Minggu,(14/05/23) Ketua Umum Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil RKH. Mohammad Nasih Aschal berikan taujihat kepada para santri setelah dua bulan menikmati liburan Pesantren, hal itu bertempat di Musholla Pondok Pesantren setelah sholat isya dan dihadiri oleh semua Pengurus Pondok Pesantren.
Acara diawali dengan pembukaan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan RKH. Fakhruddin Aschal, sekaligus memimpin ikrar santri Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil
Selanjutnya acara dilanjutkan dengan penyampaian taujihad kepada para santri oleh RKH. Mohammad Nasih Aschal untuk menambah rasa semangat kepada santri yang baru Kembali ke Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil.
Beliau menyampaikan dalam taujihatnya bahwa santri yang Kembali ke Pondok Pesantren itu ada dua macam yakni ada yang Kembali ke Pondok Pesantren secara utuh dan ada santri yang Kembali ke Pondok Pesantren tidak secara utuh.
“Khusus kepada yang sudah Kembali kalau mau diklasifikasikan sebenarnya ada yang kembali utuh ada yang tidak, yang kembali utuh artinya yaitu santri yang tidak lagi embeh (Madura red) terhadap apa-apa yang telah ditinggalkan di rumahnya, sehingga dengan utuhnya Kembali santri ke Pondok Pesantren insyaallah akan menjadi jalan mudahnya untuk kembali mencari ilmu dan lain-lain yang ada di Pondok Pesantren ini, santri yang Kembali tapi fikirannya masih ada dirumahnya seperti yang masih ingat kepada sepeda motornya, HP dan juga ada yang ingat kepada orang tuanya.”
Beliau melanjutkan taujihatnya bahwa anak itu harus bisa meninggalkan dan berpisah dengan orang tuanya demi untuk mencari ilmu di Pondok Pesantren.
“Khusus santri yang ingat kepada orang tuanya saya memohon supaya yang masih merasa berat karena berpisah dengan orang tuanya sebisa mungkin dialihkan, artinya kalau masih ingat kepada orang tua Bagaimana caranya kalian tidak terlalu berat meninggalkan orang tua, karena kalau berbicara orang tua tidak ada waktu sedikitpun orang tua ingin meninggalkan kita tapi orang tua kita setiap menit,setiap detik terus menerus memikirkan kita. jadi jangan terlalu berat berpisah dengan orang tua.”
Diakhir taujihatnya beliau menyampaikan bahwa jika apa yang diharapkan oleh orang tua kepada anaknya yang mondok di Pesantren maka harus kuat dan tabah untuk berpisah dengan anaknya agar apa yang diharapkan bisa terwujud.
“Kalua kalian sekarang Kembali merasakan tidak betah karena meninggalkan orang tuanya maka ketidak betahan kalian ini akan membuat orang tua kalian tidak betah juga ketika orang tua kita tidak betah. Takut justru bukan kalian yang tidak kuat tapi orang tuanya sehingga kalua orang tua kita yang tidak betah berarti mereka berharap kepada anak yang ngaji dan belajar di Pesantren menjadi harapan yang tidak bisa diwujudkan.” Ujar RKH. Mohammad Nasih Aschal.
Reporter : Abdussalam
Editor : Fakhrullah