Penjelasan Unik Ra. Ismail Tentang Proses Isra’ Mi’raj Yang Begitu Cepat

oleh -1,603 views

“Pertama-tama saya ingin menyampaikan firman Allah SWT yang berbunyi :

سُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِیۤ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَیۡلࣰا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِی بَـٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِیَهُۥ مِنۡ ءَایَـٰتِنَاۤۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ

“…Sebagian dari ulama ada yang mengatakan bahwa betapa mulianya Nabi Muhammad SAW dengan seluruh kebiasaan-kebiasa beliau sebagai manusia biasa,” Tutur Ra. Ismail, panggilan akrabnya KH. Ismail al-Ascholy.

Beliau menyampaikan bahwa seseorang ketika semakin merendah di hadapan Allah SWT maka Allah SWT akan semakin mengangkat derajatnya.

“Semakin seseorang menjadi manusia biasa, semakin meninggalkan gelar-gelar dunia maka orang tersebut semakin tinggi derajatnya di sisi Allah SWT. Sebab ketika Nabi melaksanakan Isra’ bukan sebagai Nabi, bukan membawa title kerasulan dan tidak membawa gelar apa-apa padahal peristiwa Isra’ termasuk peristiwa yang paling diagungkan oleh Allah SWT,” Jelasnya.

“Gelar yang dibawa oleh Nabi adalah gelar kehambaan makanya menggunakan lafadz biabdihi, tidak menyebut asro birosulihi. Ini menunjukkan bahwa semakin seseorang merendah dihadapan Allah SWT maka orang tersebut semakin ditinggikan oleh Allah SWT.” Imbuhnya.

Beliau menjelaskan bahwa menjadi orang biasa adalah nikmat yang besar, karena dengan begitu maka semakin bebas dari pandangan orang lain.

“Sebab menjadi orang biasa itu adalah nikmat yang besar, karena semisal mondok dalam keadaan menjadi orang biasa, kemudian seumpama pintar dan hafal Al-Qur’an maka orang-orang akan heran karena anaknya orang biasa, coba anak tersebut adalah anaknya kiai, maka ketika mendapat prestasi di pondok maka orang tidak akan heran karena memang anaknya kiai.” Ungkap Ra Ismail.

Beliau juga menjelaskan bahwa latar belakang Rasulullah SAW melakukan isra’ mi’raj adalah karena beliau berada di puncak kegelisahan yang begitu dahsyat sehingga Allah SWT mengangkatnya untuk menghibur.

“Nabi diajak isra’ karena sedang mengalami kegalauan dan gundah gulana, jadi Nabi ketika galau sama dengan orang lain. Artinya kegalauan itu sama-sama dialami oleh orang lain akhirnya oleh Allah SWT dihibur dengan jalan-jalan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha,” Tutur beliau.

Selain itu, Ra Ismail juga menyampaikan bahwa proses isra’ mi’raj Nabi Muhammad berlangsung dengan Begitu cepat.

“Dauhnya Imam ad-Diba’i, Nabi kembali ke Makkah sebelum alas tidurnya dingin, itu sekitar lima menit,” Ungkap Ra Ismail.

Rupanya hal itu dikarenakan Rasulullah SAW saat melakukan isra’ mi’raj menggunakan kecepatan cahaya, sebagaimana yang dijelaskan oleh Ra Ismail ;

“Diantara tanda kekuasan Allah ada yang namanya kecepatan cahaya, seperti terbitnya matahari di pagi hari, yaitu bagaimana bisa ratusan juta kilo meter jauhnya matahari sinarnya bisa sampai pada penglihatan mata hanya dengan hitungan detik.” Jelas Ra Ismail.

“Jadi yang dipakai oleh Nabi saat isra’ mi’raj adalah kecepatan cahaya, begitu juga yang dinaiki oleh Rasulullah, karena beliau menaiki Buroq yaitu kendaraan yang cepat kilat karena terbuat dari cahaya serta didampingi Malaikat Jibril yang tercipta dari cahaya juga, dan Rasulullah SAW satu jenis dengan cahaya tersebut bahkan cahayanya yang paling indah…”

“…sehingga oleh karena itu ketika buroq melaju dengan cepat beliau tidak rusak, beda halnya dengan kita, akan rusak ketika menaiki kendaraan yang begitu cepat.” Imbuh Ra Ismail.

Author : Adibahkey

Editor : Fakhrullah

banner 700x350

No More Posts Available.

No more pages to load.