Syaichona.net- Tidak ada yang memungkiri bahwa Kyai Fakhri (al-Maghfurlahu RKH. Fakhrillah Aschal) sangat dicintai oleh banyak kalangan. Terbukti di saat wafatnya, banyak sekali orang-orang berdatangan bak air mengalir untuk mengantarkan beliau pada tempat peristirahatan terakhirnya.
Bahkan sampai sekarang di ketiga hari pasca wafatnya, orang-orang tak henti-hentinya membanjiri Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Demangan tempat Kyai Fakhri tinggal, untuk berta’ziyah.
Kenapa Kyai Fakhri dicintai oleh segenap kalangan dan usia? Karena beliau terlebih dulu mencintai mereka melebihi cintanya kepada diri sendiri.
Kepada kalangan para ulama dan habaib Kyai Fakhri sangat tawadu’ dan menghormati. Dalam banyak acaranya, beliau sangat sering mendatangkan para habaib kondang untuk mengisi sebuah ceramah agama.
Untuk kalangan para kyai, Kyai Fakhri merangkul mereka kemudian dijadikan mitra dalam berdakwah. Sehingga para kyai yang dekat dengan beliau mendapatkan tugas masing-masing untuk tujuan dakwah. Ada yang dijadikan sebagai pengurus NU, pengurus Thariqah asy-Syadzili, pengurus Fakher’s Mania dan lain-lain. Berkat itu pula mereka jadi dikenal oleh masyarakat luas.
Sementara kepada teman-temannya yang sedari kecil bermain bersama beliau, mereka tetap beliau posisikan tetap sebagai teman tidak berubah dan diajak bersama untuk mengikuti dakwah beliau.
Hingga pada akhirnya mereka sendiri yang sungkan, sehingga memposisikan beliau sebagai guru sekaligus teman.
Kepada para santri, Kyai Fakhri sangat menyayangi, mendidik dan mengayomi layaknya anak sendiri. Sehingga para santri tidak ada yang khawatir untuk menghaturkan sebuah keperluan, baik untuk diri pribadinya atau untuk komunitasnya.
Syahdan, ada salah seorang santri dengan lancangnya datang menemui beliau di pendoponya . Lalu satri tersebut mengatakan, “Kiaeh, kauleh lok cocok dek caranah sampean se mulang ketab.” (Kyai, saya tidak cocok dengan caramu mengajar kitab)
Orang-orang yang mendengar penuturan santri tadi sangat geram, karena menganggapnya tidak tahu sopan santun. Bahkan orang yang mendengar cerita ini juga ikut marah dan geram, hingga ada yang berusaha mencari siapa santri tersebut.
Tapi Kyai Fakhri berbeda dengan orang-orang. Beliau mendengarkan semua penuturan dan keluh kesah santri “kurang ajar” tersebut dengan baik dan tanpa kerut dahi sekali pun, apalagi mau marah. Beliau malah tersenyum dengan senyum khasnya.
Sebab mungkin beliau menganggap, yang namanya santri memang belum punya banyak ilmu, termasuk ilmu tata krama. Mereka masih butuh belajar banyak untuk menjadi orang baik. Maka tidak butuh untuk dimarahi, sebaliknya mereka butuh disayang dan diarahkan.
Kepada siapa pun beliau selalu welcome dan tidak pernah menolak orang yang datang.
Meski hanya untuk kepentingan foto bersama, beliau juga menerima. Bahkan diajak selfi pun beliau bersedia, walau dalam keadaan genting karena dikejar waktu.
Seorang ulama besar, pengasuh pesantren besar juga keturunan seorang wali, masih mau-maunya diajak selfi. Semua itu tidak lebih, karena cintanya beliau kepada mereka tanpa membeda-bedakannya.
Beliau masukkan mereka semua di bawah bendera beliau bernama Fakher’s Mania tanpa pandang bulu.
Kyai Fakhri juga sangat sayang kepada anak-anak kecil. Setiap ada anak kecil yang dibawa oleh orang tuanya menghadap beliau, mereka akan dimanja, dielus-elus kepalanya dan didoakan. Sering kali juga diberi hadiah dan digendong oleh beliau.
Lantaran itu, anak saya yang masih umur lima tahun menangis sesenggukan ketika menonton video pemakaman beliau. Kemudian dia mengadu kepada saya, “Abi, aku nangis lihat videonya kyai yang mati. Aku kan sayang Kyai Fakhri.” Katanya dengan sedih.
Banyak sekali di antara kita yang mempunyai kenangan manis saat bersama beliau, sehingga tidak sulit untuk menemukan bukti nyata saat foto bersama, malah di sosmed banyak bertebaran.
Wajar kalau semuanya merasa kehilangan, sebab mereka ditinggalkan oleh beliau saat cinta itu tengah menghunjam dalam.
Semoga cinta ini menjadikan kita semua kelak dikumpulkan bersama beliau di surganya Allah. Amin…
Oleh : Shofiyullah El-Adnany
Publisher : Fakhrul