Selayaknya Qanaah Pada Kebutuhan Primer

oleh -833 views

Ada kisah inspiratif & motivatif dalam Ar-Risalah Al-Qusyairiyah (Bab al-Qanaah, hlm 277) yang patut kita tauladani:

Seorang lelaki melihat hakim sedang makan sayuran yang jatuh di atas permukaan air, lalu berkata: “Seumpama kamu melayani penguasa maka tidak butuh pada makanan ini (sayuran).” Lantas hakim tersebut menjawab: “Kamu, seandainya qanaah (merasa cukup) dengan ini (sayuran) maka tidak butuh untuk melayani penguasa.”

Makanan penguasa (yang nikmat & mewah) merupakan kategori ‘natural unnecssary’ —meminjam istilah aliran Filsafat Epikureanisme— yakni kebutuhan alamiah yang tidak mesti terpenuhi, seperti makanan, kendaraan, atau rumah mewah.

Berbeda dengan kebutuhan makan, minum, bertempat tinggal, yang terkategori ‘natural necessary’ merupakan keinginan yang harus terpenuhi.

Kemudian ada keinginan yang tidak alamiah (yang tidak harus terpenuhi) ‘unnatural’ seperti status sosial tinggi, pangkat, gaji fantastis, dll.

Selayaknya kita dicukupkan/qanaah pada kebutuhan primer hidup (natural necessary) saja. Sementara dua kebutuhan lainnya (natural unnecssary & unnatural) jangan tamak mencapainya. Dengan paradigma demikian, maka kita akan bersikap qanaah.

Author : Moh Rosul

Author: Moh Rosul

banner 700x350

No More Posts Available.

No more pages to load.