Syaichona.net- Dipembahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa telaga al-Kautsar adalah telaga yang khusus diberikan Allah ﷻ kepada Baginda Nabi Muhammad ﷺ bersama umatanya. Lalu timbul pertanyaan, apakah Nabi-nabi lain juga diberi telaga khusus sama seperti Nabi Muhammad ﷺ?
Syaikh Sulaiman bin Muhammad bin Umar al-Bujairimiy asy-Syafi’iy (w. 1221 h) dalam kitab Hasyiyah al-Bujairimiy ala al-Khatibnya menyatakan:
وَرَدَ الْحَدِيْثُ عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ مَرْفُوعًا. «إنَّ لِكُلِّ نَبِيٍّ حَوْضًا وَإِنَّهُمْ يَتَبَاهَوْنَ أَيُّهُمْ أَكْثَرُ وَارِدَةً، وَإِنِّي أَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَكْثَرَهُمْ وَارِدَةً» رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ. وَرَوَى ابْنُ أَبِي الدُّنْيَا بِسَنَدٍ صَحِيحٍ، عَنْ الْحَسَنِ مُرْسَلًا: «إنَّ لِكُلِّ نَبِيٍّ حَوْضًا وَهُوَ قَائِمٌ عَلَى حَوْضِهِ بِيَدِهِ عَصًا يَدْعُو مَنْ عَرَفَهُ مِنْ أُمَّتِهِ، أَلَا، وَإِنَّهُمْ يَتَبَاهَوْنَ أَيُّهُمْ أَكْثَرُ تَبَعًا، وَإِنِّي لَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَكْثَرَهُمْ تَبَعًا» وَفِي حَدِيثٍ فِي خَصَائِصِهِ «، وَإِنَّ حَوْضَهُ أَعْرَضُ الْحِيَاضِ» أَيْ حِيَاضِ الْأَنْبِيَاءِ ” وَأَكْثَرُهَا وُرَّادًا “
Terdapat keterangan hadits secara marfu’ dari Samurah bin Jundub, (Rasulullah ﷺ bersabda): “Sesungguhnya tiap tiap Nabi itu memiliki telaga, dan sesungguhnya mereka saling membangga-banggakan telaganya siapakah di antara mereka yang paling banyak pengunjungnya, dan sesungguhnya aku berharap menjadi orang yang paling banyak pengunjungnya.”. (HR. Turmidzi). Ibnu Abi ad-Dunya meriwayatkan hadits dengan sanad yang shahih dari al-Hasan secara Mursal: “Sesungguhnya tiap tiap Nabi itu memiliki telaga, dan Beliau (Nabi Muhammad ﷺ) berdiri di tepi telaganya dengan tongkat di tangan sembari memanggil orang yang beliau kenal dari umatnya. Ketahuilah, sesungguhnya mereka saling membangga-banggakan telaganya siapakah di antara mereka yang paling banyak pengikutnya, dan sesungguhnya aku berharap menjadi orang yang paling banyak pengikutnya.” Dan dalam sebuah hadits tentang keistimewaan-keistimewaan beliau disebutkan: “Sesungguhnya telaga beliau paling luasnya telaga (para Nabi).” “dan paling banyak pengunjungnya.”
قَالَ الْقُرْطُبِيُّ: وَقَوْلُ الْبَكْرِيِّ الْمَعْرُوفِ بِابْنِ الْوَاسِطِيِّ: لِكُلِّ نَبِيٍّ حَوْضٌ إلَّا صَالِحًا، فَإِنَّ حَوْضَهُ ضَرْعُ نَاقَتِهِ لَمْ أَقِفْ عَلَى مَا يَدُلُّ عَلَيْهِ أَوْ يَشْهَدُ لَهُ. اهـ. فَعُلِمَ مِنْ هَذِهِ الْأَحَادِيثِ صَرِيحًا أَنَّ الْحَوْضَ لَيْسَ مِنْ الْخَصَائِصِ الْمُحَمَّدِيَّةِ، وَحِينَئِذٍ فَالْمُخْتَصُّ بِنَبِيِّنَا الْكَوْثَرُ الَّذِي يُصَبُّ مِنْ مَائِهِ فِي حَوْضِهِ، فَإِنَّهُ لَمْ يُنْقَلْ نَظِيرُهُ لِغَيْرِهِ، وَأَنَّ حَوْضَهُ أَكْبَرُ الْحِيضَانِ، وَأَكْثَرُ وُرَّادًا، وَأَنَّ مَنْ شَرِبَ مِنْهُ لَمْ يَظْمَأْ بَعْدَهُ أَبَدًا
Al-Qurthubiy mengatakan: ” Adapun pendapat Syaikh al-Bakriy dikenal dengan sebutan Ibnu al-Wasthiy yang mengatakan: “Setiap tiap Nabi itu memiliki telaga kecuali Nabi Sholeh As karena telaga beliau adalah air susu unta beliau.” Aku tidak menemukan dasar hukum dan orang yang membenarkannya. Dari semua pemaparan hadits di atas bisa disimpulakan, bahwa pemberian telaga kepada Nabi Muhammad ﷺ bukanlah sebuah kekhususan pada Nabi Muhammad ﷺ. Maka dari itu suatu yang dikhususkan kepada Nabi kita ﷺ adalah telaga al-Kautsar yang airnya kelak dituangkan (kepada umatnya), telaganya lebih besarnya telaga, lebih banyak pengunjungnya dan orang yang meminum tidak akan haus selamanya. hal ini yang tidak ditandingi lainnya. Wallahu A’lamu
Penulis : Abdul Adzim
Publisher : Fakhrul
Referensi:
✍️ Syaikh Sulaiman bin Muhammad bin Umar al-Bujairimiy asy-Syafi’iy| Hasyiyah al-Bujairimiy ala al-Khatib juz 1 hal 243.