Tidak Ada Karya Tulis Yang Sempurna

oleh -1,569 views

Tidak ada karya tulis manusia yang sempurna, meski ditulis oleh orang paling pakar sekalipun. Di dalamnya pasti ditemukan kesalahan dan kekurangan baik dalam penulisan, pemahaman atau analisa yang membuka celah untuk dikritik orang lain. Hal itu karena manusia sejatinya tidak akan lepas dari kesalahan dan kekurangan kecuali para Nabi dan para Rasul yang telah dijaga oleh Allah ﷻ.

So, harap dimaklumi jika ada kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis. Maka bagi pembaca yang cerdas dan bijak, biasanya tidak gegabah langsung menyalahkan sang penulis atau mengubah tulisan sesuai penemuan dan pemikirannya.

Seorang penyair berkata:

ما خَطَّ كَف امرئٍ شيئاً وراجعَه … إلاَّ وعنَّ له تبــــديلُ ما فــيـــه

وقـــال ذاك كـذا أولى وذاك كذا … وإنْ يكن هكــذا تَسْمو مَعـانيه

Suatu yang ditulis tidak akan bisa memuaskan seseorang (pembaca) dan mau mengkajinya ulang

Kecuali ia berusaha merubah apa yang ada di dalamnya

Dan ia berkata: (andaikan) tulisan itu begini tentu akan lebih utama dan yang itu begini

Dan andaikan begini, tentu makna-makna yang terkandung akan luhur.

Al-Imam asy-Syafi’iy ra sebagaimana yang kutip al-Buwaithiy mengatakan:

إنِّي صَنَّفْت هَذِهِ الْكُتُبَ فَلَمْ آلُ فِيهَا الصَّوَابَ فَلَا بُدَّ أَنْ يُوجَدَ فِيهَا مَا يُخَالِفُ كِتَابَ اللَّهِ تَعَالَى وَسُنَّةَ رَسُولِهِ – عَلَيْهِ السَّلَامُ – قَالَ اللَّهُ تَعَالَى {وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلافًا كَثِيرًا} [النساء: ٨٢] فَمَا وَجَدْتُمْ فِيهَا مِمَّا يُخَالِفُ كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ رَسُولِهِ فَإِنِّي رَاجِعٌ عَنْهُ إلَى كِتَابِ اللَّهِ وَسُنَّةِ رَسُولِهِ.

“Sungguh aku telah menyusun kitab-kitab ini dan tidak bisa dipastikan kebenarannya, maka tentu di dalamnya akan ditemukan (kesalahan) yang tidak sesuai dengan kitab Allah ﷻ dan sunah Rasul-Nya ﷺ. Allah ﷻ bersabda: “Kalaulah al-Quran itu (datangnya) bukan dari sisi Allah, nescaya mereka akan dapati perselisihan yang banyak di dalamnya”. (An-Nisa’ :82). Jika kalian menemukan di dalamnya sesuatu suatu yang menyalahi kitab Allah ﷻ dan sunah Rasul-Nya ﷺ, sungguh aku akan kembali pada kitab Allah ﷻ dan sunah Rasul-Nya ﷺ.”

Al-Muzanniy murid asy-Syafi’iy berkata:

قَرَأْت كِتَابَ الرِّسَالَةِ عَلَى الشَّافِعِيِّ ثَمَانِينَ مَرَّةً فَمَا مِنْ مَرَّةٍ إلَّا وَكُنَّا نَقِفُ عَلَى خَطَإٍ فَقَالَ الشَّافِعِيُّ: هِيهِ أَبَى اللَّهُ أَنْ يَكُونَ كِتَابٌ صَحِيحًا غَيْرَ كِتَابِهِ.

“Aku pernah membaca kitab ar-Risalah di hadapan Imam asy-Syafi’iy sebanyak 80 kali, maka tidaklah setiap kali membacanya kecuali kami berhenti kerena ada kesalahan. Lantas Imam asy-Syafi’iy berkata: “Cukuplah, Allah ﷻ tidak akan menjadikan kitab yang sahih (bebas daripada kesalahan) kecuali kitab-Nya (al-Quran)”.

Syaikh az-Zarqaniy al-Malikiy dalam Syarah az-Zarqaniy ala al-Muwahib al-Ladunniyah bi al-Manhi al-Muhammadiyah mengutip catatan Syaikh Ibnu Abdus mengatakan:

لا أعلم في الدنيا كتابًا سلم إلى مؤلفه ولم يتبعه من يليه

“Aku tidak pernah tahu di dunia ada kitab yang membuat pengarangnya puas menerima dan tidak diteruskan (penulisannya) oleh orang setelahnya.”

Al-Ustadz al-Bulagha’ al-Qadhiy al-Fadhil Abdurrahim al-Baisaniy pernah menulis surat pada al-Imad al-Katib al-Ashbahaniy:

إني رأيتُ أنه لا يكتب إنسانٌ كتاباً في يوم إلاَّ قال في غده: لو غير هذا لكان أحسـن ولو زيد كذا لكان يُـسْـتَحسن ،ولو قدّمَ هذا لكان أفضل ، ولو ترك هذا لكان أجمل وهذا من أعظم العبر، وهو دليلٌ على استيلاء النقص على جملة البشر

“Aku melihat bahwa tidak ada seorang yang menulis kitab di suatu hari kecuali ia berkata di kertasnya: “Seandainya tulisan ini dirubah, tentu akan lebih baik, seandainya (tulisan ini) ditambah begini, tentu akan lebih baik, seandainya kalimat ini didahulukan, tentu akan lebih utama, seandainya kata ini ditinggalkan, tentu akan lebih indah dan (berkata) tulisan ini adalah paling agungnya sebuah ungkapan kata. Semua itu merupakan dalil bahwa kebanyakan manusia tidak lepas dari kekurangan.”

Sebagian ulama mengatakan dalam kalam syairnya:

كَمْ من كتـــــاب قد تَصَفَّحْتُهُ … وَقُلْتُ فِي نَفْسِـــــــيَ أَصْلَحْتُهُ

حَتَّى إِذَا طَالَعْتُهُ ثَانِيًـــــــــــا … وَجَدْتُ تَصْحِيفًـــــا فَصَحَّحْتُهُ

“Betapa banyak buku yang telah aku baca

Aku katakan di dalam hati, semuanya aku benarkan

Kemudian tatkala aku telaah untuk kali kedua

Kutemui kesalahan maka aku benahi (agar benar).

Penyair lain mengingatkan:

أخا العلم لا تعجل بعيب مصنف … ولم تتيقن زلــة منه تعـــــرف

فكم أفسد الراوي كلامـــــا بنقله … وكم حرف المنقول قوم وصحفوا

وكــم ناسخ أضحى لمعنى مغيرا … جاء بشيء لم يرده المصنف

Saudaraku (pencinta) ilmu, janganlah tergesa-gesa dalam memutuskan kesalahan seorang penulis

Dan jika tidak yakin sepenuhnya, maka akan rusak definisi dari (tulisan) itu

Betapa banyak pengutip yang merusak tulisan disebabkan kutipannya

Dan betapa banyak huruf yang dikutip sekelompok orang salah baca (menyesatkan)

Betapa banyak seorang penyalin naskah mengorbankan makna tulisan yang dirubah

Lalu menyampaikan tulisan yang bukan dikehendaki penulisnya.

Hasan al-Hamliy seorang editor dan penulis jurnal mengatakan:

وهكذا هي صنعة التأليف ، ورسم بيان القلم: نتائج أفكاره على اختلاف القرائح لا تتناهى، والكاتب ينفق على قدر سعته، لا يكلف الله نفساً إلاَّ ما آتاها. وكل كاتب ليس مبرأ من الخطأ إلاّ من وقى الله وعصم، والكتاب المرقوم، حاله كحــال كالمكلَّف لا يسـلم من المؤاخذة، ولا يرتفع عنه القلم

فمن وقف من الناظرين على سهو أو خطأ فأصلحه عاذراً لا عاذلاً، ومنيلاً لا نائلاً بضابط دراية العلم، وحجة البيان الـمُـرَجِّـح، وحسن القصد، فله أجر نُصحه وقصده .والله يرعاكم أجمعين


Begitulah dinamika dalam karya tulis dan goresan pena: buah pemikirannya tergantung pada perbedaan imajinasi yang tidak bertepi, dan seorang penulis sesuai kemampuannya. Allah ﷻ tidak pernah memaksa seseorang kecuali apa ia yang bisa dituangkan dan setiap penulis tidak lepas dari kesalahan kecuali orang yang telah disucikan dan dijaga Allah ﷻ. Kitab buku yang tertulis bagaikan orang mukallaf yang tidak lepas dari dosa dan ketetapan pena takdir tidak bisa dihapus. Maka bagi para pembaca yang ketepatan melihat ada yang salah dalam penulisan, maka perbaiki sebagai pengampunan bukan penghinaan, penghargaan bukan pembelaan dengan berdasar pengetahuan ilmu yang luas, argumentasi yang valid dan diakui serta bertujuan mulia. Maka ia akan mendapat pahala pembetulan dan niatnya. Allah ﷻ akan akan menjaga kalian semua. Waallahu A’lamu

Penulis: Abdul Adzim

Referensi:

✍️ Syaikh Alauddin Abdul Aziz bin al-Bukhariy| Kasyfu al-Asror an Usulu Fakhru al-Islam al-Bazdawiy| Maktabah asy-Syamilah juz 1 hal 4.

✍️ Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Abdul Kafi Muhammad az-Zarqaniy al-Malikiy| Syarah az-Zarqaniy ala al-Muwahib al-Ladunniyah bi al-Manhi al-Muhammadiyah| Maktabah asy-Syamilah juz 1 hal 9.

✍️ Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad al-Hujuhiy| Al-Munahu al-Wahbiyati ala Takhlishi asy-Syamail an-Nabawiyati| Daru al-Kutub al-Ilmyah hal 9.

✍️ As-Sayyid Muhammad bin Muhammad al-Husainiy az-Zabidiy| Ittahu as-sadah al-Muttaqin bi Syarhi Ihya’ Ulumiddin| Daru al-Kutub al-Ilmiyah juz 1 hal 4.

banner 700x350

No More Posts Available.

No more pages to load.