Syaichona.net- Sebelum pembinaan metode Qur’ani (sebuah metode membaca al-qur’an yang berasal dari PP Sidogiri) dalam acara FMQS (Forum Muallim Qu’an Sidogiri) dimulai, pada hari Minggu (18/12/22) di PP Syaikhona Moh. Cholil Bangkalan, Ustad Zakaria Abdul Wahhab, selaku pembimbing pelatihan pada hari itu menyampaikan muqaddimah yang sayang kalau tidak dituliskan.
Beliau menyampaikan kalau kita harus menjaga al-qur’an. Menjaganya bukan hanya dengan hifdu (menghapal) saja, tetapi “menjaga” itu terkategori dalam tiga bagian.
Pertama dengan cara menghapalnya. Kedua dengan rosm (menuliskannya). Ketiga menjaga min haysu (dari segi) maknanya, yaitu membaca dan memahami tafsir-tafsir al-qur’an agar mengetahui arti sesungguhnya. Keempat menjaga dari segi bacaannya dari mulai huruf “ba” lafazd bismillah sampai “shin” minal jinnati wannas.
Sedangkan acara tersebut untuk menjaga bacaan al-qur’an. Karena suara huruf-hurufnya harus ittiba’ (ikut) sesuai kaidah imam-imam qira’ah —yang ada tujuh atau sepuluh, kita mengikuti Imam Ashim riwayat Hafs— sampai kepada kanjeng Nabi Muhammad. Kalau ada orang yang keliru mengajarkan bacaan al-qur’an maka akan terputus sanad tersebut.
Perkara yang fatal seperti itu bisa ditanggulangi dengan pembinaan tersebut. Bahkan sekaliber orang Arab saja belum tentu bisa membaca al-qur’an dengan benar sesuai ilmu tajwid. Contohnya mereka menyebut “ro” kadang dengan “ghro” atau “qof” dengan “gho.”
Terakhir beliau memgungkapkan sebelum memulai pembinaan:
معلم القرأن نائب الرحمن
“Pengajar al-qur’an adalah wakil Allah.”
Allah tidak akan menuturkan ayat-ayatnya secara langsung, melainkam melalui wakil-wakilnya, yaitu para pembaca al-qur’an. Oleh karenanya, mari bacalah al-qur’an.
Reporter : Muh. Rosul
Publisher : Fakhrul