Syaichona.net- Syaikh Muhammad bin Ahmad Asy-Syarbiniy al-Qahiro asy-Syafi’iy (w. 977 h) atau yang dikenal dengan sebutan al-Khatib Asy-Syarbiniy dalam kitabnya al-Iqna’ fi Hilli Alfadzi Abi Syuja’ mengatakan:
فَائِدَة: روى الدَّارَقُطْنِيّ وَغَيره عَن عَائِشَة رَضِي الله تَعَالَى عَنْهَا أَنَّهَا قَالَت: قَالَ رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم: “إِن الله أَعْطَانِي نَهرا يُقَال لَهُ الْكَوْثَر فِي الْجنَّة لَا يدْخل أحدكُم أصبعيه فِي أُذُنَيْهِ إِلَّا سمع خرير ذَلِك النَّهر”. قَالَت فَقلت: يَا رَسُول الله وَكَيف ذَلِك؟ قَالَ: أدخلي أصبعيك فِي أذنيك وسدي فَالَّذِي تسمعين فيهمَا من خرير الْكَوْثَر”. وَهَذَا النَّهر يتشعب مِنْهُ أَنهَار الْجنَّة وَهُوَ مُخْتَصّ بنبينا صلى الله عَلَيْهِ وَسلم
(Sebuah faidah) Imam ad-Daraquthniy dan lainnya meriwayatkan hadits dari Sayyidah Aisyah ra, bahwa beliau berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah ﷻ memberiku sebuah sungai (telaga) yang diberi nama al-Kautsar di surga. Maka tidaklah salah seorang dari kalian yang memasukan kedua (ujung) jarinya kedalam dua (lubang) telinganya kecuali ia akan mendengar gemuruh riak air sungai (telaga) itu.”
Sayyidah Aisyah ra berkata: “Aku bertanya: Wahai Rasulullah! Bagaimana caranya?” Beliau bersabda: “Masukkanlah kedua (ujung) jarimu ke dalam kedua (lubang) telingamu dan sumbatlah, maka apa yang kamu dengar di dalam kedua telingamu adalah gemuruh riak air telaga al-Kautsar.” Telaga ini merupakan bagian dari telaga-telaga yang ada di surga dan telaga al-Kuatsar adalah telaga yang dikususkan pada Nabi kita ﷺ.
نسْأَل الله تَعَالَى من فَضله وَكَرمه أَن يمن علينا وعَلى محبينا بالشرب مِنْهُ فَإِن من شرب مِنْهُ شربة لَا يظمأ بعْدهَا أبدا
Kita memohon kepada Allah ﷻ akan keutamaan dan kedermawanan-Nya, semoga Dia sudi memberikan kita dan orang yang kita cintai meminum dari telaga al-Kautsar karena barang siapa yang minum seteguk darinya ia tidak akan haus selamanya. Amin
Syaikh Sulaiman bin Muhammad bin Umar al-Bujairimiy asy-Syafi’iy (w. 1221 h) dalam kitab Hasyiyahnya menjelaskan:
قَوْلُهُ: (خَرِيرَ ذَلِكَ النَّهْرِ) أَيْ مِثْلَ صَوْتِ خَرِيرِ الْكَوْثَرِ. وَقَالَ بَعْضُهُمْ: وَلَا مَانِعَ مِنْ حَمْلِهِ عَلَى الْحَقِيقَةِ فَلَا حَاجَةَ لِجَعْلِهِ عَلَى حَذْفِ مُضَافٍ
Maksud dari perkataan penulis matan: “mendengar gemuruh riak air sungai (telaga) itu” adalah seperti mendengar suaranya dan sebagai ulama mengatakan: Tidak menutup kemungkinan bahwa yang dimaksud adalah hakikat (suara riak air telaga al-Kautsar) yang didengar, maka tidak perlu membuang Mudhaf yaitu kata seperti. Waallahu A’lamu
Penulis : Abdul Adzim
Referensi:
✍️ Syaikh Sulaiman bin Muhammad bin Umar al-Bujairimiy asy-Syafi’iy| Hasyiyah al-Bujairimiy ala al-Khatib juz 1 hal 242.
✍️ Syaikh Muhammad bin Ahmad Asy-Syarbiniy al-Qahiro asy-Syafi’iy Al-Iqna’ fi Hilli Alfadzi Abi Syuja’| Maktabah asy-Syamilah juz 1 hal 49.