Syaichona.net- Sering kali berseleweran di sosmed, ketika ditemukan berita kasus perbutan mesum yang dilakukan oleh sebagian remaja-remaja kurang sopan yang kebetulan terjadi di kota Bangkalan misalnya, si pengunggah berita tersebut langsung menyebut “Katanya Bangkalan Kota Dzikir dan Sholwat, kok hal seperti itu masih terjadi?”
Artinya dia menyangkal, kalau Bangkalan masih tetap terjadi kasus seperti itu, buat apa ada label Kota Dzikir dan Sholawat? Atau label tersebut tidak ada gunanya.
Diresmikannya Bangkalan menjadi Kota Dzikir dan Sholawat, tidak berarti Bangkalan akan bersih sama sekali dari kemungkaran, karena “Sepanjang sejarah manusia, kemunkaran tak akan sirna, karena setan tak akan binasa sebelum kiamat tiba” kata Bang Haji Rhoma Irama.
Namun paling tidak, dengan itu kemunkaran bisa diminimalisir di Bangkalan.
Cita-cita RKH. Fakhrillah Aschal menjadikan Bangkalan kota Dzikir dan Sholawat memang sudah lama, namun tidak pernah keturutan.
Awalnya beliau berusaha lewat jalur peraturan daerah, PERDA, lewat sekolah-sekolah umum. Semisal dengan membuat peraturan wajib memakai kerudung bagi siswi, membaca doa dan shalawat ketika akan memulai belajar dll.
Hanya kata beliau “Keng karo a rapat maloloh, tapeh tak dik bedeh haselah”
Akhirnya beliau bertemu dengan al-Habib Syaikh bin Abdul Qadir as-Segaf, lalu habib memberikan arahan kepada beliau.
“Kalau sampean ingin menjadikan Bangkalan kota sholawat, jangan berjuang lewat jalur perda, tapi ajak masyarakat bershalawat sehingga mereka cinta dengan shalawat, dengan sendirinya nanti masyarakat yang akan menjadikan Bangkalan kota sholawat”
Dengan itu, beliau mulai memasyarakat sholawat dan mensholawatkan masyarakat. Siang malam tanpa lelah dan tanpa henti beliau mengumandangkan sholawat dari satu tempat ke tempat yang lain, bersama Ahbabul Musthafa dan Jam’iyah Tariqah asy-Syadziliyah binaan beliau.
Kira-kira tahun 2015 para kiai, santri dan masyarakat Bangkalan mengadakan demo damai, menuntut untuk diresmikannya Bangkalan menjadi kota sholawat.
Nampaknya perjuangan tersebut membuahkan hasil. Sebagian pejabat di Bangkalan ada yang mulai menanda tangani permohonan baiknya para kiai dan santri tersebut.
Singkat cerita, setelah itu resmilah Bangkalan sebagai kota sholawat. Kemudian ketika RKH. Fakhrillah Aschal soan ke Syaikh Muhammad bin Syaikh Ismail al-Yamani.
Beliau Syaikh Muhammad menambahkan “Jangan hanya sholawat, tapi ditambah dzikir dan shalawat.” Jadilah Bangkalan kota Dzikir dan Sholawat.
Kenapa harus kota Dzikir dan Sholawat? RKH. Fakhrillah Aschal menjelaskan, “Supaya ketika ditemui sebuah kemungkaran di Bangkalan, maka lebih mudah cara menegurnya kepada para pejabat-pejabat, karena sudah ada lebelnya (Kota Dzikir dan Sholawat)”
Dengan demikian, Bangkalan tidak akan mengizinkan acara-acara yang tidak sesuai dengan labelnya kota Dzikir dan Sholawat. Begitulah cara beliau menjalankan Amar Ma’ruf Nahi Munkar sekaligus.
Semoga perjuangan beliau oleh Allah dimudahkan, tercapai semua cita-citanya, diberi kesehatan dan kekuatan, dan dikarunakan kepada kami untuk bisa membantu perjuangan beliau. Amin
Oleh: Shofiyullah El-Adnany
Publisher : Fakhrul