Imam Syafi’i menurut imam Khotib al-Baghdadi kalau punya hajat beliau melakukan shalat hajat dua rakaat di rumahnya, lalu berziarah ke makam Imam Abu Hanifah dan berdoa di samping makam maka pasti hajatnya di kabulkan oleh Allah SWT, Tutur KH. Marzuki Mustamar mengawali ceramahnya.
Beliau berkesempatan memberikan ceramah agama di Pondok Pesantren Syaichona Moh Cholil Bangkalan dalam rangka memperingati haul al-marhum wal-maghfurlah KHS. Abdullah Schal yang ke-15.
Dalam ceramahnya beliau juga menyampaikan bahwa sudah selayaknya umat islam di zaman ini melakukan tawassul, karena sekelas imam Syafi’i yang begitu tinggi derajatnya masih bertawassul kepada imam Abu Hanifah.
Sebagaimana dilakukan oleh sayyidina Umar R.A yang juga melakukan tawassul kepada Rasulullah SAW dan kepada paman Nabi saat minta di turunkan hujan sebagaimana dijelaskan dalam Shoheh Buhori.
Begitupula tawassul juga disinggung dalam Al-Qur’an Surah al-Maidah ayat 35 sebagaimana berikut:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya, agar kamu beruntung. (Q.S al-Maidah ayat 35)
Dan ada sebuah cerita tentang orang yang bertawassul bahkan menggunakan amal baiknya, cerita singkatnya sebagaimana berikut:
Ada tiga orang laki-laki yang terjebak dalam sebuah gua yang tertutupi oleh bebatuan. Kemudian mereka satu persatu menyebut amal baiknya sebagai wasilah untuk mendapat pertolongan Allah SWT.
Laki-laki yang pertama adalah orang yang sangat patuh dan tunduk terhadap orang tuanya, dia memiliki perinsip bahwa dia harus mendahulukan bapak ibunya daripada istri dan anak-anaknya, sehingga dia berdoa “Ya Allah… jika saya dalam berbuat baik kepada orang tua saya menjadi amal yang engkau terima maka mohon bukalah batu ini ya Rab…”, Seketika itu juga batu tersebut terbuka sedikit.
Selanjutnya laki-laki kedua bedoa “Ya Rab…kami pernah menjadi majikan, lalu Ketika kami ingin berhenti menjadi majikan maka kami berikan semua gaji kepada pelayan menurut takaran masing-masing, namun saat pembagian gaji ada satu pelayan yang tidak datang,
maka kami membeli seeokor kambing dengan uang gaji orang yang tiada tersebut, kami merawat kambingnya hingga beranak pinak sampai banyak, setelah beberapa tahun, pelayan itu datang dan meminta gajinya maka kami berikan semua kambing yang banyak itu dan tidak ada sepeserpun yang kami ambil dari haknya,
Ya Rab… jika kebaikanku kepada pelayanku itu adalah amal yang engkau terima maka bukalah batu ini ya Rab..” seketika itu juga terbuka batu tersebut sedikit lagi.
Kemudian laki-laki ketiga berdoa “Ya Rab…dulu pernah ada janda yang sudah memiliki anak datang kepada saya meminta makanan, namun saya akan memberikan makanan jika dia mau di ajak zina akan tetapi janda tersebut tidak mau.
Tapi meskipun janda tersebut tidak mau, saya masih memberikan makanan kepadanya dan kepada anak-anaknya.
kalau dalam hal saya membantu janda dan anak yatim menjadi amal yang engkau terima maka bukalah batu besar ini ya Rab..” maka terbukalah batu tersebut semuanya.
Ditambah lagi menurut Ibnu Taimiyah, imamnya para kaum salafi berkata: “Bahwa berdoa setelah hatam Al-Qur’an itu di anjurkan dan itu termasuk syar’i, tidak Bid’ah.”
Sehingga sudah selayaknya umat Islam melakukan tawassul kepada para wali Allah, kepada para Ulama dan Sholihin seperti Syaichona Moh Cholil, KHS. Abdullah Schal dan Alm. RKH. Fakhrillah Aschal.
Semoga di Acara haul KHS. Abdullah Schal yang ke-15 ini kita semua mendapatkan aliran barokahnya. Amin.
Author: Fakhrullah