Ketika Masakan Nyai. Hj. Sumtin Hanya dicicipi oleh KHS. Abdullah Schal

oleh -3,908 views

“…Nyai. Hj. Sumtin wafat bukan di pulau garam, tapi beliau wafat jauh dari pulau garam, wafat saat mendampingi suaminya dakwah ke luar pulau, hal itu merupakan bukti bahwa Nyai. Hj. Sumtin sangat peduli terhadap keluarga, alumni dan sampai beliau mengorbankan dirinya.” Tutur KH. Abdullah Hanani dalam pidatonya.

Hal itu beliau ceritakan saat memberikan sambutan atas nama majelis keluarga Pondok Pesantren Syaichona Moh Cholil dalam memperingati haul ke-18 Nyai. Hj. Sumtin binti Husnawiyah, Kamis (14/12/2023). Beliau sendiri merupakan cucu dari Nyai. Hj. Sumtin, yang mana beliau adalah putra dari Nyai. Hj. Karimah Aschal binti KHS. Abdullah Schal dan Nyai. Hj. Sumtin yang sekarang menetap di Jember.

Dalam kesempatan ini Ra Hanani, Panggilan akrabnya KH. Abdullah Hanani menceritakan sekelumit perjuangan daripada al-Maghfurlaha Nyai. Hj. Sumtin binti Husnawiyah. Beliau menyampaikan bahwa Nyai. Hj. Sumtin merupakan seorang perempuan yang rajin beribadah dan Istiqomah mendampingi serta melayani KHS. Abdullah Schal, baik dalam berdakwah ataupun dalam berumah tangga.

“Kami sebagai cucu dari al-Marhumah Nyai. Hj. Sumtin menyaksikan langsung beliau kalau subuh berpakaian mukena sampai terbit matahari, baru setelah itu pergi ke dapur memasak untuk suaminya, beliau racik sendiri makanan tersebut untuk suaminya.” Jelas Ra Hanani.

Kemudian beliau secara lengkap menceritakan pemandangan indah itu.

“…Sedangkan Alm. KHS. Abdullah Schal Istiqomah ngimami solat subuh, mulai dari subuh sampai masuk waktu duha beliau hatam Dalail Khoirot lengkap mulai dari muqoddimah, Asma’ul Husna, Asma’un Nabi serta isinya. Kami dahulu sewaktu kecil melihat sendiri kalau pagi KHS. Abdullah Schal turun dari tangga mematikan lampu satu persatu sambil basah lisannya dengan Dalail Khoirot sementara Nyai. Hj. sumtin masih berada di atas sejadah baru turun jika sudah terbit matahari.” Ungkap Ra Hanani.

Selain itu, Nyai. Hj. Sumtin juga rajin memasak untuk KHS. Abdullah Schal meskipun masakannya hanya dicicipi saja oleh KHS. Abdullah Schal. Namun dibalik itu semua, rupanya KHS. Abdullah memiliki tujuan yang mulia. Sebagaimana yang dikisahkan oleh Ra Hanani.

“Dulu jika KHS. Abdullah Schal sarapan setidaknya ada dua menu, ada menu pecel dan ada menu rawon, selebihnya disiapkan oleh Nyai. Hj Sumtin. namun makanan yang disiapkan oleh Nyai. Hj. Sumtin hanya dicicipi sedikit saja dan lebih mendahulukan makanan dari luar. Maka Nyai. Sumtin bertanya kepada beliau “kang, yang dimakan kok cuman yang dibeli, makanan buatan saya kok jarang dimakan”.
Kemudian KHS. Abdullah Schal menjawab “saya pernah tidak membeli pecel ini kemudian yang menjual menyangka bahwa saya yang tidak beli makanannya dikarenakan gak enak, akhirnya mendengar itu KHS. Abdullah Schal mengharuskan khoddamnya untuk membeli makanan tersebut setiap hari demi menjaga perasaan penjual tadi.” Tutur Ra Hanani.

“Dan hal itu rupanya bukan hanya terjadi pada satu generasi, tapi sampai ke putranya yang menjual, namun Nyai. Hj. Sumtin tetap melayani suaminya, kewajibannya tetap dilakukan, suaminya juga tetap mencicipi makanan istrinya tanpa menyakiti hati penjual.” Jelas Ra Hanani.

Karena mulianya Nyai. Hj. Sumtin sampai-sampai KHS. Abdullah Schal memerintahkan putra-putrinya bahkan santrinya agar menziarahi makam Nyai. Hj. Sumtin jika memiliki hajat yang besar.

“Salah satu dari putra KHS. Abdullah Schal pernah meminta doa kepada abhnya, dia berkata “Aba, saya mohon doa ingin berangkat ke Makkah dan ingin punya bekal yang banyak ..”. KHS. Abdullah Schal menjawab “Jika kmu ingin ke Mekkah dan ingin banyak bekalnya maka sowanlah ke makam ibumu, sowan kepada Nyai Sumtin..”. kemudian putra KHS. Abdullah Schal tersebut Beberapa saat bisa melaksanakan rukun Islam yang nomor lima (haji).” Jelas Ra Hanani.

“Kemudian ada salah satu santrinya juga meminta doa, “kiyai, saya mohon doa ingin berangkat haji,” kemudian dijawab, “jika kamu ingin ke Makkah dan punya bekal banyak, maka sowan ke makam Nyai Sumtin. Setelah itu santri tersebut ziarah ke makam Nyai. Sumtin dan mampu melaksanakan haji.” Tutur Ra Hanani.

Semoga kita semua mendapatkan barokah daripada Almarhumah Nyai. Hj. Sumtin binti Husnawiyah.

Author : Fakhrullah

banner 700x350

No More Posts Available.

No more pages to load.