Sebanyak 44 santri yang menjadi calon guru tugas, baik lulusan tsanawiyah atau aliyah Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil dilepas agar berangkat bertugas pada hari Minggu (21-05-2023) pagi hari.
Sebelum diberangkatkan, 44 calon guru tugas membaca Ratib Syaichona Moh. Cholil di mushola Pondok Pesantren yang dipimpin oleh Ustad Ahmad Hafsin M.Pd.(Kordinator Urusan Guru Tugas). Kemudian acara pelepasan guru tugas dilaksanakan di gedung Aula PP. Syaichona Moh. Cholil.
Dalam kesempatan tersebut turut hadir ketua umum Pondok Pesaantren Syaichona Moh Cholil RKH. Muhammad Nasih Aschal untuk memberikan taujihat atau arahan kepada para calon guru tugas yang akan berangkat.
“Semua bergantung kepada bagaimana kita memulai langkah untuk melakukan pengabdian yang kita lakukan, karena ini adalah awal dari semuanya agar menyebarkan ilmu untuk agama dan dunia. Saya berharap asas yang kita pegang ini, asas manfaah dan maslahah,” di antara pesan RKH. Moh. Nasih Aschal kepada Penanggung Jawab Guru Tugas (PJGT) dan Guru Tugas (GT).
Setelah sambutan, pembacaan doa oleh RKH. Fakhruddin Aschal. Lalu penyampaian tata tertib PJGT dan GT serta pembagian PJGT dan GT yang dibacakan oleh Ustad Ahmad Hafsin.
Sayangnya GT tahun ini ada 44 orang yang berada di bawah target permintaan PJGT yang mencapai sekitar 65 orang, sehingga beberapa di antara mereka ada yang tidak kebagian. Bahkan kalau seluruh permintaan guru tugas disetujui bisa mencapai 100 PJGT, terang Ustad Ahmad Hafsin.
Calon GT tersebut diberangkatkan bertugas bukan hanya di daerah Madura. Namun ada yang ke Batam, Probolinggo, Kalimantan Timur, Bangka Belitung, Banjarmasin.
Bagi santri lulusan tsanawiyah, tidak diwajibkan bertugas. Mereka bebas memilih antara melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat aliyah atau tidak. Jika ingin berhenti, maka diharuskan bertugas terlebih dahulu.
“Bertugas sifatnya tidak wajib secara kelembagaan hanya diwajibkan karena perintah dari majelie keluarga. Cuma ketika akan boyong tingkat tsanawiyah diwajibkan bertugas. Kalau seandainya semua diwajibkan tugas, maka membatasi santri yang ingin melanjutkan pendidikan,” jelas Ustad Ahmad Hafsin.
Reporter : Moh. Rosul
Editor : Fakhrullah