Syaichona.net- Hadratusy Syaikh KH. Hasyim Asy’ari menjelaskan dalam kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim, seorang murid harus mengetahui hak-hak gurunya, jangan melupakan keutamaannya, selalu mendoakannya baik ketika gurunya masih hidup atau setelah wafatnya.
Juga menjaga para keturunannya, kerabat-kerabatnya dan orang-orang yang dicintainya.
Dalam kitab Ta’limul Muta’allim diceritakan, ada seorang guru besar berdiri karena ada putra gurunya sedang bermain.
وكان أستاذنا شيخ الإسلام برهان الدين صاحب الهداية رحمة الله عليه حكى: أن واحدا من أكابر الأئمة بخارى كان يجلس مجلس الدرس، وكان يقوم فى خلال الدرس أحيانا فسألوا عنه, فقال: إن ابن أستاذى يلعب مع الصبيان فى السكة، ويجيئ أحيانا إلى باب المسجد، فإذا رأيته أقوم له تعظيما لأستاذى
Guru kami, Syaikhul Islam Burhanuddin, Shahibul Hidayah pernah bercerita bahwa : Ada seorang imam besar di Bukhara, pada suatu ketika sedang asyiknya di tengah majelis belajar, ia sering berdiri lalu duduk kembali.
Murid-muridnya bertanya tentang ihwal itu. Lalu beliau menjawab, “Ada seorang putra guruku yang sedang main-main di halaman rumah dengan teman-temannya, dan sesekali mendatangi pintu masjid. Ketika aku melihatnya, aku pun berdiri demi menghormati guruku.”
Demikianlah cara murid menghormati gurunya, hingga ke anak-cucunya.
Oleh : Shofiyullah el_Adnay
Publisher : Fakhrul