Kepala Densus 88 : Peran Pesantren Dalam Menangkal Paham Radikalisme

oleh -1,044 views

Syaicona.net-  Irjen. Pol. Marthinus Hukom, S.I.K., M.Si (Kepala Densus 88) dalam acara MUBES Ke-2 Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil menyampaikan dalam sambutannya bahwa “Syaichona Cholil merupakan anugerah besar, sebab pemikiran-pemikiran besarnya telah mewariskan sikap cinta tanah air, dan juga tercermin kepada santri-santrinya yakni KH. Hasyim Asy’ary, Kiai Abdul Wahhab Hasbullah, Kiai As’ad Syamsul Arifin.

Beliaupun juga menuturkan bahwa Syaichona Cholil adalah pencetus jaringan besar pesantren hampir di seluruh Indonesia, dan itu terpancar berawal dari Pondok Pesantren ini.” ucap Irjen Marthinus Hukom.

Hal itu merupakan kebanggan tersendiri bagi kta semua, karena pesantren merupakan eksistensi basis pembentukan iman dan rasio yang merupakan kedua sayap untuk terbang menuju Tuhan yang Maha Esa, sehingga beliau berharap generasi dari pesantren dapat melahirkan nilai-nilai keislaman.

Selain itu, pada pembukaan acara MUBES yang Ke-2 dengan tema “Peran Pesantren Dalam Menangkal Paham Radikalisme atau Terorisme” ini beliau juga membawa para pejuang yang sudah berjuang melawan hati dan pikiran mereka sendiri sehingga mereka telah menang, yaitu mantan-mantan napi terorisme.

Beliau meminta kepada Ibu Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jatim) dan KH. Muhammad Nasih Aschal, serta para jajaran majelis keluarga PP. Syaichona Moh. Cholil untuk membantu membina mereka.

“Mari kita jadikan mereka sebagai saudara kita yang baru,” ucap Irjen Marthinus Hukom.

Adapun konflik-konflik global yang mewarnai kehidupan, perkembangan teknologi yang membanjiri seperti informasi-informasi dan berita-berita hoax, serta krisis politik dan ekonomi global, Semua itu bisa mengikis sikap nasionalisme dan ideologi Pancasila.

“Semua itu fenomena-fenomena yang harus kita pelajari betul,” Tegas Irjen Marthinus Hukom.

Beliau juga berharap para generasi-generasi muda yang belajar dalam lingkungan pesantren mempelajarinya untuk membangun benteng-benteng pribadi agar tidak terjerumus upaya propaganda serta berperan aktif menghadapi fenomena-fenomena tersebut, untuk menyelesaikan problem-problem yang terjadi.

“Pesantrenlah yang seyogyanya membangun kekuatan iman yang kuat, menguatkan benteng-benteng batin, untuk menghadapi krisis-krisis nilai yang saat ini sedang terjadi dan juga membangun akal budi supaya berpikir kritis dan membuka ruang-ruang komunikasi, dengan berbasis pada ukhuwah islamiyah ukhuwah wathoniyah,” harap Irjen Marthinus Hukom.

Reporter : M. Rosul & Muhlis J

Editor : Fakhrullah

banner 700x350

No More Posts Available.

No more pages to load.