Mahfud MD : Merawat Kebhinekaan Meneguhkan Persatuan

oleh -1,501 views

Minggu, 25 September 2022 Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan mengadakan kegiatan Musyawaroh Besar 2 Alumni Santri dan Simpatisan Syaichona Moh. Cholil atau yang disingkat dengan MUBES 2 ASSCHOL.

Acara tersebut diadakan secara berkala setiap 5 Tahun sekali sebagai bentuk konsistensi kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh organisasi ASSCHOL dalam rangka konsolidasi antara anggota dengan pengurus ASSCHOL serta memufakatkan haluan organisasi untuk 5 Tahun kedepan.

Acara tersebut dihadiri oleh beberapa aparatur pemerintah dan ulama. Salah satunya adalah Menkopolhukam RI, Prof. Dr. H. Moh. Mahfud Mahmodin, S.H., S.U., M.I.P. yang diperkenankan memberikan sambutan serta arahan dalam acara tersebut.

Mahfud MD dalam sambutannya menyampaikan bahwa Syaichona Moh. Cholil sebagai salah satu pelopor dari terbentuknya Nahdlatul Ulama menganjurkan agar selalu mencintai tanah air sebagai bentuk aktualisasi dari menifestasi adanya iman di dalam hati. Langkah yang diperlukan untuk merawat kebhinekaan dan meneguhkan persatuan dimulai dari bagaimana sikap kita dalam mencintai tanah air.

“Hubbul awton minal iman itu bukan sebagai tambahan tanggung jawab dari terbentuknya iman di hati, bukan sebagai tambahan dari rukun iman yang enam itu, tetapi hubbul awton sebagai perwujudan dari adanya iman di dalam hati” ujarnya.

Mahfud MD juga menuturkan analogi Gus Dur tentang pluralisme dalam menyikapi ke-bhinekaan’ dalam bernegara. Masyarakat dalam skala wilayah mereka masing-masing diperbolehkan memiliki kultur dan ideologi mereka sendiri. Tetapi dalam skala bernegara, mereka diharuskan memiliki satu ideologi yaitu pancasila.

“Pluralisme itu diibaratkan kalau menurut Gus Dur sebagai rumah, dalam rumah itu memiliki banyak kamar, dalam kamar itu masing-masing dari mereka ingin menonton apa saja silahkan. Yang suka Metro TV ya nonton Metro TV, yang suka tentang gosip ya nonton tentang gosip silahkan. Akan tetapi ketika mereka semua berkumpul di ruang tamu, mereka harus menonton stasiun TV yang sama.” Tuturnya

Penyampaian Mahfud MD yang ber- sub temakan “Merawat Kebhinekaan Meneguhkan Persatuan” tersebut juga menyampaikan bahwa sebenarnya Radikal itu baik, akan tetapi implementasinya disesuaikan dengan kondisi yang ada.

“Radikal itu baik. Dulu Nabi Muhammad pun gerakannya bersifat radikal, presiden Soekarno pun juga gerakannya bersifat radikal, karena gerakan itu lah yang pada saat itu dibutuhkan, kondisi mereka keras (karena melawan penjajah)” Ucapnya

Beliau melanjutkan dalam akhir penyampaiannya bahwa Indonesia ini sudah lama menjadi negara yang berbentuk demokrasi, oleh karena itu sangat diharapkan sekali kepada masyarakat Indonesia agar tetap menjaga keutuhan demokrasi tersebut.

“Sekarang kan negara kita sudah merdeka, kita punya ideologi kita sendiri, Pancasilapun hukumnya juga sudah jelas, Kelompok radikal sekarang itu kan menolak ideologi, menentang pemerintahan yang sah, menurunkan kepemerintahan secara inkonstitusional, itu seperti teroris. Padahal negara sudah memberi kebebasan, kalau mau menjadi Bupati silahkan mencalon, kalau mau menjadi Gubernur silahkan mencalon, bebas kan.” Tegas bapak Mahfud MD

Reporter : Imam Syafi’i

Editor : Fakhrullah

banner 700x350

No More Posts Available.

No more pages to load.