وَقَالَ يَحْيَى بْنُ مُعَاذٍ: سَقَمُ الْجَسَدِ بِالأَوْجَاعِ وَسَقَمُ الْقُلُوبِ بِالذُّنُوبِ فَكَمَا لَا يَجِدُ الْجَسَدُ لَذَّةَ الطَّعَامِ عِنْدَ سَقَمِهِ فَكَذَلِكَ الْقَلْبُ لَا يَجِدُ حَلاوَةَ الْعِبَادَةِ مَعَ الذُّنُوبِ
وَكَانَ بَعْضُ الْحُكَمَاءِ: يَقُولُ إِذَا لَمْ يُسْتَعْمَلِ الْقَلْبُ فِيمَا خُلِقَ لَهُ مِنَ الْفِكْرِ فِي اجْتِلابِ الْمَصَالِحِ فِي الدِّينِ وَالدُّنْيَا وَاجْتِنَابِ الْمَفَاسِدِ تَعَطَّلَ فَاسْتَتَرَتْ جَوْهَرِيَّتُهُ فَإِذَا أُضِيفَ إِلَى ذَلِكَ فِعْلُ مَا يَزِيدُهُ ظُلْمَةً كَشُرْبِ الْخَمْرِ وَطُولِ النَّوْمِ وَكَثْرَةِ الْغَفْلَةِ صَارَ كَالْحَدِيدِ يَغْشَاهُ الصَّدَأُ فَيُفْسِدُهُ
Yahya bin Mu’adz berkata:
“Jasad sakit sebab penyakit, sedangkan hati sakit sebab dosa, sebagaimana jasad tidak bisa menikmati makanan ketika sakit, begitu pula hati tidak bisa menikmati ibadah dengan adanya dosa”
Sebagian ahli hikmah berkata: “Jika hati tidak digunakan pada semestinya berupa berfikir bagaimana cara agar dapat meraih kebaikan agama dan dunia dan menjauhi segala yang merusak, maka hati menjadi tidak berfungsi (nganggur) lalu tertutuplah esensinya. Jika hal itu disertai pekerjaan yang menambah kegelapan semisal minum khamir (minuman keras) banyak tidur dan lupa kepada Allah ﷻ, maka hati bagaikan baja yang karatnya menutupi setelah itu merusaknya.” Waallahu A’lam.
Penulis : Abdul Adzim
Publisher : Fakhrul
✍️ Abu al-Faraj Abdurrahman bin Ali bin Muhammad bin Ali bin al-Jauziy| Dammu al-Hawa| Daru al-Kutub al-Ilmiyah hal 60-61.