Di Khuzastan (Iran) Seorang pria divonis bangkrut oleh pengadilan setempat sehingga ia jatuh miskin. Saat menjelang hari raya Idhul Adha tiba, ia tidak punya sepeser uang pun untuk membeli hewan kurban bahkan untuk memenuhi keperluan sehari-seharinya ia tidak mampu. Lantas ia mengadu pada istrinya tentang hal itu.
“Jangan bersedih suamiku! Aku masih punya Ayam besar yang telah lama aku pelihara. Nanti ketika hari raya Idhu Adha tiba, kita sembelih”. Jawab Istrinya.
Saat malam hari raya Idhu Adha tiba, Ayam peliharaannya kabur ketika hendak disembelih dan terbang hinggap di atap rumah tetangganya.
Sontak kedua suami istri itu kesal dan mencari Ayam tersebut kemana-mana namun tidak kunjung ditemukan hingga berita kehilangan seekor Ayam milik mereka menyebar ke telinga para tetangganya.
Beruntung, para tetangga mereka dihuni orang-orang kaya. Kerena marasa iba dan kasihan kepada keadaan pasang suami istri itu, para tetangganya pun melapor kepada Hakim di kota itu dan disepakati untuk mengganti Ayam mereka yang hilang, dengan ganti setiap orang satu Kambing.
Keesokan harinya, selepas melaksanakan sholat Idhul Adha. Pria itu kaget dengan banyaknya puluhan kambing di rumahnya. Lantas ia bertanya pada istrinya:
“Dari mana asal Kambing-kambing ini Istriku”.
“Kambing ini pemberian dari Si Fulan dan Fulan…” Jawab sang istri sembari menyebut satu persatu nama orang yang telah menghadiahkan Kambing kepadanya.
Dalam keadaan setengah tidak percaya, pria itu berujar kepada istrinya:
“Astaga, sungguh tidak sia-sia engkau memelihara Ayam ini istriku. Nabi Ishaq as bin Ibrahim as saja [1] hanya diganti satu ekor Kambing saat hendak disembelih oleh ayahnya, sedangkan Ayam kita diganti dengan puluhan Kambing.” Alhamdulillah.
[1] Menurut pendapat yang menyatakan bahwa anak yang dijadikan kurban Nabi Ibrahim as adalah Nabi Ishak as bukan Nabi Ismail as.
Penulis: Abdul Adzim
Referensi:
✍️ Syaikh Abi Umar Yusuf bin Abdullah bin Muhammad bin Abdul Bar an-Namiriy al-Qurthubiy| Bahjatu al-Majalis wa Unsi al-Majalis wa Syahdzu adz-Dzahim wa al-Majiz| Daru al-Kutub al-Ilmiyah, Jilid 2 halaman 556-557.
✍️ Syaikh Syamsuddin Abu Abdullah Muhammad bin Muflih al-Muqaddasiy al-Hanbaliy| Al-Adabu asy-Syar’iyah wa Minahu al-Mar’iyah| Daru al-Kutub al-Ilmiyah, juz 2, halaman 148-149.