لْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ ۖ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ ۚ أُولَٰئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
Syaichona.net- Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga). (QS. An-Nur : 26)
Mari sekilas kita renungkan ayat tersebut bahwasanya perempuan baik untuk laki-laki yang baik dan begitu pula sebaliknya, namun realita yang terjadi banyak yang baik bersanding dengan yang tidak baik.
Manusia sudah diberikan kemampuan oleh Allah untuk menilai perihal baik dan buruk. Sehingga penilaian itu seperti lumrahnya yg berlaku di masyarakat.
Perempuan dan pria adalah makhluk yang sudah diciptakan dengan tabiat yang berbeda namun mereka ditakdirkan untuk hidup bersama, jadi tidak ada kata cocok namun dicocok-cocokkan.
Kalau terus berasumsi penilaian tolak ukurnya menurut pandangan Allah, maka pertanyaannya adalah seperti apa tolak ukur menurut pandangan Allah…….??
Nah, terlepas dari berbagai argumen terhadap ayat tersebut, KH. Ismail Al-Ascholi di status media sosialnya pernah mengutip keterangan dalam kitab tafsir, bahwasanya ayat ini tidaklah semata-mata untuk “JODOH” namun untuk “AMAL” yaitu ketika kita beramal baik maka balasannya baik pula. Amal itu bukan sekedar perbuatan baik, namun ditinjau dari hati seseorang yang tak bisa dinilai oleh manusia seperti dalam segi keikhlasannya.
Sehingga ketika ia memperbaiki diri hanya dengan tujuan agar mendapatkan harapannya ketika realita tak sesuai dengan harapan, yang terjadi ia akan menyesal dan meratapinya. Oleh karenanya, tinjauan baik buruk seseorang dari hati dan Allah sendirilah yang menilainya.
Terlepas dari itu semua marilah kita tetap semangat menjalani hidup yang sekarang. Jangan bingung perihal rezeki karena Allah yang memberi. Jangan bingung perihal masa depan karena Allah yang memegang.
Penulis : Miranti
Publisher : Fakhrul