Syaichona.net- Harapan adalah penyemangat di dalam kehidupan. Manusia bisa bertahan hidup karena adanya harapan di dalam hatinya, namun sering kali fakta kehidupan tidak seirama dengan harapan itu sendiri.
Untuk itu, manusia oleh Allah dibekali dengan usaha dan doa. Bahkan jika manusia enggan berdoa Allah akan marah, sebab itu dinamakan kesombongan.
Di antara syarat terkabulnya sebuah doa adalah berdoa di tempat istijabah.
Adalah Nabi Zakaria yang mempunyai harapan besar untuk mempunyai keturunan, yang akan melanjutkan perjuangannya membawa misi ketuhanan.
Harapan itu tidak kunjung didapatkan hingga waktu yang cukup lama. Bahkan hingga rambutnya memutih dan usia yang senja, dan istrinya yang juga tidak muda lagi umurnya serta dinyatakan mandul. Walau demikian, beliau tidak pernah putus asa dan selalu memohon kepada Allah.
Allah subhanahu wata’ala berfirman :
كُلَّمَا دَخَلَ عَلَیۡهَا زَكَرِیَّا ٱلۡمِحۡرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزۡقࣰاۖ قَالَ یَـٰمَرۡیَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَـٰذَاۖ قَالَتۡ هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ إِنَّ ٱللَّهَ یَرۡزُقُ مَن یَشَاۤءُ بِغَیۡرِ حِسَابٍ
Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah), dia dapati makanan di sisinya. Dia berkata, “Wahai Maryam! Dari mana ini engkau peroleh?” Dia (Maryam) menjawab, “Itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan. (QS. ‘Imran: 37-38)
Melihat keajaiban yang dialami oleh Siti Maryam, yang sulit diterima oleh akal namun nyata terjadi, lalu harapan Nabi Zakaria untuk mendapatkan keturunan bangkit kembali. Akhirnya beliau ikut melangitkan harapan di tempat itu seraya berdoa, sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran.
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِیَّا رَبَّهُۥۖ قَالَ رَبِّ هَبۡ لِی مِن لَّدُنكَ ذُرِّیَّةࣰ طَیِّبَةًۖ إِنَّكَ سَمِیعُ ٱلدُّعَاۤءِ
Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” (QS. Ali ‘Imran: 38)
Barakah dari tempat itu, akhirnya harapan Nabi Zakaria untuk mempunyai anak terkabulkan, meski secara akal tidak mungkin terjadi. Lewat panggilan malaikat, Allah memberikan kabar gembira kepadanya.
فَنَادَتۡهُ ٱلۡمَلَـٰۤىِٕكَةُ وَهُوَ قَاۤىِٕمࣱ یُصَلِّی فِی ٱلۡمِحۡرَابِ أَنَّ ٱللَّهَ یُبَشِّرُكَ بِیَحۡیَىٰ مُصَدِّقَۢا بِكَلِمَةࣲ مِّنَ ٱللَّهِ وَسَیِّدࣰا وَحَصُورࣰا وَنَبِیࣰّا مِّنَ ٱلصَّـٰلِحِینَ
Kemudian para malaikat memanggilnya, ketika dia berdiri melaksanakan shalat di mihrab, “Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran) Yahya, yang membenarkan sebuah kalimat (firman) dari Allah, panutan, berkemampuan menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi di antara orang-orang shalih.” (QS. Ali ‘Imran: 39)
*** *** ***
Gambar di atas adalah peimaman mushalla Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil, di mana Syaichona dan para wali-wali Allah sering berdoa di tempat itu.
Para pendiri Nahdlatul Ulama juga pernah duduk dan bersimpuh di tempat itu, untuk beribadah kepada Tuhannya.
Pendek kata, tempat itu adalah bekas ibadahnya para wali Allah, dan dengan izinNya menjadi tempat istijabah sampai hari kiamat.
Alangkah beruntungnya jika bisa duduk di tempat itu, untuk berdoa dan sambil bertabarruk dengan bekas duduknya para wali, seperti yang dilakukan oleh Nabi Zakaria pada uraian di atas.
Wallahu A’lam, semoga bermanfaat!
Oleh : Shofiyullah el_Adnany