Dakwah Digital, Sebari Mencari Popularitas

oleh -3,274 views

Syaichona.net- Dulu media dakwah hanya terbatas di forum-forum tertentu semisal di pengajian umum yang melibatkan masyarakat atau di masjid-masjid. Kemudian merambah ke media one air dan visual seperti radio dan televisi dengan kuliah Subuh, kultum dan lain sebagainya.

Seiring dengan perkembangan zaman dengan hadirnya Gadget di genggaman tangan yang banyak menyuguhkan platform seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube sampai aplikasi Tiktok yang banyak diminati oleh semua kalangan dari yang tua hingga anak-anak, dari yang elit hingga rakyat jelata. Media dakwah semakin bervariatif, dapat diakses kapanpun dan dikonsumsi oleh semua kalangan.

Tentu fenomena ini menjadi hal yang positif dalam menyebarkan kebaikan dan mengajak manusia berbuat baik. Namun tidak dapat dielakkan, imbas dari semua itu. Jika kemudian misi dakwah yang semula bertujuan menegakkan agama Allah ﷻ, ketakwaan dan tulus karena mencari ridha Allah ﷻ menjadi bias beralih fungsi mencari popularitas dan banyak pengikut.

Lalu bagaimana pandangan ulama menyikapi fenomena ini, menyebarkan ilmu sembari mencari popularitas di media sosial?

Imam Al-Qarrafi dalam kitabnya adz-Dzakhiroh mengatakan:

واعلم أنه ليس من الرياء قصد اشتهار النفس بالعلم لطلب الاقتداء، بل هو من أعظم القربات، فإنه سعي في تكثير الطاعات وتقليل المخالفات، وكذلك قال إبراهيم عليه السلام:( واجعل لي لسان صدق في الآخرين)

Ketahuilah bahwasanya bukan termasuk dari riya’, yaitu mencari kepopuleran diri dengan ilmu demi mendapat pengikut, justru hal ini merupakan ibadah yang paling besar pahalanya, sebab itu adalah langkah cepat dalam memperbanyak orang untuk melakukan ketaatan dan mengurangi perselisihan (larangan Allah ﷻ). Demikian pula Nabi Ibrahim as berkata, “jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang yang datang kemudian.”

قال العلماء معناه: يقتدي بي من بعدي. ولهذا المعنى أشار عليه السلام يقول : إذا مات ابن ٱدم انقطع عمله إلا من ثلاث: علم ينتفع به، الحديث

Ulama berkata, “makna ucapan Nabi Ibrahim as adalah: agar orang setelahku akan mengikutiku. Karena makna inilah Nabi Muhammad ﷺ. mengisyarahkan dalam sabdanya, “ketika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali tiga: ilmu yang bermanfaat.” Al-hadits.

حضا على على نشر العلم ليبقى بعد الإنسان لتكثير النفع، ومنه قوله تعالى: ورفعنا لك ذكرك. على أحد الأقوال

Dalam hadits tersebut Rasulullah ﷺ mendorong kita untuk menyebarkan ilmu agar ilmu tersebut tetap ada dan banyak bermanfaat. Termasuk juga firman Allah ﷻ: “dan kami tinggikan namamu”. menurut salah satu pendapat.

Penulis: Abdul Adzim

Referensi:

Syaikh Syihabuddin Ahmad bin Idris al-Qarafiy| Adz-Dzakhiroh| Daru al-Gharab al-Islamiy juz 1 hal 49.

banner 700x350

No More Posts Available.

No more pages to load.