Pada acara pertemuan wali santri Pondok Pesantren Syaichona Moh Cholil yang digelar pada Sabtu 25 Mei 2024 RKH. Fakhruddin Aschal menyampaikan tausiyah yang berisikan cara atau langkah-langkah dalam menuntut ilmu dengan baik
Diantara tausiyah yang disampaikan adalah bagaimana seorang santri bisa seimbang dalam usaha dan doanya, karena menurut beliau berdoa tanpa berusaha itu bodoh, sedangkan berusaha tanpa berdoa itu sombong, maka yang benar adalah berdoa sambil berusaha dan hal itulah yang akan membawa kesuksesan.
الدعاء بلا اختيار جهل
Berdoa tanpa berusaha itu bodoh
الاختيار بلا دعاء تكبر
Berusaha tanpa berdoa itu sombong
والاختيار مع الدعاء حق ونجاح
Berusaha sambil berdoa itu benar dan akan sukses,” tutur RKH. Fakhruddin Aschal mengawali tausiyahnya.
Selain itu, menurut beliau yang tak kalah pentingnya adalah memperbaiki niat dalam menuntut ilmu. Diantara niat yang dianjurkan dalam menuntut ilmu adalah niat mencari ridho Allah SWT.
“Alasan memondokan anak karena mengharap ridho Allah SWT itu adalah yang utama, Karena mendidik anak itu adalah perintah dari Allah SWT sehingga apabila kita mengerjakan perintahnya maka Allah SWT akan ridho,” ungkap beliau.
Yang kedua, karena Allah SWT memerintahkan agar menjaga diri dan keluarga dari api neraka, yang mana hal itu bisa dilakukan dengan menuntut ilmu, karena tanpa ilmu manusia tidak akan bisa menyelematkan diri dan keluarganya dari neraka. Hal itu sebagaimana ayat Al-Quran yang beliau disampaikan ;
يَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ قُوۤا۟ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِیكُمۡ نَارࣰا
Artinya : wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka.
Kemudian, niat yang dianjurkan adalah untuk membahagiakan Rasulullah SAW, karena dengan membahagiakannya maka akan mudah mendapat ridhonya
“Rasulullah SAW bersabda ;
طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة
Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang muslim baik yang laki-laki ataupun yang perempuan.
من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له طريقا إلى الجنة
Artinya : Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Allah SWT akan mempermudah jalannya menuju surga. Hadis ini secara dhohir adalah kalam khobar, namun secara makna adalah perintah,” jelasnya.
Beliau juga berpesan kepada wali santri agar turut serta mendoakan putra putrinya, karena yang dianjurkan berdoa di atas bukan hanya bagi murid saja, melainkan juga pada wali murid.
“Orang tua harus bersungguh-sungguh dalam mendoakan anak, karena sealim-alimnya orang yang alim, peran orang tua sangat luar biasa terlebih orang tua perempuan, sebagaimana telah masyhur bahwa kesuksesan seorang santri membutuhkan kesungguhan tiga orang yaitu santrinya, gurunya dan orang tuanya,” ungkapnya.
Menurut beliau, mendoakan anak itu tidak dengan ucapan saja namun juga dengan perbuatan, sebagaimana beliau ulas sebagai berikut ;
“Ada dua cara mendoakan anak, yang pertama dengan qauli, yang kedua dengan fi’li, sama seperti sholat yang secara bahasa acara doa sedangkan secara syara’ adalah aqwalun wa af’alun muftatahtun bi at-takbir mukhtatamatun bi at-taslim.” Papar beliau.
Selain berdoa langsung, ada juga kalimat-kalimat pujian dan tasbih yang pada hakikatnya berdoa, adapun bacaan tasbih tersebut sebagaimana beliau contohkan sebagai berikut ;
“Banyak amalan yg isinya tasbih membuat semakin kaya seperti contoh membaca :
سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم ١٠٠
لا اله الا الله الملك الحق المبين ١٠٠
“…Yang kedua, niat melakukan kebaikan untuk mentirakati anak itu adalah bahasa tubuh, seandainya mau diucapkan seakan-akan berkata ; ya tuhan balaskah kebaikan ini dengan menjadikan anakku anak yang Sholeh, anak yang alim. Jadi istilahnya doa dengan fi’li (perbuatan) itu adalah tirakat.” Jelas RKH. Fakhruddin Aschal.
Oleh karena itu beliau berpesan agar selain berdoa dengan lisan juga mentirakati putra-putrinya dengan perbuatan yang baik agar tidak sia-sia memondokkan anaknya di Pesantren.
“Jadi, saya harap kepada hadirin wali santri semua untuk mentirakati putra-putrinya agar lelahnnya disini benar-benar berhasil, karena al-Ajru ala Qodri ta’ab, semkain lelah mendoakan anak maka kemungkinan besar kesuksesan anak didapatkan.” Tutur beliau.
“Jika seorang anak dari kecil sudah di tirakati insyaallah tinggal enaknya nanti ketika sudah besar.” Imbuhnya.
Kemudian diakhir tausiyahnya, beliau berpesan agar tidak menyampaikan informasi yang tidak penting kepada putra putrinya di Pesantren supaya tidak menggangu konsentrasi belajarnya.
“Terakhir, saya harap kepada wali santri agar tidak memberikan informasi apapun dari rumahnya kepada putra putrinya karena bisa mempengaruhi pikirannya. Ada salah satu senior saya di pondok dulu, kebetulan orang tuanya adalah orang yang mengerti untuk tidak memberi kabar apapun kepada putranya agar tidak menggangu belajarnya…”
“…dan si anak pun juga mengerti untuk tidak menerima kabar apapun dari orang-orang diluar sana, sehingga surat-surat yang datang kepadanya tidak ada yang dibaca sampai menumpuk. Akhirnya dia menjadi kiai besar sebab bersungguh-sungguh menuntut ilmu.” Ungkapnya.
“Semoga kita semua dikaruniai keturunan yg Sholeh Sholeha, alim, taqwa dan berguna kepada orang banyak.” Harap beliau.
Author : Fakhrullah