Syaichona.net- Sebagai umat Nabi Muhammad ﷺ, siapa yang tidak berharap bisa singgah ditelaga al-Kautsar dan meminum airnya dari gelas yang disuguhkan Rasulullah ﷺ?
Namun masalahnya tidak semua umat beliau yang beruntung bisa meminum air telaga al-Kautsar sebagaimana keterangan hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:
هُوَ نَهْرٌ فِي الجَنَّةِ”. قال: فقال النبي صلى الله عليه وسلم: “رَأَيْتُ نَهْرًا فِي الجَنَّةِ حَافَّتَاهُ قِبَابُ اللُّؤْلُؤِ. قُلْتُ: مَا هَذَا يَا جِبْرِيلُ؟ قَالَ: هَذَا الكَوْثَرُ الَّذِي أَعْطَاكَهُ اللهُ”
“Ia adalah sungai di surga.” Beliau ﷺ bersabda,: “Aku melihat sungai di surga yang kedua tepinya terdapat kemah-kemah dari mutiara.” Aku bertanya: “Apa itu Jibril?” Ia menjawab: “Itu adalah al-Kautsar yang Allah ﷻ berikan untukmu’.” (HR. at-Turmudzi 3359 dan Ahmad 12697).
Nah, maka dari itu para ulama menganjurkan untuk senantiasa mengamalkan doa setelah adzan seperti yang diajarkan Rasulullah ﷺ:
اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الْدَّعَوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلاةِ القَائِمَةِ، آتِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا الوَسِيْلَةَ وَالفَضِيلَةَ، وابْعَثْهُ مَقَاْمًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَّهُ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ المِيْعَادَ
Artinya, “Ya Allah, wahai Tuhan pemilik dakwah yang sempurna, Tuhan pemelihara ibadah shalat yang terlaksana, berikanlah Nabi Muhammad ﷺ kehormatan status wasilah dan fadhilah. Bangkitlah dia ditempat terpuji yang Kau janjikan. Sungguh Engkau tidak mengingkari janji.”
Lalu setelah membaca doa itu, sebagian ulama menganjurkan untuk menambahkannya dengan doa berikut ini:
وَأَوْرِدْنَا حَوْضَهُ وَاسْقِنَا مِنْ يَدِهِ الشَّرِيْفَةِ شُرْبَةً هَنِيْئَةً مَرِيْئَةً لَا نَظْمَأُ بَعْدَهَا أَبَدًا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Artinya, “Ya Allah, antarkan kami melewati telaga al-Kautsar milik Rasulullah ﷺ Berikanlah kesempatan bagi kami meminum langsung dari tangan pemiliknya yang mulia seteguk air telaga yang lezat dan nikmat itu dimana kami selamanya takkan mengalami haus setelah meminumnya. Hai Tuhan yang maha pengasih.” Waallahu A’lamu.
Penulis: Abdul Adzim
Publisher: Fakhrul
Referensi:
✍️ Syaikh Ibrahim al-Bajuriy| Hasyiyah al-Bajuriy| Daru al-Kutub al-Ilmiyah juz 1 hal 309.