Segenap Wali Santri Pondok Pesantren Syaichona Moh Cholil Demangan yang kami muliakan.
Alhamdulillah, Allah SWT, telah memberikan kesempatan kepada kita untuk berjuang bersama membesarkan Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil dengan peran kita masing-masing. Pengasuh Pesantren, Para Pengurus, Dewan Guru, Wali Santri, Para Alumni dan Simpatisan, mempunyai peran khusus dalam ikut serta membesarkan dan mengembangkan pesantren, yang bermuara pada keberhasilan anak-anak kita dalam menuntut ilmu, terutama dalam mendapatkan ilmu yang manfaat dan barakah…
Peranan wali santri teramat penting dan mutlak dibutuhkan dalam merealisasikan tujuan mulia tersebut, karena apalah artinya perjuangan pengasuh, pengurus dan dewan guru di pesantren, manakala tidak ada dukungan maksimal dari para wali santri. Kalau kita membaca dan meneliti sejarah, tidak ada satupun para ulama’ yang berhasil dalam menuntut ilmu tanpa doa dan dukungan dari walinya, dan hampir tidak ada yang gagal kalau sudah mendapat dukungan maksimal dari wali santrinya.
Syaichona Moh. Cholil menjadi ulama besar karena doa dan dukungan penuh dari Kyai Abdul Latif abanya, KHS. Abdullah Schal menggapai berbagai ilmu agama karena doa dan dukungan Nyai Romlah ibunya dan kakak tertuanya, KH. Fakhrurrozi. Demikian pula ulama-ulama’ besar lainnya, seperti KH. Hasyim Asy’ari, KH. Abd. Wahhab Hasbulloh, KH.R. As’ad Syamsul Arifin, para ulama madzhab, para ulama tashawwuf dan lain sebagainya. Begitu besar peran dan dukungan dari keluarga beliau semua, sehingga berhasil menjadi ulama’ besar dan namanya harum sepanjang zaman…
Para Wali Santri yang dimuliakan Allah…
Lalu peran apa saja yang harus dilakukan oleh para Wali Santri ? Dari berbagai referensi dan membaca sejarah ulama’-ulama’ besar dalam menuntut ilmu, berikut kami sampaikan diantara beberapa hal yang harus dilakukan oleh para wali santri :
1. Doa
Imam Ghazali memberikan nasehat supaya anak-anak kita sukses dalam belajar dan mendapatkan ilmu manfaat dan barakah, salah satunya harus didoakan oleh kedua orang tuanya, doa yang harus dilakukan disepanjang waktu, terutama di waktu-waktu mustajabah. Sebagaimana Sabda Baginda Rasulullah Muhammad SAW., doa kedua orang tua kepada anaknya laksana doa Rasulullah kepada ummatnya, diijabah dikabulkan oleh Allah SWT…
2. Tega
Wali santri harus memiliki rasa “tega” berpisah sementara dengan buah hatinya. Lebih baik menangis karena berpisah sementara, daripada nanti kita menangis karena sang anak menjadi anak durhaka dan menyusahkan orang tua, terutama kelak di akhirat. Jangan biarkan anak kita sering pulang ke rumah hanya dengan alasan yang sebenarnya tidak perlu, karena ketika sang anak pulang ke rumah di luar
jadwal pulangan yang ditentukan oleh pesantren, maka akan memutus rutinitas kegiatan pendidikan yang akan berdampak terhadap pemahaman terhadap ilmu agama yang diajarkan. Jarang-jaranglah bertemu dengan anak, supaya mereka lebih fokus belajar dan beraktivitas, doa orang tua semakin sering dipanjatkan, dan cinta anak dan orang tua semakin berkembang dalam bingkai mahabbah tarbiyyah.
3. Ikhlas
Wali santri harus sadar, bahwa anaknya berada di pesantren bukan karena dibuang dan ditelantarkan, tapi dididik, dibina, dilatih, ditempa, diurus, diberi tugas, disuruh hafalan, dan sebagainya. Ikhlaskan anak kita menjalankan semua itu, agar mendapatiran Futuh (terbuka mata hatinya) sehingga mudah menyerap dan menggapai ilmu manfaat dan barakah….
4. Percaya
Percayalah bahwa anak kita dibina, betul-betul dibina. Apa yang mereka dapatkan di sini adalah bentuk pembinaan. Jadi kalau melihat anak-anak kita diperlakukan bagaimanapun, percayalah, itu adalah bentuk pembinaan. Itu adalah pendidikan.
Jadi, jangan SALAH FAHAM !
Jangan SALAH SIKAP !
Jangan SALAH PERSEPSI !
Mereka itu beribadah dengan menuntut ilmu, mereka selalu diajarkan untuk mendoakan ibu-bapak dan seluruh keluarganya.
Semoga anak-anak kita mendapatkan aliran barakah Syaichona Moh. Cholil wa ushulihi wa furu’lhi, sehingga menjadi anak-anak sholeh/shaleha, menjadi kebanggaan orang tua dan keluarga, menyelamatkan keluarga di dunia akhirat, menjadi penerus dakwah Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Aamiin Allahumma aamiin.
Bangkalan, 25 Jumadal Ula 1440H/31 Januari 2019 M.
Pengasuh Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Demangan Bangkalan
RKH. Fakhrillah Aschal
_________________________________
Tausiyah RKH. Fakhrillah Aschal tersebut diambil dari lembaran catatan beliau yang di bacakan oleh RKH. Muhammad Nasih Aschal saat acara pertemuan wali santri di Ponpes Syaichona Moh Cholil tahun 2019 M.
Teks Tausiyah tersebut tidak ada penambahan atau pengurangan kata sedikitpun dan tidak ada perubahan dalam penulisan huruf-huruf kapital didalamnya.
Author : Fakhrullah
Editor : Fakhrul