Ra. Nasih : Trik Supaya Selamat Dari Buaya Darat

oleh -2,366 views

“Kehidupan di Pesantren adalah miniatur kehidupan di masyarakat, maka saya berharap tidak ada satupun santri putri yang tidak bermanfaat ilmunya, saya berharap dan berdoa semua santri putri Syaichona Cholil mendapatkan barokah para Masyaikh,” Tutur KH. Moh. Nasih Aschal

Hal itu beliau sampaikan saat mengisi sambutan dalam acara Isra’ Mi’raj yang diselenggarakan oleh santri putri Pondok Pesantren Syaichona Moh Cholil. Acara ini merupakan agenda tahunan yang rutin diselenggarakan setiap malam tanggal 27 Rajab yang sekarang bertepatan dengan hari Rabu, 07/02/2023.

Dalam kesempatan kali ini KH. Muhammad Nasih Aschal atau yang biasa dikenal Ra. Nasih menyampaikan bahwa tolak ukur barokah itu bukanlah dengan kesuksesan dan bukan pula dengan kegagalan seseorang.

“Ilmu yang manfaat dan barokah itu tidak akan berhenti dalam satu titik, ketika kamu pulang dari sini kemudian sukses tidak bisa dianggap dapat barokah, pun sebaliknya santri yang tidak sukses tidak bisa kita anggap tidak mendapatkan barokah,” Ungkap Ra. Nasih.

Beliau juga menyampaikan suatu nasehat yang sering disampaikan oleh para Masyaikh pondok pesantren Syaichona Moh Cholil sebagaimana yang telah kami catat sebagai berikut ;

“Makanya selalu disampaikan oleh Nyai. Mutmainnah, oleh kiai Fakhri, oleh kiai Fakhruddin bahwa kalian ketika keluar dari sini tidak akan pernah melepas status sebagai santri, tidak ada ceritanya ketika keluar dari sini dianggap mantan santri, cuman berbeda istilah, kalau yang masih di pondok namanya santri aktif, sedangkan yang ada di luar itu yang tidak aktif sehingga dikatakan alumni,” Tutur beliau.

Ra. Nasih juga menyampaikan bahwa hal itulah yang menjadi alasan mengapa seorang santri tidak bisa dikatakan sukses ataupun sebaliknya.

“Disini, kepada yang namanya alumni tetap disuruh mengaji, disuruh mencari ilmu dan disuruh melakukan kebaikan-kebaikan, artinya kalian tidak akan pernah berada di satu titik yang kemudian boleh mengatakan saya telah sukses atau sebaliknya karena kalian akan selalu berproses,” Ungkap Ra Nasih.

“Hendaknya sebagai santri mempelajari setiap dinamika kehidupan yang akan mengantarkan kita pada satu titik akhir yaitu mempertanggung jawabkan atas apa yang kita kerjakan.”Imbuh beliau.

Ra. Nasih juga menyampaikan bahwa suatu proses dalam menuntut ilmu akan menentukan hasilnya kelak.

“Ilmu semakin berkualitas ketika didapatkan dari proses yang sulit, semakin sulit maka semakin berkualitas ilmu tersebut.” Tegas Ra. Nasih.

Selanjutnya beliau juga menyampaikan kepada santri putri agar fokus dalam menuntut ilmu dengan tanpa memikirkan urusan menikah.

“Untuk santri putri jangan kepikiran yang mau menikah, perlu disampaikan terus terang saja terkadang merasa kasihan karena seolah-olah tidak punya pilihan terhadap karakternya, karena tentunya perempuan itu pemalu, jadi tidak bisa menentukan siapa kelak yang akan menjadi pasangannya. Tapi kalau perempuan tidak dikuatkan dengan ilmunya maka akan rentan ketika bertemu dengan laki-laki buaya darat,” Tutur Ra. Nasih.

Beliau menyampaikan bahwa tolak ukur kecantikan seorang perempuan tidaklah dilihat dari paras wajahnya, melainkan dengan melihat karakter kepekaannya.

“Jangan merasa kecil hati ketika berbicara kecantikan, bagi saya perempuan itu cantik ketika memilliki kepekaan yang tinggi dan mudah rapuh. Karena laki-laki tidak seperti itu, laki-laki itu karakternya tidak mudah sakit hati, tidak mudah putus asa beda dengan wanita.” Ungkap Ra. Nasih.

“Kenapa ko dibilang cantik, karena dengan begitulah perempuan memiliki peluang besar daripada laki-laki. Kalau laki laki sekali jatuh tidak bisa berdiri lagi karena tidak punya kepekaan, tapi kalau perempuan tidak. Gak ada ceritanya perempuan sakit hati kemudian tidak menikah, karena perempuan mudah berdiri sebab kepakaannya dan dengan kepekaannya memiliki peluang yang besar. Imbuh beliau.

Ra. nasih juga berpesan kepada para santri putri agar menyeimbangkan antara akal dan perasaannya, supaya tidak terjadi ketimpangan pada perempuan.

“Saya nitip hati dan perasaannya dijaga, kalian bisa merasakan sakit atas perlakuan laki-laki, tapi kalian harus tau ketika kalian sakit atas perlakuan laki-laki maka harus mulai berfikir, bukan lagi dengan perasaan tapi dengan logika, meskipun perempuan sulit untuk berfikir logis. Kalian dimondokkan disini agar seimbang akal dan perasaannya.” Jelas Ra. Nasih.

“Jika sudah bisa seimbang maka insyaallah apapun yang dilalui akan bisa melalui untuk bisa memiliki semangat memperoleh keberhasilan dan menggapai cita-cita.” Imbuh beliau.

Author : Adibahkey

Editor : Fakhrullah

banner 700x350

No More Posts Available.

No more pages to load.