Syaichona.net-Berbeda pendapat dikalangan para ulama zaman dahulu adalah suatu yang lumrah terjadi, baik dalam forum debat terbuka atau melalui perang literasi hingga tak jarang dari hasil perdebatan mereka lahir aneka karya monumental yang menjadi referensi ilmiah generasi berikutnya. Hebatnya lagi perbedaan pendapat dan perdebatan mereka tidak serta merta membuat mereka bermusuhan apalagi dendam kesumat karena sejatinya tujuan mereka berdebat adalah untuk mencari kebenaran yang hakiki bukan mencari menang atau kalah.
Pada abad ke-2 Hijriyah hidup dua ulama besar ahli fikih dengan faham yang berbeda yaitu Ibnu Suraij, nama lengkapnya Abu al-Abbas Ahmad bin Suraij al-Baghdadiy asy-Syafi’i (240 H — 307 H) dan Abu Bakar Muhammad bin Daud bin Ali adz-Dhahiriy (255 — 297 H). Keduanya sering terlibat debat sengit hingga kematian yang memisahkan mereka.
Dikisahkan, pada satu kesempatan Ibnu Suraij berkata pada Muhammad bin Daud adz-Dhahiriy: “Anda penganut faham Dhahir [¹] dan tidak mengakui adanya Qiyas [²] Bagaimana Anda menyikapi firman Allah ﷻ:
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ، وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah (atom), niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah (atom), niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”. [QS. Az-Zalzalah;7-8]. Ketika dikaitkan pada kasus orang yang mengerjakan kebaikan atau kejahatan separuh dzarrah?
Mendapat pertanyaan dari Ibnu Suraij, Muhammad bin Daud adz-Dhahiriy diam lama tidak menjawab lantas ia berkata:
أبلعني ريقي
“Tunggu, berilah aku waktu menelan ludahku” [³]
أبلعتك دجلة
“Engkau tidak menelan ludah, tapi menelan sungai Dajlah” Jawab Ibnu Suraij
Di hari yang lain, Muhammad bin Daud adz-Dhahiriy berkata pada Ibnu Suraij:
أمهلني ساعة
“Berikan aku Sa’ah (waktu sejenak).”
Ibnu Suraij menjawab:
أمهلتك من الساعة إلى أن تقوم الساعة
“Aku memberi Anda Sa’ah (waktu) hingga taqumu as-Sa’ah (hari terjadinya kiamat)”.
Di hari yang lain Muhammad bin Daud adz-Dhahiriy berkata pada Ibnu Suraij:
أكلمك من الرجل فتجيبني من الرأس
“Aku berbicara dengan Anda tentang masalah kaki lalu Anda menjawabku dengan masalah kepala.”
Ibnu Suraij menjawab:
هكذا البقر، إذا حفيت أظلافها دهنت قرونها
“Begitulah Sapi, bila kuku kakinya dikelupas maka tanduknya akan mengeluarkan minyak.”
Setelah itu mereka berdua berpisah tanpa ada jawaban dan keputusan.
Syaikh Badruddin az-Zarkasiy (W. 794 H) dalam kitabnya al-Burhan fi Ilmi al-Qur’an mengutip pendapat sebagian ulama memberikan komentar:
وهذا من مغالطات ابن سريج وعدم تصور ابن داود; لأن الذرة ليس لها أبعاض فتمثل بالنصف والربع وغير ذلك من الأجزاء؛ ولهذا قال سبحانه: (إن الله لا يظلم مثقال ذرة) فذكر سبحانه مالا يتخيل في الوهم أجزاؤه، ولا يدرك تفرقه.
“Munculnya perdebatan sengit antara Ibnu Suraij dan Muhammad bin Daud adz-Dhahiriy terkait kandungan Ayat diatas, bermula dari pemutar balikan logika yang diajukan Ibnu Suraij dan kurangnya berfikir secara mendalam dari Muhammad bin Daud adz-Dhahiriy. Sebab Dzurrah (Atom) sendiri tidak bisa terbagi, separuh, seperempat dan lainnya. Karena itu Allah ﷻ berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ ۚ
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan menzalimi (seseorang) walaupun sebesar zarah…” (QS. An-Nisa’: 40).
Dalam Ayat ini Allah ﷻ menyebutkan kata (Dzurrah) yang tidak bisa dibagi dan tidak ditemukan pecahannya secara rekayasa nalar.
Waallahu A’lamu
Penulis : Abdul Adzim
Publisher : Fakhrul
[¹] Faham adz-Dzahiri adalah sebuah sekte Fiqih yang berpegang pada pengertian lahir nash-nash al-Qur’an dan Hadits tanpa penakwilan.
[²] Qiyas adalah menyamakan sesuatu yang tidak memiliki nash hukum dengan sesuatu yang ada nash hukum berdasarkan kesamaan illat atau kemaslahatan yang diperhatikan syara.
[³] Sebuah ungkapan meminta waktu sejenak untuk berfikir dalam menjawab.
Referensi:
✍️ ?????? ???????? ??? ?????? ????? ?????? ??? ??? ??? ????? ???? ??-??????| ???????? ???-?????’???? ??-?????| ???? ??-????? ??-??????? ??? 2 ??? 18.
✍️ ?????? ??? ??-????? ??? ???????? ??? ??????? ??? ??? ???? ??? ???????| ???????? ??-?’??? ?? ????’? ?? ????’? ??-?????| ???? ??-????? ??-??????? ??? 1 89-90.
✍️ ?????? ????????? ??? ???????? ???????? ??? ??????? ??? ???????? ??-??????| ??-?????? ?? ???? ??-???’??| ????? ??-????? ??-??????? ??? 257.