Syaichona.net- Syaikh al-Haraniy mengatakan:
.وأكثر ما يفسد صلاة العامة تهاونهم بعلم الطمأنينة والعمل بها في أركان الصلاة
“Sesuatu yang merusak sholat kebanyakan masyarakat umum adalah meremehkan pengetahuan tentang Tuma’ninah dan pengamalannya dalam rukun-rukun sholat.
Rasulullah ﷺ bersabda:
.أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ؟ قَالَ: لاَ يُتِمُّ رُكُوعَهَا وَلَا سُجُوْدَهَا وَلاَ خُشُوْعَهَا
“Seburuk-buruknya manusia adalah orang yang mencuri shalatnya.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana seseorang mencuri dalam shalatnya?” Rasulullah ﷺ. menjawab, “Yaitu seseorang yang tidak sempurna ruku’, sujud dan khusyu’nya. (HR. Ahmad dan at-Thabrani).
Syaikh al-Hasan bin Muhammad Abdullah ath-Thayyibiy (w. 743 h), mencoba memberikan alasan terkait arti dhahir hadits di atas:
جعل جنس السرقة نوعين: متعارفا وغير متعارف، وهو ما ينقص من الطمأنينة والخشوع ثم جعل غير المتعارف أسوأ من المتعارف، ووجه كونه أسوأ أن السارق إذا وجد مال الغير قد ينتفع به في الدنيا ويستحل صاحبه أو يحد فينجو من عذاب الآخرة، بخلاف هذا فإنه سرق حق نفسه من الثواب وأبدل منه العقاب في العقبى.
“Pencuri itu terbagi menjadi dua: 1- Pencuri yang dikenal. 2- Pencuri yang tidak dikenal. Adapun pencuri yang tidak dikenal yaitu pencuri yang mengurangi Tuma’ninah dan khusyu’ (dan pencuri yang dikenal adalah maling yang mencuri harta orang lain). Lantas kenapa pencuri yang tidak dikenal itu justru dicap lebih bejat dari pada maling yang dikenal. Alasannya, karena pencuri (harta) ketika ia mencuri milik orang lain, kadang harta hasil curiannya digunakan pada kemanfaatan di dunia sehingga (ketika sang pemilik tahu) maka ia akan menghalalkannya atau ia di had (mendapat hukuman) di dunia sehingga ia selamat dari siksa di akhirat. Berbeda dengan pencuri ini (pencuri yang tidak dikenal), ia telah mencuri hak milik dirinya berupa pahala dan menggantinya dengan siksa di akhirat.
Sementara Syaikh Abdurauf al-Munawiy menambahkan sebuah Anekdot yang menarik untuk menggambarkan betapa naifnya orang yang sholatnya tidak sempurna lalu berharap bisa menyunting Bidadari surga:
.صلى رجل صلاة ولم يتم أركانها وقال اللهم زوجني الحور العين، فقال له أعرابي: بئس الخاطب أنت: أعظمت الخطبة وأسأت النقد
Ada seseorang yang sholat dan tidak menyempurnakan rukun-rukunnya. Selesai sholat orang itu berdoa:
“Ya Allah, berikan aku istri seorang Bidadari yang cantik jelita.”
Lantas seorang A’rabi (Arab pedalaman) berkata pada orang itu: “Sejelek-jeleknya orang yang meminang perempuan adalah Anda: Bagaimana tidak, Anda meminang perempuan yang agung, tapi mahar yang Anda berikan begitu hina.” Waallahu A’lamu
Penulis : Abdul Adzim
Publisher : Fakhrul
Referensi: ?????? ????????? ???????? ???? ???????? ??? ???? ??-?????? ??? ??? ??? ?????? ?????? ??-??????? ??-???????| ????? ??-????? ?????? ??-????’ ???-???????| ??-???????? ??-????????? ??-????? ???? ??-???????? ???-???????? ??-?????????? ??? 1 ??? 513).