Syaichona.net- Waswas tidak selalu berkonotasi negatif, waswas bisa bermakna positif, asal tidak terlalu.
وحكي أن رجلا شكا إلى النبي صلى الله عليه وسلم وسوسة الشيطان فقال إن الشيطان لا يدخل بيتا ليس فيه شيئ، فذلك من محض الإيمان
“Diceritakan bahwa seorang sahabat mengadu kepada Nabi SAW perihal waswas yang diembuskan setan. Rasulullah SAW mengatakan, ‘Setan tidak masuk rumah di mana tak ada apapun di dalamnya.’ Itu semata-mata karena iman,”
Bahkan kata Imam an-Nakha’i, waswas dalam shalat menjadi indikasi diterimanya shalat tersebut.
وقال النخعي كل صلاة لا وسوسة فيها لا تقبل، لأن اليهود والنصارى لا وسوسة لهم
“Imam An-Nakha’i mengatakan bahwa setiap shalat yang tidak ada waswas di dalamnya tidak diterima, karena Yahudi dan Nasrani tidak merasakan waswas dalam shalat mereka.”
Waswas yang tercela adalah waswas yang sampai merugikan orang tersebut dalam ibadahnya, lantaran kebodohannya dalam syari’at.
Orang waswas banyak macamnya. Ada yang waswas dengan najis, wudhu’, takbiratul ihram dan lain sebagainya.
Yang disebutkan terakhir, menurut Imam al-Ghazali, waswas dalam takbiratul ihram diantaranya dapat membuat orang tidak bisa mendengarkan bacaan Fatihahnya imam, tertinggal dari jama’ah dan keluar dari waktunya shalat karena terlalu berhati-hati dalam takbirnya.
Padahal sebenarnya dia hanya tidak tahu tentang hakikat takbiratul ihram, bahwa yang wajib adalah hadirnya hati dalam shalat.
Selain itu, waswasnya karena ditipu oleh kata-kata iblis yang dibisikkan dalam dadanya :
ﻫﺬا اﻻﺣﺘﻴﺎﻁ ﺗﺘﻤﻴﺰﻭﻥ ﺑﻪ ﻋﻦ اﻟﻌﻮاﻡ ﻭﺃﻧﺘﻢ ﻋﻠﻰ ﺧﻴﺮ ﻋﻨﺪ ﺭﺑﻜﻢ
“Itulah bentuk kehati-hatianmu yang membuatmu lebih utama dari kebanyakan orang, dan kamu mendapat kebaikan dari Tuhanmu.”
Untuk mengatasi waswas dalam ibadah, terutama dalam takbiratul ihram, banyak ulama memberi cara dan doa-doa tertentu.
ﻭﻗﺎﻝ اﻟﺴﻴﺪ اﻟﺠﻠﻴﻞ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ اﻟﺠﻮﺯﻱ ﺃﺑﻲ اﻟﺤﻮاﺭﻱ: ﺷﻜﻮﺕ ﺇﻟﻰ ﺃﺑﻲ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ اﻟﺪاﺭاﻧﻲ – ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ – اﻟﻮﺳﻮﺳﺔ ﻓﻘﺎﻝ: ﺇﺫا ﺃﺭﺩﺕ ﺃﻥ ﻳﻨﻘﻄﻊ ﻋﻨﻚ، ﻓﺄﻱ ﻭﻗﺖ ﺃﺣﺴﺴﺖ ﻓﺎﻓﺮﺡ، ﻓﺈﺫا ﻓﺮﺣﺖ ﺑﻪ اﻧﻘﻄﻊ ﻋﻨﻚ. فإﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﺷﺊ ﺃﺑﻐﺾ ﺇﻟﻰ اﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﻣﻦ ﺳﺮﻭﺭ اﻟﻤﺆﻣﻦ، ﻓﺈﺫا اﻏﺘﻤﻤﺖ ﺑﻪ ﺯاﺩﻙ
Sayid Jalil Ahmad bin al-Jauzi Abi Hawari mengatakan, “Aku mengadu kepada Abi Sulaiman ad-Darari tentang waswas.” Beliau menjawab, “Apabila kamu ingin menghilangkan waswas, ketika kamu tengah merasakannya, maka berbahagialah. Dengan kamu berbahagia, waswas akan hilang. Karena tidak ada yang paling dibenci oleh setan daripada bahagianya orang mu’min, maka jika kamu susah, waswas akan bertambah.”
Imam Abu Hasan asy-Syadzili mengajarkan kepada murid-muridnya untuk menolak waswas dan menghilangkan pikiran-pikiran jelek.
ﻣﻦ ﺃﺣﺲ ﺑﺬﻟﻚ ﻓﻠﻴﻀﻊ ﻳﺪﻩ اﻟﻴﻤﻨﻰ ﻋﻠﻰ ﺻﺪﺭﻩ ﻭﻳﻘﻮﻝ: ﺳﺒﺤﺎﻥ اﻟﻤﻠﻚ اﻟﻘﺪﻭﺱ اﻟﺨﻼﻕ اﻟﻔﻌﺎﻝ، ﺳﺒﻊ ﻣﺮاﺕ. ثم ﻳﻘﻮﻝ: ﺇﻥ ﻳﺸﺄ ﻳﺬﻫﺒﻜﻢ ﻭﻳﺄﺕ ﺑﺨﻠﻖ ﺟﺪﻳﺪ ﻭﻣﺎ ﺫﻟﻚ ﻋﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﺑﻌﺰﻳﺰ. وﻳﻘﻮﻝ ﺫﻟﻚ اﻟﻤﺼﻠﻲ ﻗﺒﻞ اﻹﺣﺮاﻡ.
Barang siapa dihinggapi rasa waswas, maka letakkan tangan kanannya di atas dada, lalu membaca (subhanal malikil quddusil khallaqil fa’al) tujuh kali. Juga membaca (in yasya’ yudzhibkum wa yakti bi khalqin jadiid, wa ma dzalika ala Allahi bi ‘aziz), dibaca sebelum takbiratul ihram.
Wallahu A’lam
Oleh : Shofiyullah el_Adnany
Publisher : Fakhrul
Referensi :
Syekh Said M Ba’asyin, Busyral Karim, juz I, halaman 246
I’anatut Thalibin, halaman 155, juz 1
Asnaful Maghrurin, Imam al-Ghazali.