Bercocok Tanam Sembari Bersedekah

oleh -1,249 views

Syaichona.net- Banyak cara untuk berbuat kebaikan termasuk bersedekah. Maka bagi yang gemar bercocok tanam, tidak ada yang sia-sia dengan apa yang Anda tanam meski seumpama gagal panin. Selain Anda mendapat penghasil duniawi, Anda bisa bersedekah mendapat pahala akhirat dengan apa yang Anda tanam. Berikut hadits-hadits Nabi ﷺ yang menjelaskan pahala bagi siapa saja yang bercocok tanam:

عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلاَّ كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَلاَ يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ

Artinya: “Dari sahabat Jabir ra, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda: “Tiada seorang muslim yang menanam pohon kecuali apa yang dimakan bernilai sedekah, apa yang dicuri juga bernilai sedekah. Tiada pula seseorang yang mengurangi buah (dari pohon-)nya melainkan akan bernilai sedekah bagi penanamnya sampai hari Kiamat.”

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم يَقُولُ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلَ مِنْهُ طَيرٌ أَوْ إِنْسَانٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ

Artinya: “Dari sahabat Anas ra, Rasulullah ﷺ bersabda: “Tiada seorang muslim yang menanam pohon atau menebar bibit tanaman, lalu (hasilnya) dimakan oleh burung atau manusia, melainkan ia akan bernilai sedekah bagi penanamnya.” (HR Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi).

عن رجل من أصحاب النبي قَالَ سمعت رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم مَنْ نَصَبَ شَجَرَةً فَصَبَرَ عَلَى حِفْظِهَا وَالْقِيَامِ عَلَيْهَا حَتَّى تُثْمِرَ كَانَ لَهُ فِى كُلِّ شَىْءٍ يُصَابُ مِنْ ثَمَرِهَا صَدَقَةٌ عِنْدَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ. رواه أحمد

Artinya: “Dari salah seorang sahabat ra, ia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Siapa saja yang menanam pohon lalu sabar menjaga dan merawatnya hingga berbuah, maka setiap peristiwa yang menimpa buahnya akan bernilai sedekah bagi penanamnya di sisi Allah.” (HR Ahmad).

 عَنْ أَبِى الدَّرْدَاءِ، أَنَّ رَجُلاً مَرَّ بِهِ وَهُوَ يَغْرِسُ غَرْسًا بِدِمَشْقَ، فَقَالَ لَهُ: أَتَفْعَلُ هَذَا وَأَنْتَ صَاحِبُ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم؟ فَقَالَ: لاَ تَعْجَلْ عَلَىَّ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: مَنْ غَرَسَ غَرْسًا لَمْ يَأْكُلْ مِنْهُ آدَمِىٌّ، وَلاَ خَلْقٌ مِنْ خَلْقِ اللَّهِ، إِلاَّ كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ رواه أحمد

Artinya: “Dari sahabat Abu Darda ra, ia bercerita bahwa suatu hari seseorang melewatinya ketika ia sedang menanam pohon di Damaskus. “Mengapa kamu melakukan ini (demi duniawi) padahal kamu adalah sahabat Rasulullah ﷺ?’)” kata orang tersebut. “Kamu jangan segera salah paham terhadapku. Aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Siapa saja yang menanam pohon, tiadalah hasilnya dimakan oleh anak Adam atau makhluk Allah lainnya, melainkan itu akan bernilai sedekah baginya,’’ jawab Abu Darda.” (HR Ahmad).

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَا مِنْ رَجُلٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلَّا كَتَبَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ قَدْرَ مَا يَخْرُجُ مِنْ ثَمَرِ ذَلِكَ الْغَرْسِ رواه أحمد

Artinya: “Dari sahabat Abu Ayub Al-Anshari ra, dari Rasulullah ﷺ, ia bersabda: “Tiada seorang yang menanam pohon, melainkan Allah ﷻ akan mencatat pahala baginya sekadar buah yang dihasilkan oleh pohon tersebut.” (HR Ahmad).

حديث أَنَس قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَبْعٌ يَجْرِى لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ: مَنْ عَلَّمَ عِلْماً، أَوْ كَرَى نَهْراً، أَوْ حَفَرَ بِئْراً، أَوْ غَرَسَ نَخْلاً، أَوْ بَنَى مَسْجِداً، أَوْ وَرَّثَ مُصْحَفاً، أَوْ تَرَكَ وَلَداً يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ رواه البزار وأبو نعيم والبيهقي

Artinya: “Hadits sahabat Anas bin Malik ra, Rasulullah ﷺ bersabda: “Ada tujuh yang pahalanya mengalir terus kepada seseorang di alam kuburnya: 1. orang yang mengajarkan ilmu, 2. orang yang mengalirkan (mengeruk atau meluaskan) sungai, 3. orang yang menggali sumur, 4. orang yang menanam pohon kurma, 5. orang yang membangun masjid, 6. orang yang mewariskan mushaf, 7. orang yang meninggalkan anak keturunan yang memintakan ampunan baginya sepeninggal kematiannya.” (HR Al-Bazzar, Abu Nu’aim, dan Al-Baihaqi).

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ أَتَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَنِي عَمْرِو بْنِ عَوْفٍ يَوْمَ الأَرْبِعَاءِ فَذَكَرَ الحَدِيْثَ إِلَى أَنْ قَالَ يَا مَعْشَرَ الْأَنْصَارِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ، قَالَ كُنْتُمْ فِي الْجَاهِلِيَّةِ إِذْ لَا تَعْبُدُونَ اللهَ، تَحْمِلُونَ الْكَلَّ، وَتَفْعَلُونَ فِي أَمْوَالِكُمْ الْمَعْرُوفَ، وَتَفْعَلُوْنَ إِلَى ابْنِ السَّبْيِلِ حَتَّى إِذَا مَنَّ اللهُ عَلَيْكُمْ بِالْإِسْلَامِ وَبِنَبِيِّهِ إِذَا أَنْتُمْ تُحْصِنُونَ أَمْوَالَكُمْ، فِيمَا يَأْكُلُ ابْنُ آدَمَ أَجْرٌ، وَفِيمَا يَأْكُلُ السَّبُعُ وَالطَّيْرُ أَجْرٌ قَالَ فَرَجَعَ القَوْمُ فَمَا مِنْهُمْ أَحَدٌ إِلَّا هَدَمَ مِنْ حَدِيْقَتِهِ ثَلَاثِينَ بَابًا رواه الحاكم وقال صحيح الإسناد وفيه النهي الواضح عن تحصين الحيطان والنخيل والكرم وغيرها من المحتاجين والجائعين أن يأكلوا منها

Artinya: “Dari sahabat Jabir bin Abdillah ra, ia bercerita: “Rasulullah ﷺ mendatangi Amr bin ‘Auf pada sebuah Rabu. Ia lalu menyebutkan hadits sampai Rasulullah ﷺ bersabda: “Wahai sekalian masyarakat Ansor.’ “Kami wahai Rasulullah,” jawab Ansor. ‘Kalian di masa Jahiliyah tidak menyembah Allah, tapi kalian menanggung beban berat, kalian berbuat baik dengan harta kalian, dan kalian membantu ibnu sabil sampai Allah menganugerahkan Islam dan nabi-Nya kepada kalian, tetapi tiba-tiba kalian memagari kebun kalian (karena kikir). Padahal buah yang dimakan anak Adam, binatang liar, dan burung (dari kebun kalian) bernilai pahala.’ Setiap orang Ansor kemudian pulang. Tidak ada satu pun dari mereka kecuali meruntuhkan 30 pintu kebun miliknya masing-masing.” Wallahu a‘lam.

Penulis: Abdul Adzim

Publisher: Fakhrul

Referensi:

✍️ Al-Imam Zakiyuddin Abdul Adzim bin Abdul al-Qawiy Al-Mundziriy| At-Targhib wat Tarhib min al-Haditsi as-Syarif| Beirut, Darul Fikr juz 3 hal 205-207.

banner 700x350

No More Posts Available.

No more pages to load.