“Saya tidak menaiki kendaraan di Madinah karena di sanalah jasad Rasulullah SAW dikebumikan,” Tutur Imam Malik, salah satu guru Imam Syafi’i sekaligus pendiri madzhab besar yang diikuti oleh banyak umat muslim.
Imam Malik lahir pada dinasti Bani Umayyah, tepatnya masa kekhilafahan al-Walid bin Abdul Malik di tahun 93 H/ 712 M, Beliau sangat menghormati Rasulullah SAW sampai-sampai jika hendak meriwayatkan sebuah hadis beliau akan berwudhu terlebih dahulu, merapikan Jenggotnya dan duduk dengan baik.
Ketika beliau ditanya akan hal itu, jawabannya hanya satu, yaitu untuk memuliakan Rasulullah SAW saja. Dan begitulah akhlak daripada seorang berilmu terhadap Rasulullah SAW.
Dalam kitab Wafayat al-A’yan wa Anba’u Abna’i az-Zaman karya Ibnu Khalilkan tercatat bahwa Imam Malik juga tidak mau meriwayatkan hadis di jalan dalam keadaan berdiri atau terburu-buru, beliau melakukan hal demikian karena ingin memahami apa yang dia riwayatkan dari Rasulullah SAW.
Selain itu, dikisahkan bahwa suatu ketika Imam Malik meriwayatkan hadis, tiba-tiba ada kalajengking menyengatnya sebanyak enam belas kali sampai wajahnya berubah warna karena menahan sakit, namun beliau tetap berusaha tenang.
Ibnu Mubarak yang hadir saat itu menyaksikan langsung kesungguhan dan kecintaan Imam Malik terhadap Rasulullah SAW, dia berkata kepada Imam Malik
“Sungguh, aku saat ini melihat sesuatu yang luar biasa pada dirimu”. Ucapnya kepada Imam Malik.
“Aku sabar dengan apa yang terjadi, karena ingin menghormati Rasulullah SAW.” Jawab Imam Malik kepada Ibnu Mubarak.
Oleh karena itu, Imam Malik sangat marah jika melihat orang tidak menghormati sabda Rasulullah SAW, itu terbukti ketika Ibnu Mahdi berjalan bersama Imam Malik menuju Aqiq. Di tengah jalan Ibnu Mahdi bertanya hadis Rasulullah SAW kepadanya.
Spontan saja Imam Malik langsung marah sambil berkata, “lebih baik tidak bertanya Hadis Rasulullah kalau kita sedang berjalan.” Tegas Imam Malik.
Ada lagi kisah Hisyam bin Ammar al-Qari, suatu hari Hisyam bertanya sebuah Hadis kepada Imam Malik, sedangkan dia masih berdiri, langsung saja Imam Malik memukulnya, karena Imam Malik merasa kasihan akhirnya dia meriwayatkan satu hadis satu cambukan sampai Hisyam berkata
“Semoga Imam Malik menambahiku dengan cambukan lalu memberiku satu hadis.”
Dan begitulah ulama-ulama terdahulu memuliakan Rasulullah SAW.
Author : Fakhrullah
Editor : Fakhrul
Referensi :
– Mengeja Jejak-Jejak Cinta Pada Baginda | Saifuddin Syadiri
– Wafayat al-A’yan wa Anba’u Abna’i az-Zaman | Ibnu Khalilkan