Syaichona.net- Puasa Tarwiyah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 8 Dzhul Hijjah. Pada tahun ini, hari tarwiyah jatuh pada hari jum’at, 8 Juli 2022 M. Sementara puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzhul Hijjah, yang pada tahun ini jatuh para hari sabtu, 9 Juli 2022 M. Puasa Arafah sangat dianjurkan bagi orang yang tidak sedang melaksanakan haji.
Keutamaan Puasa Tarwiyah
Keutaman puasa tarwiyah adalah dapat menghapus dosa selama satu tahun. Dalam sebuah hadits disebutkan:
صوم يوم التروية كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين
Artinya, “Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun,” (HR. Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar).
Sebagian ahli hadits menganggap hadits ini sebagai hadits dhaif dikarenakan ada perawi yang bermasalah. Namun para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits ini dalam rangka fadlailul a’mal (untuk memperoleh keutamaan), sehingga hadits ini tidak bisa dijadikan dasar hukum
Sementara dasar/dalil kesunnahan puasa tarwiyah ini adalah hadits shohih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut :
ما من أيام أحب إلى الله أن يتعبد له فيها من عشر ذي الحجة، يعدل صيام كل يوم منها بصيام سنة، وقيام ليلة منها بقيام ليلة القدر
Artinya, “Tidak ada hari-hari yang lebih dicintai Allah SWT untuk melakukan ibadah pada hari tersebut-selain sepuluh hari bulan Dzulhijjah. Berpuasa di sepuluh hari tersebut setara dengan puasa satu tahun. Dan qiyamul-lail (bangun malam) di sepuluh hari tersebut setara dengan qiyamul-lail pada malam lailatul-qadar,” (HR. Muslim).
Selain itu, puasa tarwiyah disunnahkan juga sebagai bentuk kehati-hatian dalam menentukan hari Arafah. Sebab, bisa jadi tanggal 8 tersebut merupakan tanggal 9 Dzul Hijjah yang sebenarnya. Hal ini sebagaimana penjelasan Syekh Syatha’ Dimyati dalam kitab I’anah at-Tholibin:
فعليه يكون الثامن مطلوبا من جهتين : جهة الاحتياط بعرفة، وجهة دخوله في العشر غير العيد
Artinya, “Maka dari itu, puasa tanggal 8 (Dzulhijjah) disunnahkan karena dua alasan:
1. sebagai bentuk kehati-hatian terhadap hari Arafah.
2. karena termasuk salah satu dari sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah”. (Syekh Syatha’ Dimyati, I’anah ath-Thalibin, juz 2, hlm 300)
Keutamaan Puasa Arafah
Puasa hari Arafah, 9 Dzulhijjah dapat menghapus dosa dua tahun, tahun yang telah berlalu dan tahun yang akan datang. Rasulullah Saw bersabda dalam riwayat Muslim:
صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم عاشوراء يكفر سنة ماضية
Artinya, “ Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan yang akan datang, dan puasa Asyura’ (tanggal 10 Muharram) dapat menghapus dosa yang lalu,” (HR. Muslim).
Hadits ini mengindikasikan bahwa orang yang berpuasa Arafah akan diberi umur panjang sampai tahun depannya. Al-Mudabighi meriwatkan bahwa Ibnu Abbas pernah berkata:
وهذه بشرى بحياة سنة مستقبلة لمن صامه إذ هو صلى الله عليه وسلم بشر بكفارتها فدل لصائمه على الحياة فيها إذ هو صلى الله عليه وسلم لا ينطق عن الهوى إن هو إلا وحي يوحى
Artinya, “Ini adalah suatu kegembiraan dengan (dibri) kehidupan pada tahun yang akan datang bagi orang yang berpuasa, karena Nabi SAW memberi kabar gembira dengan dihapusnya dosa maka menunjukkan orang yang berpuasa akan hidup pada tahun tersebut, sebab Nabi SAW tidak berbicara karena hawa nafsu tidak lah itu kecuali wahyu yang diturunkan”. (Syekh Syatha’ Dimyati, I’anah ath-Thalibin, Juz 2, hlm 300)
Diantara keutamaanya lagi adalah setara dengan puasa seribu hari. Dalam riwatat Sayyidah Aisyah, Nabi Saw bersabda :
صيام يوم عرفة كصيام ألف يوم
Artinya, “ (Keutamaan) puasa hari Arafah seperti puasa seribu hari (diluar hari Arafah),” (HR. Baihaqi).
Lafal niat puasa Tarwiyah dan Arafah
Sebagaimana puasa pada umumnya, waktu niat puasa Tarwiyah dan Arafah adalah pada malam hari, yakni dari terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar. Berikut lafadz niatnya:
1. Lafal niat puasa sunnah Tarwiyah, 8 Dzulhijjah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى
Artinya, “Saya berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari sunnah Allah ta’ala”.
2. Lafal niat puasa sunnah Arafah, 9 Dzulhijjah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Artinya, “Saya niat puasa sunnah Arafah esok karena Allah ta’ala”.
Jika seorang lupa niat di malam hari, maka ia boleh niat di siang harinya, yakni dari pagi hari sampai sebelum tergelincirnya matahari (waktu dzuhur), selagi belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Berikut lafal niat puasa Tarwiyah dan Arafah di siang hari:
1. Lafal niat puasa Tarwiyah di siang hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليًوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى
Artinya, “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah ta’ala”.
2. Lafal niat puasa Arafah di sing hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليًوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Artinya, “Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta’ala”.
Catatan: Bagi kaum muslimin yang memiliki tanggungan puasa Ramadhan juga disarankan untuk mengerjakannya pada hari Tarwiyah maupun Arafah dengan berniat puasa sunnah dan niat mengqhodlo’ puasa Ramadhan. Hal ini sebagaimana fatwa Ibnu Hajar dalam Fatawa al-Kubro :
يُعْلَمُ أَنَّ الْأَفْضَلَ لِمُرِيدِ التَّطَوُّعِ بِالصَّوْمِ أَنْ يَنْوِيَ الْوَاجِبَ إنْ كَانَ عَلَيْهِ وَإِلَّا فَالتَّطَوُّع, لِيَحْصُلَ لَهُ مَا عَلَيْهِ
Artinya, “Diketahui bahwa bagi orang yang hendak melaksanakan puasa sunnah, yang l ebih lebih baik baginya adalah juga berniat puasa wajib/qadha’ jika memang memiliki tanggungan puasa, tapi jika ia tidak memiliki tanggungan puasa, ia cukup berniat puasa sunnah saja. Hal ini agar ia mendapatkan apa yang ia niatkan”. (Ibnu Hajar al-Haitami, al-Fatawa al-Fiqhiyah al-Kubra, juz 3, hlm 152)
Penulis : Pusiri
Publisher : Fakhrul