Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan kembali berduka atas wafatnya Pengasuh Pondok Pesantren Putri Syaichona Moh. Cholil Nyai Hj. Muthmainnah Aschal yang merupakan Putri tertua KHS. Abdullah Schal, wafatnya beliau membuat masyarakat Bangkalan berduka cita karena kehilangan sosok perempuan panutan Bangkalan.
Sebelum beliau wafat, akhir tahun 2023 beliau sempat sakit keras sehingga sempat dilarikan ke rumah sakit di Malaysia, kemudian beliau dibawa pulang ke Bangkalan setelah kesehatan semakin membaik.
Pada hari Rabu, sehari sebelum wafatnya, beliau kembali jatuh sakit sehingga oleh majelis keluarga dibawa ke rumah sakit di Bangkalan, akan tetapi oleh pihak rumah sakit dirujuk ke Surabaya tepatnya di RS. Soetomo Surabaya.
Kemudian keesokan harinya tepat pada hari Kamis, 29 Februari 2024, bertepatan dengan tanggal 19 Sya’ban 1445 H. Jam 08.00 WIB pagi beliau wafat di RS. Soetomo Surabaya. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh KH. Ismail al-Ascholy, KH. Karror Abdullah Schal, KH. Muhammad Nasih Aschal dan majelis keluarga yang lain melalui media sosialnya sehingga dalam waktu sebentar informasi tersebar dan masyarakatpun mulai berdatangan memadati Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan.
Jenazah Almarhumah dishalatkan pada jam 13.00 WIB di Musholla sepuh Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Demangan Bangkalan yang di pimpin oleh Habib Abdullah kemudian beliau di hantarkan ke peristirahatan terakhirnyah oleh ribuan santri dan masyarakat ke pemakaman Masjid Martajasah Bangkalan, sesampainya di Masjid Martajesah beliau di sholatkan lagi agar masyarakat yang belum sempat mensholati bisa mensholati juga. Beliau dimakamkan berdekatan dengan makam adik kandungnya, yaitu RKH. Fakhrillah Aschal.
Ada beberapa hal menarik di masa hidup beliau yang diceritakan oleh supir pribadi yang selalu menyertainya, diantaranya bahwa Nyai Mut (panggilan akrabnya beliau), adalah Nyai yang sangat dermawan dan sering bersodakoh kepada semua orang dan santri-santrinya.
“Nyai itu sangat dermawan orangnya sehingga orang yang selalu ke Pondok yang meminta-minta pada hari Selasa beliau sudah tentukan nominalnya, juga setiap beliau melakukan perjalanan ketika beliau mampir di Masjid beliau selalu menyisipkan uangnya ke dalam kotak amal di Masjid,” tutur supir pribadi Nyai Mut.
Ia melanjutkan ceritanya bahwa Nyai Mut itu menganggap para supir tidak sebagai supir saja, tapi beliau menganggapnya seperti halnya putra sendiri
“Nyai Mut itu mengagap kami para supir itu seperti anaknya sendiri bahkan di setiap harinya kebutuhan supir itu selalu dicukupi seperti makan, rokok bahkan pulsa pun juga di belikan oleh beliau,” Tegasnya.
Ada juga hal yang menarik pada saat wafatnya beliau yang diceritakan oleh supir Ambulan saat mengantarkan jenazahnya ke Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil bahwa Ia sangat bersyukur sekali bisa mengantarkan jenazah beliau dan Ia mengatakan bahwa Jenazah Nyai Mut sangat wangi.
“Perjalanan saya mengantarkan jenazah Bu Nyai Mutmainnah Aschal ke Bangkalan banyak orang yang rebutan ingin mengangkat jenazah beliau, saya bersyukur sekali bisa mengagkat Jenazah Beliau ke keranda, jujur saja jenazah Bu Nyai Wangi sekali” Tulis Maskurir jenazah dalam akun tiktoknya
Author : Abdussalam
Editor : Fakhrullah
Ilustrator : Fakhrul