Syaichona.net- Segala sesuatu pasti ada hikmahnya, tidak ada ciptaan Allah ﷻ di dunia yang sia-sia.
Allah ﷻ berfirman:
وَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَيْكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ ۚ وَكَانَ فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ عَظِيمًا
“Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan karunia Allah SWT. sangat besar atasmu.” (QS. An-Nisaa’: 113)
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ ۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًا ۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ . آل عمران : ۱۹۱
Artinya : (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah SWT. sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. (QS. Ali ‘Imran: 191).
Diantara hikmah itu adalah hitungan dalam kalimat Tauhid yang terdiri dari 7 kalimat dan 12 huruf.
Syaikh Ali Duddah bin Mushthafa al-Mustariy (W. 1007 H) dalam kitabnya Khawatimu al-Hikam mengatakan:
“Ketahuilah! Bahwa kalimat Tauhid terdiri 7 kalimat sepadan dengan hitungan pintu-pintu neraka Jahannam dan 7 kalimat yang terkandung dalam kalimat Tauhid itu dapat menangkal orang yang mengucapkannya dari panasnya. Setiap kalimatnya mampu menandingi setiap pintunya berdasarkan sebuah hadits.
Al-Imam ar-Razi mengatakan:
كونها أربعة وعشرين حرفًا، لتكون بعدد ساعات اليوم، وهي جامعة الوظائف لجميع العبادات في الأوقات كلها، وهي أخت الصلوات الخمسة، الموظفة في أربعة وعشرين ساعة، ولذلك يستدل بإقامة الصلوات على إقامة التوحيد
“Kalimat Tauhid terdiri 24 huruf sepadan dengan hitungan jam sehari semalam. Kalimat Tauhid mengumpulkan semua kegiatan ibadah di waktu-waktu itu. Kalimat Tauhid adalah saudara sholat lima waktu yang kerja dalam 24 jam dan kerena itu mendirikan sholat lima waktu sebagai bukti menegakkan kalimat Tauhid.
Adapun perwujudan dari kekhususan kalimat Tauhid terdiri dari 7 kalimat sebagaimana yang disampaikan ahli hikmah sebagai berikut:
إن الله تعالى زين كلمة الشهادة بسبع كلمات، كما زين القرآن بسبع لغات، وسورة الفاتحة بسبع آيات والعلو بسبع سموات، والسفل بسبع دركات، والدنيا بسبع أبحر وسبعة أقاليم، فسبحان من زين الأكوان بأنواع السبعيات؛ ليعلم العلماء وليعبر الحكماء، أن للسبع خاصية ليست لغيره من الأعداد، وهي جامعة المراتب العدد، وللسبع قُوَّة التأثير والجمعية ما ليس لجمع الأعداد
“Sesungguhnya Allah ﷻ menghiasi kalimat Syahadat (Tauhid) dengan 7 kalimat sebagaimana al-Qur’an dihiasi dengan tujuh langgam 7 bahasa Arab, Surat al-Fatihah dengan 7 Ayat, alam atas dengan 7 langit dan alam bawah dengan 7 lapisan tanah. Dunia dihiasi dengan 7 lautan dan 7 benua. Maha suci Dzat yang telah menghiasi alam semesta dengan 7 macam rupa agar para ulama tahu dan para ahli hikmah dapat mengambil pelajaran. Sesungguhnya untuk bilangan 7 terdapat kekhususan yang tidak ada pada bilangan lainnya. Bilangan 7 itu merupakan akumulasi dari semua urutan bilangan dan untuk bilangan 7 memiliki kekuatan yang berdampak dan bersifat menyeluruh yang tidak dimiliki semua bilangan.
Baca Juga : Kesunnahan yang Dilakukan Ketika terjadi Gempa Bumi
Terdapat sebuah faidah: “Al-Imam as-Suyuthi dalam Lubbabu al-Itqan fi Ulumu al-Qur’an menyebutkan: “Pada suatu hari semua sahabat berkumpul untuk membicarakan malam Lailatul Qadar di hadapan Amirul Mukminin Umar Ibnu al-Khattab ra, juga ada Ibnu Abbas ra bersama mereka. Lalu ucapakan pada Ibnu Abbas ra:
“Bicaralah! Wahai Ibnu Abbas.”
Pada saat itu Ibnu Abbas ra sedang menderita sakit gigi.
Lantas Ibnu Abbas ra berkata:
يا أمير المؤمنين إن الله وتر ويحب الوتر، قد جعل الله تعالى أيام الدنيا تدور على سبع، وخلق الإنسان من سبع، وخلق أرزاقنا من سبع وخلق فوقنا سبعًا وتحتنا سبعًا، وأنزل في كتابه من المثاني سبعًا، ونهى عن نكاح الأقربين عن سبع، وقسم الميراث في كتابه على سبع، ويقع السجود على سبع، والطواف والسعي على سبع، ورمي الجمار سبع، فأرى ليلة القدر في السبع الأواخر من رمضان فتعجب عمر ، رضي الله عنه، فقال: «قد وافقني فيها هذا الغلام.
“Wahai Amirul Mu’minin! Sesungguhnya Allah ﷻ ganjil dan senang suatu yang ganjil. Sungguh Allah ﷻ menjadikan hari-hari dunia berputar selama 7 hari, menciptakan manusia dengan 7 proses, memberi rezeki dari 7 pintu, menjadikan diatas kita 7 langit dan di bawah kita 7 lapis tanah. Allah ﷻ menurunkan dalam kitab-Nya 7 Ayat yang di baca berulang-ulang, melarang menikahi (sebab) kerabat sebanyak 7 orang, membagi harta warisan dalam kitab-Nya kepada 7 orang, memerintah sujud pada 7 anggota, Thawaf dan Sa’i dilakukan sebanyak 7 kali, melempar Jumroh sebanyak 7 lemparan dan aku melihat malam Lailatu Qadar pada 7 terakhir di bulan Ramadhan.”
Mendengar jawaban Ibnu Abbas ra Sayyidana Umar ra kagum, berkata:
“Aku sepakat dengan jawabanmu ini wahai anak muda!”.
Jawaban Ibnu Abbas ra dalam peristiwa tersebut, menurutku menjadi hujjah yang kuat tentang keistimewaan bilangan 7. Sebagian ahli tafsir saat mengartikan kata “Sab’a” (tujuh) dalam firman Allah ﷻ:
كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ
“…seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai… (Al-Baqarah: 261).
Ia mengatakan: “Bilangan 7 merupakan hitungan yang menyimpan banyak rahasia karena bilangan 7 terdapat dalam hitungan langit dan bumi, dalam penciptaan manusia, rezeki dan anggota tubuhnya yang digunakan untuk ketaatan dan bermaksiat pada Allah ﷻ. Yaitu dua mata, dua telinga, lisan, perut, kemaluan dan kakinya.
Syaikh Fakhruddin dalam kitab “Asraro Tanzil” mengatakan:
لا إله إلا الله محمد رسول الله سبع كلمات وللعبد سبع أعضاء، وللنار سبعة أبواب، فكل كلمة من هذه الكلمات السبعة، تغلق بابا من الأبواب السبع عن عضو من الأعضاء السبع
“Lailaha ilallah Muhammadurrasulullah terdiri 7 kalimat. Seorang hamba memiliki 7 tujuh anggota di badannya dan neraka mempunyai 7 pintu. Maka setiap kalimat dari 7 kalimat tersebut (dapat membuka) 7 pintu neraka yang tertutup oleh perbuatan 7 anggota badan.”
Para ulama yang telah teruji ilmunya dalam menyikapi hal ini terbagi menjadi 7 pendapat:
1- Ahli Hikmah mengatakan: “Segala sesuatu di alam ini, pastikan memiliki 7 bagian seperti 7 rasi bintang, langit, bumi, lautan, benua, anggota inti badan manusia dan usianya juga terdiri 7 pase kehidupan:
• Thifliyah hingga usia 7 tahun.
• Shabarah hingga usai 14 tahun.
• Syabah hingga 32 tahun.
• Syuyukhah.
• Khuhulah.
• Hirm hingga akhir usia.
Pendapatku selain para ulama di atas, golongan Waqfiyyin (orang-orang yang sangat realistis dalam melihat fakta, menerimanya dengan pasrah, seolah-olah realitas tidak bisa ditolak) dan golongan Jafariyyin (salah satu sekte Syi’ah dua belas), golongan Najjariyyin (pengikut Abil Khusein bin Muhammad al-Najar), para insinyur, para ahli pengetahuan hakikat angka-angka juga sangat memberi perhatian dengan bilang 7 karena dalam bilang ini banyak mengandung pelajaran dan rahasia yang tidak ada pada bilangan lainnya. Waallahu A’lamu
Penulis : Abdul Adzim
Publisher : Fakhrul
Referensi:
✍️ Syaikh Ali Duddah bin Mushthafa al-Mustariy| Khawatimu al-Hikam| Daru al-Kutub al-Ilmiyah halaman 21-22.