Dimalam haul ke-45 Nyai. Hj. Romlah binti KH. Imron, KH. Abdul Adzim Cholili kepang bercerita tentang Syaichona Moh. Cholil yang dituduh mencuri. Beliau mengatakan bahwa cerita tersebut didapat dari habib Abdullah Surabaya.
Ceritanya saat Syaichona Moh Cholil kedatangan salah satu teman pondoknya, temannya tersebut mengunjungi Syaichona Moh Cholil karena dia mendengar dari orang-orang akan kekeramatan Syaichona Moh Cholil.
Syaichona Moh Cholil pun mengajak temannya tadi untuk menginap dirumahnya. akhirnya temannya tadi mau untuk menginap dirumahnya. Setelah Sholat Isya’ berjamaah, Syaichona Moh Cholil mengajak temannya tadi berjalan ke arah Utara dari Desa Tonjung.
Hingga sampailah di sebuah Desa bernama Ghubeng. Di daerah Ghubeng tersebut hanya terdapat rumah-rumah sederhana yang terbuat dari bambu, kecuali ada satu rumah yang terbuat dari tembok, menandakan itu adalah milik orang kaya.
Lalu Syaichona Moh Cholil mengajak temannya tadi masuk kedalam rumah besar tersebut, akan tetapi temannya tadi enggan masuk dan mengira Syaichona Moh Cholil akan mencuri sambil berkata “kak padahal saya mendengar dari orang-orang bahwa kamu adalah seorang waliyullah besar, tapi kenapa kamu mencuri.” “Sudahlah ayo ikut saja.” Ucap Syaichona Moh Cholil kepada temennya.
Lalu masuklah mereka berdua kemudian Syaichona Moh Cholil membuka lemari, temannya tadi berkata lagi “kak kamu mau mencuri beneran….?” Namun syaichona Cholil hanya menghiraukannya.
Lalu syaichona Cholil mengambil sebuah peti yang berisi Dinar banyak sekali dan membawanya keluar. Tanpa habis pikir temannya tadi masih mengikuti Syaichona Moh Cholil dengan perasaan gelisah.
Setelah sekitar satu jam di luar, Syaichona Moh Cholil mengajak temannya lagi untuk masuk ke dalam rumah yang dimasukinya tadi, tapi temannya masih tetap tidak mau sambil berkata “Sudahlah kak kamu jangan mencuri lagi.” namun Syaichona Cholil masih saja menghiraukannya
Setelah masuk ke dalam rumah tadi, Syaichona Moh Cholil berkata “Saya disini bukan untuk mencuri, jadi begini, tadi itu ada maling yang mau mencuri emas disini, sebelum emasnya dicuri maka saya amankan terlebih dahulu, coba lihat di sebelah Utara itu ada lubang disana (menunjukkan ada lubang maling), pemilik rumah ini adalah tetanggaku terhitung 40 rumah dari Demangan rumahku, jadi saya ingin menyelamatkanya karena ada haqqul jar bagiku”. Jelas Syaichona Moh Cholil kepada temannya.
Akhirnya temannya tadi paham akan maksud Syaichona Moh Cholil dan benar-benar mengakui kewalian dan kekeramatannya.
Author : Fakhrullah