Syaichona.net- Sudah kita ketahui bersama, bahwa isi dari acara Maulid Nabi adalah pembacaan shalawat, puji-pujian dan sejarah kehidupan Nabi yang sangat agung.
Maka yang tidak suka dengan acara Maulid Nabi, juga tidak suka dengan shalawat, puji-pujian dan sejarah beliau. Berarti dia adalah orang yang pelit.
Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Irsyadul Ibad, yang dinukil dari kitab Syarafil Musthofa karya Abi Said berikut ini:
أن عائشة رضي الله عنها كانت تحيط شيأ فى وقت السحر فضلت الأبرة وطفئ السراج فدخل عليها النبي صلى الله عليه وسلم فأضاء البيت بضوئه صلى الله عليه وسلم ووجدت الأبرة فقالت ما أوضأ وجهك يارسول الله فقال ويل لمن لا يرانى قالت ومن لايراك قال البخيل قالت ومن البخيل قال الذى لا يصلى علي إذا سمع بإسمى
“Bahwa Sayyidah Aisya radhiyallahu ‘anha pada waktu sahur menjahit sesuatu, tiba-tiba jarumnya jatuh, dan hilang, sedangkan lampunya mati. Kemudian datang Rasulullah, seketika teranglah rumah itu dengan cahaya wajah beliau, sehingga jarum pun ditemukan.
Lalu Sayyidah Aisyah berkata, “Betapa terang wajahmu, wahai baginda.” Beliau bersabda, “Celakalah orang yang tidak bisa melihatku.” “Siapa orang yang tidak bisa melihat wajahmu?” “Dia orang yang pelit.” ” Siapa dia itu?” “Dia adalah orang yang ketika mendengar namaku tidak membaca shalawat kepadaku.” (Irsyadul Ibad, hal 61).
Iya, orang pelit, adalah dia yang ketika disebut nama nabi enggan membaca shalawat. Sama dengan yang tidak suka dengan Maulid Nabi yang didalamnya disebut sejarah, puji-pujian dan shalawat salam kepadanya.
Dan seperti kita ketahui, yang paling anti dan benci dengan Maulid Nabi adalah orang-orang Wahabi yang mengaku kaum salafi.
Oleh : Shofiyullah el_Adnany
Publisher : Fakhrul