Rasulullah SAW : Sebaik-baik Kalian Adalah yang Paling Baik Terhadap Istri Kalian

oleh -1,042 views

“Orang yang sudah menikah maka sempurnalah separuh dari agamanya,” Tutur Habib Muhammad bin Farid al-Mutohhar dari Semarang saat memberikan ceramah agama dalam acara resepsi pernikahan Ning Nuha Safira dengan lora Muhammad Fathullah, (Kamis malam Jumat 06/07).

Beliau menyampaikan bahwa ibadahnya anak muda yang masih jomblo (belum menikah) tidak akan stabil, artinya masih belum bisa sempurna dalam beribadah karena imannya belum sempurna. Seperti yang disebutkan dalam salah satu Hadis Rasulullah SAW :

إذا تزوج العبد فقد استكمل نصف الدين فليتق الله في النصف الباقي

Artinya, “Ketika seorang hamba menikah, berarti dia telah menyempurnakan setengah agamanya. Maka bertaqwalah kepada Allah pada setengah sisanya”

Beliau juga berkata, “Pemuda zaman sekarang tidak ada yang seperti Imam Nawawi yang memang tidak ingin menikah, namun agamanya bisa sempurna, karena kata Iman Nawawi penyakitnya ilmu itu adalah perempuan.” Sambung Habib Muhammad.

Hal itu terbukti meskipun Imam Nawawi tidak memiliki istri, dia tetap menjadi orang yang cinta ilmu, alim dan soleh. sebab saking cintanya kepada ilmu, Imam Nawawi tidak sempat untuk menikah.

Dan saking alimnya Imam Nawawi sampai karangan kitabnya menjadi tendensi oleh para ulama Syafi’iyah, yaitu kitab Minhaj at-Thalibin yang fenomenal. Kitab tersebut di syarahi oleh banyak ulama seperti Syeikh as-Syarwani dengan versi kitab Mughni al-Muhtajnya, Syeikh Ibnu Hajar al-Haitamy dengan versi kitab Tuhfah al-Muhtajnya, Imam Romli dengan versi kitab Nihayah al-Muhtajnya dan banyak lagi para ulama yang mensyarhi kitabnya imam Nawawi tersebut.

Namun disisi lain Imam Suyuti berpendapat sebaliknya, karena menurutnya menikah itu dapat meningkatkan kualitas keilmuan seseorang. Seperti yang disampaikan oleh habib Muhammad.

“Imam Suyuthi berbeda dengan imam Nawawi, imam Suyuthi berkata bahwa ilmu itu akan semakin berkembang sebab menikahi perempuan,” Tutur habib Muhammad.

Pendapat imam Suyuti yang disampaikan oleh Habib Muhammad tersebut merupakan suatu fakta yang terjadi di dunia nyata karena jika seorang laki-laki sedang merasakan gelisah, susah dan khawatir maka yang akan menjadi penenangnya adalah seorang perempuan, dan sumber inspirasi dalam berfikir adalah perempuan. Sebagaimana kisah Rasulullah SAW yang disampaikan oleh habib Muhammad.

“Rasulullah SAW saat mendapatkan Wahyu pertama kali beliau langsung pergi ke istrinya, Sayyidah Khodijah karena ketakutan, lalu Sayyidah khodijah memangku Rasulullah SAW karena meskipun diselimuti masih merasa ketakutan, bahkan wafatnya Rasulullah SAW juga di pangkuan seorang perempuan yakni dipangkuan istrinya, Sayyidah Aisyah.” Jelas habib Muhammad bin Farid al-Mutohhar.

Oleh karena itu Rasulullah SAW memerintahkan agar memuliakan perempuan, seperti dalam Salah satu hadisnya yang disampaikan oleh habib Muhammad:

مَا أَكْرَمَ النِّسَاءَ إِلاَّ كَرِيْمٌ ، وَمَا أَهَانَهُنَّ إِلاَّ لَئِيْمٌ

Artinya, “Tidak menghormati perempuan kecuali laki-laki terhormat. Tidak merendahkan/menghina perempuan kecuali laki-laki yang rendah/hina“.

Tidak hanya itu, Habib Muhammad juga menyampaikan bahwa saat Rasulullah SAW mengahadapi sakarotul maut beliau berpesan agar berbuat baik kepada perempuan.

“Rasulullah SAW saat hendak meninggalkan dunia berada di pangkuan Sayyidah Aisyah sambil berkata :

استوصوا بالنساء خيرا

Artinya: “Aku berwasiat kepada kalian semua agar berbuat baik kepada para perempuan.”

Dalam memuliakan perempuan Rasulullah SAW juga pernah bersabda dengan hadis lain yang berbunyi:

خَيْركُمْ خَيْرُكُمْ لِاَهْلِهِ وَاَنَا خَيْرُكُمْ لِاَهْلِى

Artinya, “Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik kepada keluarga kalian (istri kalian), dan aku adalah orang yang paling baik kepada keluargaku (istriku)”.

Selain itu salah satu kisah yang disampaikan oleh Habib Muhammad dalam memuliakan perempuan adalah kisah Sayyidina Umar bin Khottab yang apabila Sayyidina Umar dimarahi oleh istrinya, beliau hanya diam dan ketika ada sahabat bertanya malah Sayyidina Umar membela istrinya.

“Suatu ketika Sayyidina Umar didatangi oleh salah satu sahabat yang bertanya kepadanya perihal dirinya yang hanya diam saja saat dimarahi istrinya, lalu Sayyidina Umar menjawab, tidak kah engkau sabar sebentar dengan mendengarkan omongannya sedangkan dia telah bersabar mengandung, bersabar menyusui, dan bersabar membesarkan anak anak kita. Sahabat hanya terdiam mendengar jawaban Sayyidina Umar tersebut.

Author : Fakhrullah

banner 700x350

No More Posts Available.

No more pages to load.