Syaichona.net- Dari zaman ke zaman pasti dijumpai orang-orang yang menentang dan menganggap sesat ajaran sufistik Syaikh Abdul Qadir al-Jailani (W. 561 H) dan Imam al-Ghozali (W. 505 H), bahkan ada diantara mereka yang tidak segan mencaci-maki dengan bahasa yang kotor dan berani mengkafirkan duanya. Seakan mereka merasa lebih banyak hafalan al-Qur’an dan hadits serta lebih hebat keilmuannya dibanding Syaikh Abdul Qadir al-Jailani dan Imam al-Ghozali.
Terkait hal ini al-Habib Abdullah bin Alawiy bin Muhamad al-Haddad (W. 1132 H) dalam catatan kalam beliau yang diberi nama Tatsbitu al-Fuad menyampaikan:
ما رأيت مثل رجلين، أحدهما من أهل الباطن، والآخر من أهل الظاهر، يغبطهما أهل الباطن وأهل الظاهر، وهما الشيخ عبدالقادر والإمام الغزالي، نَسَبوا للشيخ عبدالقادر كتباً فيها أمور منكرة، واعترضوا على الإمام الغزالي وقالوا: لا تجوز مطالعة كتبه، حسداً منهم وعدوانا، وكانا في أماكن متسعة، تحصل فيها المنافسة والمباهاة، ولكن من مات لا عاد تذكره إلا بخير لأمور، أولها: إن النبي صلَّى الله عليه و آله وسلَّم قال: لا تذكروا مساويء موتاكم، واذكروا محاسنهم، والثاني: إنه رجع إلى الله، ومجازاته إنما هي عليه سبحانه، وهو كافيه، والثالث: إنك إذا خصصت أحداً بالإعتراض ربما تَجَرَّأَ أحد على الإنكار على أحد من أهل العلم لإنكارك على الأول، بل ينبغي إذا بلغك عن أحد ما تنكر، أن تقول كما قال النبي صلَّى الله عليه و آله وسلَّم: ما بال أقوام يفعلون كذا وكذا. وتقدم قوله: اثنان يغار منهما أهل الباطن، ويحسدهما أهل الظاهر، لأنهم إذا طعنوهما بمسلة طَعَنَاهم برمح: الشيخ عبدالقادر والإمام الغزالي.
“Aku tidak pernah menemukan padanan seseorang seperti dua orang laki-laki—salah satunya ahli batin dan yang lain ahli dhahir—yang membuat ahli batin dan ahli dhahir cemburu pada keduanya. Mereka berdua adalah Syaikh Abdul Qadir al-Jailani dan Imam al-Ghozali. Mereka orang-orang itu berani menyandarkan beberapa kitab yang berisi hal-hal yang mungkar kepada Syaikh Abdul Qadir al-Jailani dan menentang habis-habisan pendapat Imam al-Ghozali sembari dengan sombongnya mengatakan: “Dilarang membaca atau mengkaji kitab-kitab karya Imam al-Ghozali”. Karena dengki dan sebagai bentuk perlawanan mereka. Padahal keduanya memiliki kemampuan ilmu yang luas dan memadai, yang mampu mengalahkan lawan-lawannya dan dibanggakan semua orang tetapi orang yang telah mati tidak akan kembali dikenang kecuali dengan hal-hal yang baik.
Pertama, sesungguhnya Nabi ﷺ pernah bersabda: “Janganlah kalian menyebut-nyebut kejelekan orang-orang yang telah mati dari kalian dan kalian sebutlah kebaikan-kebaikannya.”
Kedua, dia telah kembali pada Allah ﷻ dan cukuplah balasan amal kebajikannya disisi Allah ﷻ.
Ketiga, jika kamu mengkhusukan pertentangan pada seseorang. Kadang akan melahirkan seseorang yang berani (ikut) mengingkari salah satu ahli ilmu akibat keingkaranmu yang pertama. Mestinya, jika terdapat sesuatu dari seseorang yang membuatmu mengingkari. Maka hendaklah engkau berkata sebagaimana yang disabdakan Nabi ﷺ: “Apa yang membuat orang-orang itu mengerjakan begini dan begini”.
Dan seperti yang telah disebut dibuka dari perkatakan al-Habib Abdullah al-Haddad: “Keduanya membuat cemburu ahli batin dan membuat dengki ahli dhahir” karena ketika mereka menikam keduanya dengan sebuah jarum, maka keduanya: Syaikh Abdul Qadir al-Jailani dan Imam al-Ghozali akan menikam mereka dengan tombak.”
Waallahu A’lamu
Penulis : Abdul Adzim
Publisher : Fakhrul
Referensi:
???????? ??-???? ???????? ?????? ??????? ??-?????? ??-???? ???????? ??? ?????? ??? ??????? ??-??????, ????? ??-?????, ??? 2 ??? 322-323.