وفضل أربعين يوماً، فالمختار طلب الدعاء منه كما عليه السلف إلى الأربعين وأولى منه أن يكون قبل دخول داره، فلو لم يدخل إلا بعد سنين استمر الحكم، والسر في ذلك وقوفه في تلك المشاعر العظام، وما يلقاه من المتاعب والمشاق الحاصلة له بسبب هجران الوطن مدة السفر، وعدم تغير حاله قبل الأربعين غالباً
“Dalam satu riwayat disebutkan: “Dikabulkan bagi orang yang melaksanakan haji semenjak masuk Mekkah sampai kembali kerumahnya hingga 40 hari. Maka dianjurkan minta doa padanya, sebagaimana ulama salaf hingga 40 hari. Lebih utama dari itu adalah minta doa padanya sebelum dia masuk kerumahnya. Seandainya ia tidak masuk kerumahnya kecuali setelah 2 tahun, maka hukum tetap berlaku. Adapun hikmah yang terkandung dari anjuran tersebut adalah ia masih berada dalam suasana keagungan, masih merasakan letih dan penderitaan saat diperjalanan yang timbul dari meninggalkan tanah air serta biasannya sebelum 40 hari perilaku baik orang yang haji belum berubah.
Penulis: Abdul Adzim
Publisher: Fakhrul
Referensi:
✍️ Syaikh Syihafuddin Ahmad bin Ahmad bin Salamah al-Qulyubiy al-Mishri asy-Syafi’i|Hasyiyah Qaliyubi ala Kanzu ar-Raghubin Syarah Minhaju ath-Thalibin| Daru al-Kutub al-Ilmiyah juz 2, halaman 242.
✍️ Syaikh Sulaiman bin Umar bin Manshur al-Ujailiy asy-Syafi’iy| Hasyiyah al-Jamal ala Syarhi al-Minhaj| Daru al-Kutub al-Ilmiyah juz 4 halaman 290.
✍️ As-Sayyid asy-Syarif Abdurrahman bin Muhammad bin al-Husain bin Umar Ba’ Alawiy| Bughyatul Mustarsyidin| Daru al-Kutub al-Ilmiyah, halaman 144.