Syaichona.net- Mondok di pesantren rasanya tidak lengkap kalau belum tugas. Ada banyak ilmu dan pengalaman di tempat tugasan yang sangat berharga bagi seorang santri, yang semua itu tidak bisa didapatkan di pesantren, kecuali setelah menjadi guru tugas.
Guru tugas itu membawa nama pesantren dan masyayikh, seakan di keningnya tertulis nama pesantrennya. Maka tidak jarang orang menilai sebuah kemajuan pesantren dari kualitas guru tugasnya.
Di pesantren santri hanya belajar teori, dan di tempat tugas menjadi guru tugas, santri menerapkan kandungan teori secara nyata yang pernah dipelajarinya di pesantren.
Karena membawa nama pesantren, guru tugas harus ekstra hati-hati dalam menjalankan tugasnya, dengan demikian masyarakat juga akan menghormati guru tugas karena memuliakan pesantrennya.
Ujian guru tugas bermacam-macam di sana, ada yang diuji dengan gangguan para penggemarnya. Dalam hal ini, kalau guru cowok biasanya ada seorang cewek yang naksir, dan jika sampai terjadi sebuah percintaan terlarang, maka bisa mencemarkan nama pesantrennya. Dan tugasnya dianggap tidak lulus.
Ada yang diuji dengan rasa tidak betah, karena beberapa alasan. Semisal tempat tidak cocok, pelajaran terlalu tinggi, kegiatan terlalu padat dan masih banyak yang lainnya.
Intinya menjadi guru tugas harus siap dlahir batin dalam menjalani tugas.
Semoga segenap guru tugas dari Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Putri, khususnya tahun ini, diberi kelancaran dan kemudahan, dan berhasil menjalankan tugas dengan baik.
Oleh : Shofiyullah el_Adnany
Publisher : Fakhrul