Syaichona.net- Demi menjaga kemurnian dan kelestarian ajaran Islam, maka disunahkan bagi setiap individu orang Islam atau Fardu Kifayah bagi semua Umat Islam untuk menulis dan mendokumentasi ilmu tentang ajaran Islam. Lalu apakah adanya percetakan-percetakan kitab, sudah menggugurkan anjuran tersebut?
Sayyid Muhammad bin Ahmad Abdul Bar al-Ahdal pernah ditanya tentang hal yang sama. Berikut redaksinya sebagaimana yang tertuang dalam kitab Bayanu Ghardhi al-Muhtaj ila Kitabi al-Minhaj fi Fikhi al-Imam asy-Syafi’iy karya Syaikh Burhanuddin al-Fazariy Ibnu Farkah dan Minhaju al-Thalibin wa Umdatu al-Mutiyin karya Syaikh Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawiy disebutkan:
(فائدة) الطبع المعروف الذي حدث في رأس الألف وفشا إلى زماننا هل يكفي عن كتابة العلم أم لا؟
أجاب السيد العلامة محمد بن أحمد عبد الباري الأهدل أنه يكفي، قال: لأن الناس قد صاروا متكلين عليه في غالب تحصيل الكتب لتيسره وقلة ثمنه؛ لأن به يحصل حفظ العلم من الضياع، والمنفعة حاصلة به، لأنه لا يكون غالباً إلا بعد تصحيح المطبوع، وهو جواب وجيه
(Sebuah faidah) kegiatan mencetak (kitab-kitab ulama) yang telah kenal sejak permulaan kurun 1000 Hijriyah hingga pada zaman sekarang, apakah sudah memenuhi anjuran menulis tetang ilmu?
Baca Juga :
- Hukum Menulis Tentang Ilmu
- Tujuh Manfaat Berkumpul dengan Para Ulama
- Doa dan Shalawat Agar Hajat Terkabul
Sayyid Muhammad bin Ahmad Abdul Bar al-Ahdal menjawab: “Hal itu sudah dianggap cukup karena masyarakat telah punya kepercayaan terhadap percetakan tersebut dalam produksi kitab-kitab ulama yang dianggap simple dan murah harganya serta membantu melestarikan ilmu agar tidak hilang dan manfaatnya benar-benar nyata dirasakan mereka. Lagi pula, lumrahnya kitab-kitab yang dicetak itu diproduksi setelah melalui koreksi dan pembetulan yang akurat dan ini adalah jawaban yang relevan. Waallahu A’lamu
Penulis : Abdul Adzim
Publisher : Fakhrul
Referensi :
✍️ Syaikh Burhanuddin al-Fazariy Ibnu Farkah| Bayanu Ghardhi al-Muhtaj ila Kitabi al-Minhaj fi Fikhi al-Imam asy-Syafi’iy| Daru al-Kutub al-Ilmiyah hal 80-81.
✍️ Syaikh Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawiy| Minhaju al-Thalibin wa Umdatu al-Mutiyin| Daru al-Minhaj hal 634.