Syaichona.net- Akhir-akhir ini tengah marak di masyarakat khususnya di Madura tentang permainan anak-anak yang dikenal dengan nama Latto-latto atau Katto-Katto, dan sedang viral di sosial media.
Permainan yang berasal dari Amerika tersebut sebenarnya merupakan permainan kuno yang mulai dikenal pada kisaran tahun 90-an, dan kini ramai kembali menjadi mainan moderen.
Manfaat dari mainan yang satu ini antara lain bisa melatih ketangkasan, keseimbangan, konsentrasi, bakat dan lain-lain. Dan dengan hadirnya kembali mainan ini, anak-anak mulai sedikit jauh dari gadget dan game onlinenya.
Di samping itu, mainan yang terbuat dari bola plastik ini juga tidak luput dari bahaya ketika dimainkan oleh orang yang kurang pandai.
Semisal berakibat memar di lengan karena terjadinya benturan dua bola yang tidak sesuai, atau bisa mengenai anggota tubuh yang lainnya, seperti muka sehingga membuat benjol, bengkak dan luka-luka.
Untuk itu, permainan yang satu ini harus menjadi perhatian dan pengawasan orang tua kepada anak-anaknya yang mulai gemar bermain ini, supaya tidak terjadi penyesalan akibat bahaya yang kemungkinan bisa menimpa mereka.
Dan yang tidak kalah penting untuk diperhatikan oleh orang tua, bahwa mainan Katto-katto ini menghasilkan bunyi-bunyi yang lumayan nyaring dan membuat bising. Jika dimainkan di sembarang tempat khawatir mengganggu ketenangan orang orang lain, terutama bagi mereka yang sedang sakit.
Sebenarnya permainan anak dengan jenis apapun diperbolehkan oleh syari’at untuk dimainkan, asal tidak membahayakan, tidak mengganggu orang lain, dan tidak sampai melupakan waktu dan kewajiban pemainnya. Sebab permainan itu, terutama bagi anak-anak merupakan sebuah hiburan yang menyenangkan, dan dapat mengusir kejenuhan.
Hujjatul Islam Imam al-Ghazali mengatakan dalam kitab Ihya’ Ulumiddin juz 3 halaman 163 berikut ini :
وينبغي أن يؤذن له بعد الانصراف من الكتاب أن يلعب لعباً جميلاً، يستريح إليه من تعب المكتب بحيث لا يتعب في اللعب، فإن منع الصبي من اللعب وإرهاقه بالعلم بميت قلبه ويبطل ذكاءه وينغص عليه العيش حتى يطلب الحيلة في الخلاص منه رأسا
“Usai keluar dari sekolah, sang anak hendaknya diizinkan untuk bermain dengan mainan yang disukainya untuk merehatkan diri dari kelelahan belajar di sekolah. Sebab, melarang anak bermain dan hanya disuruh belajar terus akan menjenuhkan pikirannya, memadamkan kecerdasannya dan membuat masa kecilnya kurang bahagia. Anak yang tidak boleh bermain pada akhirnya akan berontak dari tekanan itu dengan berbagai macam cara.”
Bahkan Nabi ﷺ pun pernah menonton permainan orang-orang Habsyah bersama istri tercintanya Sayidah Aisyah radhiyallahu ‘anha, sehingga Sayidah Aisyah berkata :
فاقدروا قدر الجارية الحديثة السن، حريصة على اللهو
“Hargailah keinginan gadis kecil yang menyukai permainan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Wallahu A’lam
Oleh : Shofiyullah el_Adnany
Publisher : Fakhrul